Diduga Anak Jadi Korban Bullying di Pesantren, Wali Santri Lapor ke Polres Lamtim
Kupastuntas.co, Lampung
Timur - Seorang wali santri mengadu ke Polres Lampung Timur, setelah mendengar
anaknya yang sedang menimba ilmu di pondok pesantren menjadi korban bullying.
Wali santri tersebut bernama Desi Irianti (43) warga Kelurahan Yosodadi,
Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.
Desi Irianti yang di
dampingi suaminya melaporkan persoalan tersebut, Senin (29/4/24) siang.
Laporan yang dituduhkan yaitu persoalan kekerasan yang dialami anaknya baik verbal
hingga kekerasaan fisik.
"Memang
kejadiannya sudah lama, pertama bulan September 2023 dan Februari 2024, yang
awal soal verbal dan yang kedua kekerasan fisik. Seharusnya pihak pondok
pesantren melaporkan kejadian tersebut kepada wali santri," kata Desi.
Korban yang mendapat
perlakuan kekerasan tersebut inisial FSA anak 13 tahun, akibat peristiwa yang
di alami bocah itu enggan kembali ke pondok pesantren karena trauma.
Kata Desi, anaknya
belajar di pondok pesantren Abu Dzar Al Ghifari di Kecamatan Batanghari,
Kabupaten Lampung Timur sudah berjalan satu tahun. Dirinya berharap setelah
adanya laporan dan tindakan dari polisi kedepan dunia pesantren khususnya
ponpes tempat anaknya belajar tidak akan terulang kembali perbuatan bullying.
"Tujuan kami agar
ada perhatian dari pengurus pondok kepada santrinya, apalagi santri yang masih
anak anak sangat rentan dengan persoalan kekerasan atau ejek-ejekan (verbal),"
kata perempuan 43 tahun itu.
Sementara itu saat
dikonfirmasi, melalui sambungan telpon pengurus Ponpes Abu Dzar Al-Ghifari.
Hafiz Wahidin menjelaskan memang ada persoalan yang dialami oleh santrinya.
Menurutnya, pihak
pengasuh pondok sudah mencoba untuk melakukan mediasi pada Jumat (26/4/2024),
bahkan pihak ponpes sudah memanggil pihak kepolisian Mapolsek Batanghari dan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak (PPA) Lampung Timur.
"Ternyata pas
hari Jumat Bu Desi ibu dari pelapor tidak hadir ke ponpes saat akan dilakukan
mediasi untuk mencari solusi persoalan tersebut," kata Hafiz Wahidin.
Sementara kata dia,
saat mediasi yang hadir hanya 4 wali santri dari yang diduga menjahili FSA.
Bahkan pondok juga mendokumentasikan berupa foto saat pertemuan itu.
"Artinya bukan
kami tidak menanggapi persoalan yang dikeluhkan Bu Desi tapi karena Jumat (tiga
hari lalu) Bu Desi tidak hadir maka kami tunda sementara menunggu selesai
ulangan anak-anak," kata Hafiz Wahidin. (*)
Berita Lainnya
-
Berkah Penjual Durian Lampung Timur di Momen Natal dan Tahun Baru
Sabtu, 28 Desember 2024 -
Libur Nataru, BNN Tes Urine Sejumlah Sopir Angkutan Melintas di Lampung Timur
Jumat, 27 Desember 2024 -
Belasan Tahun Rusak, Warga Labuhan Maringgai Lamtim Perbaiki Jalan Sepanjang 3 Km Secara Swadaya
Kamis, 26 Desember 2024 -
Senandung Misa Natal di Gereja Katolik Santo Petrus Lampung Timur
Selasa, 24 Desember 2024