• Sabtu, 03 Mei 2025

Berikut Langkah Pemprov Lampung Turunkan Angka Kemiskinan Ekstrem

Rabu, 20 Maret 2024 - 14.14 WIB
203

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Lampung, Elvira Umihani saat diwawancarai awak media Rabu (20/3/2024). Foto: Ria/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mencatat terdapat 13 provinsi di Indonesia yang memiliki tingkat kemiskinan ekstrem tinggi.

Angka kemiskinan ekstrem di Indonesia per Maret 2023 berada diangka 1,12 persen. Angka tersebut turun sebesar 0,92 persen poin apabila dibandingkan dengan kondisi pada Maret 2022.

Sementara tingkat kemiskinan ekstrem di 13 provinsi termasuk Lampung masih berada di atas level 1,12 persen. Angka kemiskinan ekstrem Lampung pada Maret 2023 berada di angka 11,11 persen.

Saat dimintai keterangan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Lampung, Elvira Umihani, mengakui jika benar kemiskinan ekstrem didaerah setempat masih diatas nasional.

"Angka kemiskinan di Lampung masih diatas nasional, tapi kecepatan penurunan angka kemiskinan di Lampung lebih tinggi daripada laju penurunan kemiskinan nasional," katanya saat dimintai keterangan, Rabu (20/3/2024).

Ia menargetkan jika dalam waktu dua hingga tiga tahun kedepan angka kemiskinan ekstrem di Lampung bisa terus turun sehingga bisa berada dibawah angka nasional.

"Dua atau tiga tahun lagi angka kemiskinan kita bisa sama atau bisa lebih rendah dari nasional. Lampung ini semakin baik, mulai dari program nya hingga capaian indikator makro nya," sambungnya.

Pada kesempatan tersebut Elvira menjelaskan jika kemiskinan merupakan masalah yang kompleks sehingga dalam penanganan nya juga harus melibatkan banyak sektor.

"Termasuk bangun jalan yang menghubungkan antar pusat produksi dengan pasar itu juga jadi program penanggulangan kemiskinan. Ini salah satu program yang sifatnya makro," kata dia.

Selain itu ia juga memaparkan jika program elektronik Kartu Petani Berjaya (e-KPB) merupakan bagian dari upaya penanggulangan kemiskinan pada sektor pertanian dalam artian luas.

"Kita memberikan bantuan bibit, memudahkan petani mendapatkan pupuk dan obat-obatan. Sehingga ini akan membuat usaha tani nya lebih maju dan berkembang sehingga meningkatkan pendapatan petani," paparnya.

Elvira mengatakan jika kemiskinan ekstrem di Lampung masih didominasi oleh masyarakat yang berada di pedesaan ketimbang masyarakat yang berada di perkotaan.

"Kemiskinan di pedesaan masih tinggi daripada kemiskinan di perkotaan. Sehingga kita ada program pemberdayaan BUMDes. Itu sebagai lembaga ekonomi di tingkat desa yang juga bisa mempercepat upaya penanggulangan kemiskinan," imbuhnya.

Pada kesempatan tersebut Elvira memaparkan jika kemiskinan memiliki jenis nya sendiri sehingga harus ada tahap identifikasi untuk kemudian mencarikan program kerja sebagai solusi.

"Misal miskin karena tingkat pendidikan rendah berarti bagaimana membuka akses pendidikan lebih luas. Dia miskin karena sakit berarti akses kesehatan nya juga harus sampai. Apa lagi UHC di Lampung sudah 98,9 persen," katanya.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, persentase penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 11,11 persen, menurun 0,33 persen poin terhadap September 2022 dan menurun 0,46 persen poin terhadap Maret 2022.

Jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per kapita di bawah Garis Kemiskinan) pada Maret 2023 sebesar 970,67 ribu orang, kondisi ini lebih baik dibandingkan kondisi pada Bulan September 2022 yang mencapai 995,59 ribu, turun 24,92 ribu orang.

Jumlah penduduk miskin turun 31,74 ribu orang terhadap Maret 2022 sebesar 1002,41  ribu orang.

Pengeluaran per kapita penduduk di bawah garis kemiskinan pada Maret 2023 tercatat sebesar Rp559.011,- per kapita per bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan daerah Perkotaan sebesar Rp610.614, per kapita per bulan dan garis kemiskinan daerah perdesaan sebesar Rp534.575, per kapita per bulan. (*)