• Kamis, 09 Januari 2025

Pembeli Rela Antre Berjam-jam Demi Es Kelapa Muda di Way Jepara Lamtim

Jumat, 22 Maret 2024 - 17.04 WIB
114

Warung khusus es degan sederhana yang ramai pembeli di Kecamatan Way Jepara, Lampung Timur. Foto: Agus/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Timur - Pembeli es kelapa muda atau es degan di Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur (Lamtim) rela mengantre hingga Berjam jam.

Karena banyaknya pembeli, pedagang es kelapa muda hingga membuat nomor antrean, sebab jika tidak disiasati seperti itu akan berebut lebih awal.

Peristiwa unik itu terjadi di warung es degan milik Alek, warung khusus es degan sederhana itu berada di Desa Braja Sakti, Kecamatan Way Jepara, tepatnya samping kiri kantor kecamatan. Sehari Alek bisa menghabiskan 300 buah kelapa muda.

Menurut Alek, meskipun di luar bulan ramadan dirinya mengaku sehari bisa menghabiskan kelapa muda hingga 300. Namun karena di bulan Ramdan pembeli berdatangan waktu yang hampir sama, antara jam 15.00 hingga 17.00 WIB.

"Kalau beli bareng waktunya mungkin karena untuk keperluan buak, makanya saya siasati dengan memberi nomor antrean jika tidak sering berebut, justru saya yang kebingungan," kata Alek, saat ditemui, Jumat (22/3/2024).

Alek mengaku beberapa hari ini, banyak pembeli yang tidak kebagian bukan karena kehabisan kepala nya melainkan waktunya tidak cukup. Padahal Alek menjual dengan harga Rp10 ribu per kelapa seperti yang lainnya.

Pengakuan seorang pembeli Mardianto, dari pukul 15.30 hingga pukul 16.20 belum juga bisa dilayani karena nomor antrean yang di dapat nomor 78, sementara pukul 16.20 Alek baru melayani di nomor urut 45.

"Antre bener, pembeli datang ambil nomor tinggal pergi, ada juga yang nunggu, saya dapat nomor 78 sudah hampir satu jam belum bisa dilayani," kata Mardianto.

Herannya kata dia, pedagang es kelapa muda banyak di seputaran pasar Way Jepara, seperti di pinggir jalan lintas tapi tidak seramai milik Alek harganya pun sama Rp10 ribu per kelapa. Bukan hanya Mardianto pembeli lain juga mengaku heran.

"Sudah banyak yang datang tapi tidak kebagian karena sudah banyak yang ngantre seperti mau berobat tempat dokter pakai nomor antrean," terang Mardianto sambil tertawa. (*)