• Kamis, 28 November 2024

Januari-Maret 2024, 144 Kasus DBD Terjadi di Lambar

Selasa, 26 Maret 2024 - 14.19 WIB
46

Ilustrasi

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Pemerintah Kabupaten Lampung Barat melalui Dinas Kesehatan mencatat sepanjang Januari-Maret 2024 terjadi 144 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang tersebar di sembilan kecamatan yang ada di kabupaten setempat.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Lampung Barat dr Widyatmoko Kurniawan melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Ira Permatasari mengatakan Januari ada 60 kasus, Februari 45 kasus dan Maret 39 kasus.

Ira menambahkan ratusan kasus itu tersebar di sembilan Kecamatan yakni Puskesmas Kecamatan Buay Nyerupa sebanyak 41 kasus, Puskesmas Lumbok Seminung 30 kasus, Puskesmas Kebun Tebu 29 kasus.

"Kemudian Puskesmas Fajar Bulan 18 kasus, Puskesmas Sumber Jaya 6 kasus, Puskesmas Pagar Dewa 4 kasus, Puskesmas Sekincau 3 kasus dan Puskesmas Kenali Kecamatan Belalau 1 kasus," kata dia, Selasa (26/3/2024).

Ia menambahkan kasus DBD di Bumi Beguai Jejama Sai Betik itu mengalami peningkatan seiring dengan perubahan iklim yang terjadi beberapa waktu terakhir, selain itu mobilitas masyarakat ke daerah penyumbang kasus juga berpengaruh.

Ia menambahkan, perlu adanya kasadaran masyarakat untuk mendukung pemberantasan kasus DBD di Bumi Beguai Jejama Sai Betik, hal itu bisa dilakukan dengan berbagai upaya pencegahan yang bisa dilakukan.

"Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 1 minggu sekali, 3M Plus (menguras, Menutup, mengubur) dan upaya pencegahan gigitan serta perkembangan nyamuk, karena fogging bukan pilihan utama dalam penanggulangan DBD," jelasnya.

Untuk memaksimalkan pemberantasan kasus DBD pemerintah kabupaten Lampung Barat juga telah menyiapkan berbagai strategi penanggulangan dengan melakukan sosialisasi gerakan masyarakat massal berkelanjutan.

Lalu langkah antisipasi melaksanakan gerakan serentak pencegahan dan pengendalian DBD dengan kegiatan PSN dengan cara PSN-3M PLUS secara continue setiap minggu di lingkungan rumah, sekolah, kantor, tempat-tempat umum.

"Dengan cara menguras/membersihkan tempat-tempat yang bisa menjadi tempat penampungan air, seperti bak mandi, ember penampungan air, penampung lemari es, tatakan dispenser, dan lain-lain," sambungnya.

Lalu menutup rapat tempat-tempat penampungan air, seperti drum, tong air, dan lain-lain, memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD.

"Bisa menabur bubuk larvasida, menggunakan obat nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, mengatur cahaya ventilasi rumah dan hal lain," imbuhnya.

Upaya lain dengan melibatkan setiap kepala keluarga/rumah dalam pemeriksaan, pemantauan, dan pemberantasan jentik nyamuk melalui PSN 3M PLUS, menunjuk salah salu anggota keluarga untuk menjadi Jumantik dalam rangka menggalakkan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (Juru Pemantau Jentik).

"Memantau peningkatan kasus DBD di wilayah masing-masing dan segera melakukan intervensi langsung jika terjadi peningkatan, disamping upaya pencegahan secara rutin melalui PSN, mengaktifkan kembali Pokjanal DBD," jelasnya.

"Melalui forum ini semua langkah komunikasi, koordinasi dan kolaborasi dapat dilakukan oleh segenap jajaran Pemerintah Daerah, Provinsi/Kabupaten/Kota, lintas sektor dan masyarakat guna mengantisipasi peningkatan kasus dengue (DBD) ," pungkasnya. (*)