• Minggu, 17 November 2024

Proyek Jembatan 5,6 M di Sidomulyo Lampura Diduga Bermasalah, Belum Rampung Sudah Serah Terima

Kamis, 18 April 2024 - 13.35 WIB
248

Tampak kondisi jembatan gantung di Sidomulyo Lampura yang belum jadi tapi sudah diserah terimakan. Foto: Riki/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Utara - Proyek pembangunan jembatan gantung bernilai Rp5,6 Miliar di desa Sidomulyo Kecamatan Bukit Kemuning diduga bermasalah pasalnya pekerjaan yang telah diserahterimakan masih juga tak kunjung selesai.

Proyek yang berasal dari Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Provinsi Lampung telah serah terima (PHO) pada 20 Desember 2023 lalu namun pekerjaan Talut Penahan Tanah (TPT) dan Rabat Beton belum selesai.

Berdasarkan pantauan dilapangan selain rabat beton belum selesai masih juga ditemukan sisa material dilokasi pekerjaan dan diduga penggunaan material besi dinding pembatas dengan kualitas rendah.

Belum lagi pemasangan dilineator sebagai rambu lalulintas dipasang dibadan jalan dan telah terjadi kerusakan pada pondasi jembatan.

"Lihat saya bang, timbunan TPT dan drainase mulai longsor bahkan saat pengerjaan pondasi dilakukan secara manual tanpa memakai ready mix padahal bentang jembatan itu sekitar 60 meter khawatirnya tidak kuat," jelas warga sekitar yang enggan disebutkan namanya.

Salah satu warga Sidomulyo, Alwansyah (47) mengeluhkan tanjakan jalan sangat curam dan tidak dilakukan penanganan teknis sehingga membahayakan keselamatan pengendara yang melintas.

"Kalau musim hujan tanjakan dan turunan yang menghubungkan jembatan itu sangat curam terlebih musim hujan, rabat nya sangat licin dan sulit dilewati karena kalau rem gak baik maka bisa langsung masuk jurang," jelas Alwan, Kamis (18/04/2024).

Menanggapi hal itu pengawas lapangan pekerjaan, Dedi Eko Wibowo membenarkan bahwa PHO pekerjaan telah dilakukan 20 Desember silam dan dirinya tidak membantah pekerjaan itu belum sepenuhnya selesai.

"Ada beberapa pekerjaan belum rampung namun rekanan telah meminta tambahan waktu (addendum) selama 50 hari kerja namun disetujui atau tidak saya tak paham," jelas Dedi.

Masih kata dia, mulai dari pekerjaan rabat beton dan TPT yang diduga belum selesai, dirinya mengatakan bahwa pekerjaan tersebut tidak ada didalam RAB dan gambar rencana kerja.

"Bronjong memang tidak dianggarkan karena ada pemangkasan nilai pagu anggaran dari 7 M lebih menjadi Rp 5,6 miliar," jelasnya.

Dedi juga menambahkan untuk menghindari longsor, akan dipasang atau ditancapkan bambu untuk menahan tanah.

“Bronjong itu memang tidak ada pekerjaannya. Kalau Rabat Beton dan TPT hanya di arah Sidomulyo saja yang dikerjakan, kearah Dusun Halampam sebenarnya tidak ada, itu hanya tambahan dari pemborongnya. Lampu Tenaga Surya juga tidak ada, itu dulu pas perencanaannya, karena ada pengurangan anggaran jadi tidak ada (realisasi) pekerjaan,” pungkasnya. (*)