Harga Jagung di Pringsewu Terjun Bebas Dari 6500 Jadi 2700 Perkilo, Petani Menjerit
Kupastuntas.co, Pringsewu
- Petani jagung di Kabupaten Pringsewu menjerit lantaran harga jagung kering
yang terjun bebas yakni dari Rp6500 menjadi Rp2700 perkilogram.
Salah satu petani
jagung di Pekon (Desa) Fajar Baru, Kecamatan Pagelaran Utara, Kabupaten
Pringsewu, Mulian mengatakan, tadinya harga jagung kering Rp6500 perkilogram.
Namun menjelang musim panen turun menjadi Rp4000 perkilogram.
"Mendekati bulan
puasa kemarin turun lagi, dan sekarang ini harga jagung kering kembali turun
menjadi Rp2700 perkilogram," ujar Mulian, Senin (25/3/24).
Menurutnya, kondisi
harga ini membuat petani jagung menjerit karena bisa jadi tidak balik modal.
"Untuk satu hektar butuh biaya Rp8 juta yang sudah terkondisikan dan itu
diluar biaya tidak terduga," jelasnya.
Sedangkan dari luas
satu hektar menghasilkan sekitar 7 ton
jagung itupun kalau tanahnya subur dan tidak terkena penyakit yang
mengakibatkan buah jagung busuk. "Selama ini dalam harga normal aja kalau
tanaman terkena penyakit bisa nombok apalagi saat ini harga terjun bebas,"
tukasnya.
Petani jagung lainnya
menuding penyebab harga jagung terjun bebas akibat adanya kebijakan pemerintah
yang mengimpor jagung untuk di distribusikan kepada peternak termasuk di
Lampung.
Menyikapi hal diatas
Ketua DPRD Pringsewu Suherman mengatakan pemerintah harus hadir untuk mengatasi
anjloknya harga jagung.
"Sekarang petani
di Pringsewu banyak beralih menanam jagung, jika harganya anjlok bagaimana nasib mereka belum lagi
harga pupuk mahal dan kuota subsidi dikurangi," imbuhnya.
Menurut Suherman,
solusinya pemerintah wajib mencari tau penyebab anjloknya harga jagung apakah
memang gara-gara adanya impor jagung atau justru ada yang bermain dengan harga.
Pj Bupati Pringsewu
Marindo Kurniawan saat dimintai tanggapannya mengatakan belum mengetahui informasi terkait anjloknya
harga jagung di Pringsewu.
"Kapan itu, akan
kita cek dulu datanya, instansi terkait Dinas Pertanian dan Dinas Koperindag
akan mengecek kenapa hal itu bisa terjadi," kata Marindo.
Disinggung apakah
dengan adanya impor jagung 16.873 ton yang diterima Lampung yang akan
disalurkan ke peternak pada bulan Maret ini menjadi penyebab anjloknya harga
jagung, Marindo mengatakan bukan itu masalahnya.
"Itu kebijakan
secara Nasional, sabar dulu, bukan itu masalanya," tandasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Pesan Menohok Kapolres Pringsewu kepada Pemilih Pilkada 2024
Selasa, 26 November 2024 -
Polres Pringsewu Terjunkan 196 Personel Jaga 628 TPS Pilkada Serentak
Senin, 25 November 2024 -
Budidaya Anggur Menggeliat, Kementan Tetapkan Pringsewu Sebagai Kota Anggur
Senin, 25 November 2024 -
Masuk Masa Tenang Pilkada 2024, Ketua Bawaslu Pringsewu: Tolak Politik Uang dan Politisasi SARA
Minggu, 24 November 2024