• Rabu, 27 November 2024

Harga Jagung di Pringsewu Terjun Bebas Dari 6500 Jadi 2700 Perkilo, Petani Menjerit

Senin, 25 Maret 2024 - 12.59 WIB
260

Petani di Pringsewu saat memanen jagung ditengah harga yang terjun bebas. Foto: Manalu/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Pringsewu - Petani jagung di Kabupaten Pringsewu menjerit lantaran harga jagung kering yang terjun bebas yakni dari Rp6500 menjadi Rp2700 perkilogram.

Salah satu petani jagung di Pekon (Desa) Fajar Baru, Kecamatan Pagelaran Utara, Kabupaten Pringsewu, Mulian mengatakan, tadinya harga jagung kering Rp6500 perkilogram. Namun menjelang musim panen turun menjadi Rp4000 perkilogram.

"Mendekati bulan puasa kemarin turun lagi, dan sekarang ini harga jagung kering kembali turun menjadi Rp2700 perkilogram," ujar Mulian, Senin (25/3/24).

Menurutnya, kondisi harga ini membuat petani jagung menjerit karena bisa jadi tidak balik modal. "Untuk satu hektar butuh biaya Rp8 juta yang sudah terkondisikan dan itu diluar biaya tidak terduga," jelasnya.

Sedangkan dari luas satu hektar  menghasilkan sekitar 7 ton jagung itupun kalau tanahnya subur dan tidak terkena penyakit yang mengakibatkan buah jagung busuk. "Selama ini dalam harga normal aja kalau tanaman terkena penyakit bisa nombok apalagi saat ini harga terjun bebas," tukasnya.

Petani jagung lainnya menuding penyebab harga jagung terjun bebas akibat adanya kebijakan pemerintah yang mengimpor jagung untuk di distribusikan kepada peternak termasuk di Lampung.

Menyikapi hal diatas Ketua DPRD Pringsewu Suherman mengatakan pemerintah harus hadir untuk mengatasi anjloknya harga jagung.

"Sekarang petani di Pringsewu banyak beralih menanam jagung, jika harganya  anjlok bagaimana nasib mereka belum lagi harga pupuk mahal dan kuota subsidi dikurangi," imbuhnya.

Menurut Suherman, solusinya pemerintah wajib mencari tau penyebab anjloknya harga jagung apakah memang gara-gara adanya impor jagung atau justru ada yang bermain dengan harga.

Pj Bupati Pringsewu Marindo Kurniawan saat dimintai tanggapannya mengatakan  belum mengetahui informasi terkait anjloknya harga jagung di Pringsewu.

"Kapan itu, akan kita cek dulu datanya, instansi terkait Dinas Pertanian dan Dinas Koperindag akan mengecek kenapa hal itu bisa terjadi," kata Marindo.

Disinggung apakah dengan adanya impor jagung 16.873 ton yang diterima Lampung yang akan disalurkan ke peternak pada bulan Maret ini menjadi penyebab anjloknya harga jagung, Marindo mengatakan bukan itu masalahnya.

"Itu kebijakan secara Nasional, sabar dulu, bukan itu masalanya," tandasnya. (*)