• Rabu, 08 Januari 2025

74 Kasus Kekerasan Terjadi di Lamtim Selama 2023, Didominasi KDRT dan Seksual

Senin, 01 April 2024 - 15.13 WIB
145

Ilustrasi

Kupastuntas.co, Lampung Timur - Bentuk kekerasan yang terjadi di Lampung Timur seperti kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan kekerasan seksual, dua kasus tersebut yang sering terjadi sehingga anak-anak dan perempuan menjadi korbannya.

Seperti yang baru saja terjadi di Desa Bandaragung, Kecamatan Bandar Sribhawono, seorang suami bernama Sugito nekat membacok istrinya. Dan Sugito pun berakhir tragis karena meregang nyawa setelah meminum racun. Namun motif dibalik nekatnya pria 60 tahun itu belum terkuak.

Data yang didapat kupas tuntas, selama 2023 kasus kekerasan terjadi sebanyak 74 kasus. KDRT sebanyak 20 kasus, seksual 36 kasus serta sisanya dibagi diberbagai jenis kasus lain. Sementara kasus keganasan Sugito merupakan kasus perdana bentuk KDRT di tahun 2024 ini.

"Rata-rata selama kami mendampingi persoalan KDRT dipicu persoalan ekonomi keluarga. Dimana ketika keluarga berada dititik terendah persoalan ekonomi, maka sangat rentan dengan terjadinya kekerasan. Korbannya bisa istri atau anak," kata Pemerhati Anak dan Perempuan, wilayah Lampung Timur, Rumiatun. Senin (1/4/2024).

Rumiatun mengatakan, pemerintah harus benar memperhatikan persoalan KDRT, bentuk dari perhatian dimaksud tentu melakukan mitigasi secara serius bagaimana agar peristiwa KDRT benar-benar minim terjadi.

Jika persoalannya dipicu tentang ekonomi keluarga, seperti pendapatan seorang suami yang minim dan seorang istri yang tidak memiliki pekerjaan. Pemerintah bisa berperan bagaimana menciptakan atau memberdayakan seorang perempuan dengan memberikan sebuah ketrampilan UMKM.

"Tolong diperdayakan para istri yang tidak punya pekerjaan, tujuannya untuk meringankan beban suami yang memiliki penghasilan minim. Jika ekonomi keluarga terbangun, kemungkinan besar peristiwa KDRT akan turun," ujarnya.

Sebatas memberikan sosialisasi tentang bahayanya KDRT, tentang hukum, dan sebagainya tidak menjadi solusi tepat. Yang tepat mendata keluarga ekonomi rendah lalu di berdayakan agar memiliki inovasi yang menghasilkan rupiah untuk mencukupi kebutuhan hidup.

"Sosialisasi juga penting tapi tidak akan menjadi solusi utama jika tidak di barengi dengan tindakan real oleh pemerintah, seperti memberikan sentuhan langsung secara nyata kepada keluarga yang dinilai rawan KDRT," pungkas Rumiatun.

Sementara, Ketua UPTD PPA Lampung Timur, Rusdi memberikan data tahun 2023 peristiwa kekerasan terjadi sebanyak 74 kasus. Dengan jenis kasus berbeda, namun yang mendominasi KDRT dan Seksual. Korban mayoritas anak dan perempuan.

Diharapkan di tahun 2024 peristiwa kekerasan akan berkurang, PPA akan selalu melakukan sosialisasi terkait persoalan kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan seksual, tentu objek yang menjadi sasaran utama sosialisasi yaitu tempat tempat sekolah.

"Kami terus berupaya memberikan pemahaman tentang bahayanya dan dampak buruknya kekerasan didalam rumah tangga. Kami juga selalu memberikan pemahaman kepada anak anak remaja untuk menjauhi hal hal yang memicu terjadinya kekerasan seksual," kata Rusdi. (*)

Editor :