• Minggu, 19 Mei 2024

Puluhan Nasabah KUR di Lamsel Ngaku Ditipu Calo Wanita Hingga Miliaran Rupiah

Kamis, 25 April 2024 - 18.11 WIB
1.7k

Puluhan Nasabah KUR BRI di Lamsel Ngaku Ditipu Calo Wanita Hingga Miliaran Rupiah. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Lampung Selatan - Puluhan warga Sidowaluyo, Kecamatan Sidomulyo, Kabupaten Lampung Selatan (Lamsel), mengaku ditipu calo hingga miliaran rupiah. Mereka juga mengeluh ditagih angsuran Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI beberapa bulan belakangan.

Dari data yang dihimpun kupastuntas.co, mulanya ada puluhan orang yang mengajukan pinjaman KUR ke BRI Cabang Sidomulyo melalui seorang calo wanita berinisial SS (Susilowati) pada tahun 2023 silam.

Jumlah pengajuan pinjaman pun bervariasi, mulai dari plafon pinjaman Rp30 juta, Rp50 juta bahkan hingga Rp500 juta dan semuanya dicairkan melalui seorang wanita inisial SS.

Parahnya, ada dua orang wanita inisial Sumaryati dan Kasiati mengaku kaget tidak pernah mengajukan pinjaman ke BRI Sidomulyo, namun sertifikat milik mereka dipinjam SS untuk mencairkan pinjaman KUR senilai Rp30 juta dan Rp500 juta.

Masalah makin rumit, karena SS sejak awal bulan Maret 2024 kabur membawa uang pinjaman KUR para korban yang nilai totalnya sekitar Rp2 miliar.

Saat dijumpai, korban Sumaryati bercerita mulanya pernah berencana mengajukan pinjaman ke BRI Sidomulyo namun tidak jadi lantaran persyaratan dinyatakan tidak lengkap.

"Awalnya saya mau mengajukan pinjaman Rp30 juta tapi disuruh oleh SS mengajukan Rp50 juta, setelah di survei pak Angga bulan November 2023, katanya tidak disetujui karena tidak sesuai dengan keadaan warung. Pas diminta sertifikat tanah oleh SS ya saya serahkan, tapi kondisi menyerahkan sertifikat seperti tidak sadar," akunya.

Selama sertifikat dipegang oleh SS, ia pun tidak pernah menanyakan kondisi sertifikat tersebut. Tiba-tiba, ia mendengar ramai kabar SS pergi meninggalkan rumah.

"Setelah mengetahui SS kabur dan orang ramai-ramai membicarakan SS, Saya pernah mencari sertifikat saya ke rumah SS namun tidak ada. Waktu itu saya penasaran dan menanyakan ke orang Bank BRI (Angga) melalui SMS, katanya berkas saya lengkap dan sudah cair Rp50 juta tanggal 4 Januari 2024 pengajuannya tanggal 3 Januari 2024 saya kaget," kata Sumaryati.

Sumaryati pun kebingungan, karena ia tak pernah mengurus pengajuan pinjaman ke Bank BRI. Malahan, ia ditagih oleh pihak bank agar membayar cicilan.

"Saya tidak pernah mengajukan pinjaman ke Bank BRI, masuk ke Bank BRI saja baru pertama kali karena dipanggil suruh bayar angsuran yang kedua besarnya hampir Rp2 juta," keluhnya.

Sumaryati menyebut, pihak dari Bank BRI Sidomulyo pernah mendatangi rumahnya di bulan puasa kemarin untuk menanyakan kronologis pinjaman yang tidak pernah ia ajukan.

"Yang penting sertifikat saya kembali, kalau soal angsuran sampai kapan pun saya tidak mau bayar karena saya tidak merasa mengajukan, meminjam apalagi tanda tangan," tegasnya.

Menurut Sumaryati, sekitar 23 orang mengadu menjadi korban SS. Ada yang tanda tangan sebelah, ada yang tidak tanda tangan bahkan sekali ada yang memakai jaminan sertifikat.

"Pokoknya setiap orang itu dicairkan hampir Rp50 juta, ada yang KUR, kalau saya Kupra, ada yang musiman macam-macam," terangnya.

Berbeda dengan apa yang dialami Kasiati, ia bercerita hanya dipinjami sertifikat oleh SS untuk mengajukan pinjaman KUR BRI mengatasnamakan M yang tak lain adalah suami dari SS.

"Pertama adik saya meminjam sertifikat untuk mengajukan pinjaman lalu saya jawab tidak mau nanti ketahuan suami, kemudian adik bilang ini bisa diajukan tanpa sepengetahuan suami. Akhirnya saya setujui mengajukan pinjaman Rp10 juta namun oleh SS diajukan Rp50 juta, nanti digunakan bersama separuh-separuh Rp25 juta lalu pinjaman tersebut cair," ujar Kasiati.

Kasiati yang sudah membayar angsuran Rp750 ribu selama 1 tahun 2 bulan tidak mengajukan pinjaman melalui bank tapi melalui SS. Bahkan, pencairan uang pinjaman pun melalui rekening SS di tarik melalui BRIlink dan tanpa ada berkas yang ditandatangani.

"Baru dua bulan ini saya tahu sertifikat saya diajukan pinjaman cair Rp400 juta, ceritanya SS ini mau top up pinjaman tapi harus mengagugkan 2 sertifikat milik suami SS atas nama M dan sertifikat saya. Cair pinjaman Rp350 juta uangnya digunakan SS dan saya Rp50 juta setelah angsuran berjalan 1 tahun di top up lagi oleh SS Rp500 juta," lanjut Kasiati.

Kasiati kaget bukan kepalang saat tahu SS kabur, ia pun langsung berusaha mencari keberadaan SS namun nihil. Setahunya, SS ini seorang calo pinjaman meski namanya di Bank BRI tidak ada. Kasiati juga pernah didatangi oleh pihak Bank BRI lalu diminta membuat surat pernyataan kronologis kejadian pinjaman.

"Saya takut rumah saya disita bank. Harapannya, kasus ini cepat selesai," ungkapnya.

Saat akan dikonfirmasi terkait hal itu, salah seorang pegawai Bank BRI KCP Unit Sidomulyo, Angga, belum bisa dihubungi kupastuntas.co melalui sambungan telefon maupun WhatsApp(*)