• Selasa, 19 Agustus 2025

April 2024, Lampung Alami Inflasi 3,29 Persen, Fahrizal: Masih Dalam Range

Kamis, 02 Mei 2024 - 14.51 WIB
69

Kepala BPS Provinsi Lampung, Atas Parlindungan Lubis. Foto: Ist.

Kupastuntas.co,Bandar Lampung - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mencatat, pada bulan April 2024, inflasi Year on Year (y-on-y) Provinsi Lampung sebesar 3,29 persen. Dimana inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Lampung Timur sebesar 5,12 persen.

Kepala BPS Provinsi Lampung, Atas Parlindungan Lubis mengatakan, jika pada April 2024, terjadi inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Lampung sebesar 3,29 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sendiri sebesar 107,34. 

"Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Lampung Timur sebesar 5,12 persen dengan IHK sebesar 109,72 dan terendah terjadi Kota Bandar Lampung sebesar 2,39 persen dengan IHK sebesar 106,04," kata Atas saat memberikan keterangan, Kamis (2/5/2024).

Ia merincikan, jika inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks beberapa kelompok pengeluaran. Diantara kelompok makanan, minuman dan tembakau yang mengalami inflasi sebesar 8,07 persen.

"Kemudian kelompok pakaian dan alas kaki 3,48 persen, kelompok perumahan, air, listrik, bahan bakar rumah tangga 0,76 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,19 persen, kelompok kesehatan 0,71 persen," ujarnya.

Kemudian kelompok transportasi 0,44 persen, kelompok pendidikan 2,72 persen, kelompok penyediaan makanan minuman atau restoran 0,78 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 1,44 persen. 

"Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu informasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,42 persen dan kelompok rekreasi, olahraga dan budaya yang mengalami deflasi sebesar 0,18 persen," jelasnya.

Sementara itu, komoditas yang dominan memberikan andil atau sumbangan inflasi y-on-y pada April 2024, antara lain beras, bawang merah, bawang putih, daging ayam ras, sigaret kretek mesin (skm).

"Kemudian kopi bubuk, gula pasir, tomat, ayam hidup, ikan lele, emas perhiasan, sekolah menengah atas, ikan nila, telur ayam ras, sigaret kretek tangan, tarif air minum pam, sigaret putih mesin, akademi atau perguruan tinggi, upah asisten rumah tangga dan tarif jalan tol," sebutnya.

Sedangkan komoditas yang memberikan andil atau sumbangan deflasi y-on-y, antara lain terong, parfum, angkutan udara, ikan kembung, minyak goreng, makanan hewan peliharaan, cabai merah, telepon seluler.

"Kemudian cumi-cumi, pengharum cucian atau pelembut, tahu mentah, air kemasan, pir, tempe, bensin, vitamin, popok bayi sekali pakai atau diapers, daging sapi, ikan asin teri, dan ikan tongko," katanya.

Saat dimintai keterangan, Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Fahrizal Darminto mengatakan, jika inflasi di Lampung pada bulan April kemarin masih berada dalam range.

"Inflasi kita bulan kemarin masih dalam range yang dapat di toleransi. Inflasi itu biasa, kalau menjelang bulan puasa dia meningkat abis lebaran masih agak tinggi," kata Fahrizal.

Namun, ia menjelaskan, jika pihaknya akan terus menjaga agar inflasi di Lampung dapat dikendalikan salah satunya dengan memastikan ketersediaan stok dan jangkauan harga.

"Namun yang terpenting adalah kita jaga angka inflasi jangan sampai terlalu tinggi diluar range. Karena range kita 2,5 plus minus 1," jelasnya. (*)

Editor :