• Jumat, 20 Juni 2025

Angka Prevalensi Stunting di 5 Daerah di Lampung Alami Kenaikan

Senin, 29 April 2024 - 14.51 WIB
725

Kepala Bappeda Provinsi Lampung Elvira Umihanni saat dimintai keterangan, Senin (29/4/2024). Foto: Ria/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Angka prevalensi stunting di lima daerah yang ada di Provinsi Lampung pada tahun 2023 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan angka prevalensi pada tahun 2022. 

Berdasarkan data prevalensi status gizi balita di Lampung, menurut hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023, daerah tersebut ialah Lampung Barat, Lampung Selatan, Lampung Tengah, Way Kanan dan Bandar Lampung.

Dimana data prevalensi stunting untuk tahun 2023, Lampung Barat 24,6 persen, Tanggamus 17,1 persen, Lampung Selatan 10,3 persen, Lampung Timur 14,2 persen, Lampung Tengah 16,7 persen, Lampung Utara 23,5 persen.

Kemudian, Way Kanan 22,7 persen, Tulang Bawang 9,8 persen, Pesawaran 10 persen, Pringsewu 15,8 persen, Mesuji 5 persen, Tulangbawang Barat 10,5 persen, Pesisir Barat 16,1 persen, Bandar Lampung 13,4 persen dan Metro 7,1 persen.

Sementara, tahun 2022 Lampung Barat 16,6 persen, Tanggamus 20,4 persen, Lampung Selatan 9,9 persen, Lampung Timur 18,1 persen, Lampung Tengah 8,7 persen, Lampung Utara 24,7 persen, Way Kanan 18,4 persen, Tulang Bawang 10,2 persen.

Kemudian, Pesawaran 25,1 persen, Pringsewu 16,2 persen, Mesuji 22,5 persen, Tulangbawang Barat 16,4 persen, Pesisir Barat 16,7 persen, Bandar Lampung 12,1 persen dan Metro 10,4 persen.

Sementara, untuk data secara keseluruhan angka prevalensi stunting di Lampung mengalami penurunan dari 15,2 persen pada tahun 2022 menjadi 14,90 persen pada tahun 2023.

Saat dimintai keterangan, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Lampung, Elvira Umihanni mengatakan, jika untuk daerah yang angka stunting nya masih tinggi akan mendapatkan perlakuan khusus.

"Untuk daerah-daerah yang angka nya masih tinggi, nanti akan ada perlakuan khusus. Kita tahu bawah daerah yang masih tinggi itu pembangunan SDM nya juga agak lambat," kata Elvira saat dimintai keterangan, Senin (29/4/2024).

Elvira mengatakan, jika pemerintah pusat menargetkan angka prevalensi stunting pada tahun 2024 ini ialah 14 persen. Sehingga penanganan stunting pada daerah-daerah yang masih tinggi akan berbeda dengan kabupaten/kota lainnya.

"Standarnya kan 14 persen, jadi nanti treatmentnya akan berbeda dengan kabupaten/kota yang lain. Baik itu program dari pusat, provinsi maupun daerah masing-masing," ujarnya.

Ia menyebutkan, akan ada program khusus dalam penanganan stunting dari Pemprov Lampung dan pemerintah pusat. Sehingga harapan nya seluruh kabupaten/kota bisa memenuhi standar prevalensi stunting 14 persen.

"Kita harapkan seluruh kabupaten/kota nanti bisa memenuhi standar itu. Dimana untuk penanganan stunting perlu dilakukan pendekatan secara spesifik dan sensitif," sebutnya.

Dimana untuk program yang bersifat spesifik seperti melakukan pendekatan secara langsung kepada masyarakat seperti pemberian vitamin kepada ibu-ibu yang tengah hamil.

"Sementara untuk yang pendekatan sensitif lebih diarahkan untuk menyasar lokus-lokus yang ditetapkan kabupaten/kota. Jadi penyasarannya yang kita lakukan lebih ketat lagi," ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, ia  menjelaskan jika untuk penanganan stunting sendiri diperlukan sinergi dari berbagai pihak terkait.

"Seperti BKKBN, Dinas Kesehatan, Bappeda, Dinas PPPA, IDI dan stakeholder terkait. Sehingga program nya akan benar-benar menyasar ke masyarakat," tutupnya. (*)

Editor :