Bahasa Inggris Akan Jadi Pelajaran Wajib Siswa SD
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) akan mewajibkan mata pelajaran bahasa Inggris untuk siswa sekolah dasar (SD).
Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbud Ristek, Anindito Aditomo mengatakan bahwa pelajaran bahasa Inggris akan menjadi mata pelajaran wajib mulai kelas 3 SD, Madrasah Ibtidaiyah (MI), atau satuan pendidikan lain yang sederajat.
Ia menjelaskan, nantinya pelajaran bahasa Inggris yang diterapkan bukan menekankan pada tata bahasa atau grammar, tetapi pada penggunaan bahasa Inggris untuk keperluan praktis seperti komunikasi dan mencerna informasi.
Meskipun demikian, Anindito mengatakan bahwa kebijakan tersebut tidak akan langsung diterapkan pada tahun ajaran 2024/2025.
“Pewajiban bahasa Inggris di SD, MI, atau satuan pendidikan sederajat akan berlaku mulai tahun ajaran 2027/2028. Jadi pemda dan sekolah punya waktu untuk melakukan berbagai persiapan,” tutur Anindito, baru-baru ini.
Menanggapi hal itu, Konsultan Senior Pendidikan Bahasa Inggris di Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan (PSPK), Itje Chodidjah mengapresiasi langkah Kemendikbud Ristek untuk mewajibkan pelajaran bahasa Inggris. Kurikulum Merdeka pada 2022 sudah merancang kurikulum bahasa Inggris yang diawali dengan pengembangan potensi dari SD.
Namun, dengan berbagai pertimbangan, belum ada pengumuman atau penyampaian bahwa pelajaran bahasa Inggris untuk SD diwajibkan.
Setelah berbagai diskusi dengan berbagai pihak, seperti kepala sekolah, guru, dan stakeholder lain, Kemendikbud Ristek akhirnya memutuskan untuk menerapkannya.
“Jadi sejak dua tahun yang lalu sebetulnya sudah merancang kapasitas guru bahasa Inggris untuk mengajar di SD. Jadi banyak sekali materi-materi untuk guru yang sudah disediakan. Tampaknya kali ini lebih teliti dalam menerapkan kebijakan,” ungkap Itje.
Guru-guru yang akan memberikan pelajaran bahasa Inggris sudah melakukan sejumlah pelatihan untuk bekal mengajar.
Selain itu, Itje menuturkan bahwa banyak ahli dan dosen yang ikut membantu guru untuk menerapkan kurikulum pelajaran bahasa Inggris untuk siswa SD nanti.
“Bayangan masyarakat itu, ini pelajaran formal yang anak-anak harus menghafalkan grammar. Nantinya penerapannya tidak akan seperti itu,” jelas Itje.
Itje juga mengatakan bahwa pada kurikulum bahasa Inggris, nantinya hanya akan mengenalkan pelajaran, bukan menguasai. Nantinya, siswa akan memiliki pandangan mengenai apa yang akan dipelajari dalam bahasa Inggris ketika lanjut ke jenjang yang lebih tinggi seperti SMP. (*)
Berita Lainnya
-
Mahasiswa UIN RIL Sabet Emas Kejuaraan Silat di Malaysia
Kamis, 21 November 2024 -
Rektor UIN RIL Prof Wan Jamaluddin Ikuti Rakernas Kemenag, Siap Jalankan Amanat Menag
Senin, 18 November 2024 -
Unila Dorong Inovasi Energi Berkelanjutan Melalui GWES
Senin, 18 November 2024 -
Mahasiswa Magister Hukum Keluarga Islam dan Dosen UIN Jadi Best Speaker di Konferensi Internasional UInSCof
Senin, 18 November 2024