• Kamis, 05 Desember 2024

Kunjungan Wisatawan ke TNWK Lamtim Capai 500 per Hari Saat Libur Idul Fitri 2024

Minggu, 14 April 2024 - 16.07 WIB
136

Seorang pengunjung lokasi wisata TNWK saat berikan makanan terhadap gajah jinak. foto: Agus/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Timur - Selama libur hari raya Idul Fitri 2024, jumlah wisatawan yang masuk ke lokasi wisata Taman Nasional Way Kambas (TNWK) rata-rata 500 pengunjung per hari.

Humas Balai TNWK, Sukatmoko mengatakan, dari data tiket masuk selama H+1 hingga H+6, jumlah pengunjung rata-rata 500 orang per hari.

Sementara paket wisata yang dijual terhadap pengunjung yakni, swa foto bersama gajah dengan lokasi yang sudah di desain sedemikian rupa dengan jumlah 4 titik pos, setiap pos ada gajah jinak yang sudah disiapkan berikut tempat bersantai bersama keluarga.

Pengunjung juga bisa melakukan interaksi langsung dengan gajah dengan kegiatan memandikan gajah, pengunjung juga bisa memberikan makan gajah dengan jenis makanan yang sudah di siapkan pengelola Balai TNWK.

"Jenis makan yang kami siapkan berupa tebu, pisang dan jenis jenis buah yang disukai oleh gajah. Pengunjung bisa membeli dengan harga paketan seharga 10 ribu," kata Sukatmoko.

Pengunjung yang hendak masuk ke lokasi wisata tersebut lanjutnya, harus mengeluarkan uang sebesar Rp40.000 per orang, dari biaya tersebut digunakan untuk Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP), jasa parkir kendaraan, dan biaya naik kendaraan yang disiapkan pengelola wisata.

Ia mengungkaplan, pengunjung tidak bisa membawa kendaraan pribadi masuk ke lokasi wisata yakni tepatnya di Pusat Konservasi Gajah (PKG), sehingga kendaraan pengunjung di parkir di tempat yang sudah disediakan sebanyak dua kantong parkir.

Kantong parkir dipusatkan di Desa Labuhanratu 9 dan Labuhanratu 7. Sebenarnya ada tiga kantong namun satu kantong di Desa Labuhanratu 6 tidak melayani jasa wisata. Jarak dari Labuhanratu 9 menuju PKG sepanjang 9 kilo meter sementara Labuhanratu 7 menuju PKG berjarak 3 kilo meter.

"Makanya kami sediakan tempat parkir dan kendaraan penghantar pengunjung, sehingga dibukanya wisata TNWK juga ada manfaatnya positif untuk sebagian warga desa penyangga secara ekonomi selama libur Idul Fitri," terang Sukatmoko.

Objek wisata TNWK dibuka untuk umum dengan skema berbeda dengan tahun sebelumnya, dari persoalan hiburan yang di sajikan dan pengaturan jumlah pengunjung, lokasi wisata juga harus steril dari kendaraan bermesin.

Tujuan perubahan skema untuk tetap melindungi wilayah konservasi dari polusi, mengutamakan gajah untuk tidak di eksploitasi sehingga konservasi tetap terjaga.

"Untuk waktu wisata pengelola membuka dari pagi pukul 08.00 hingga sore pukul 15.00 WIB," pungkasnya. (*)