• Senin, 05 Mei 2025

Konflik Harimau di Lambar, Warga Diimbau Berbagi Ruang Dengan Satwa

Senin, 18 Maret 2024 - 14.36 WIB
108

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung Yanyan Ruchyansyah saat dimintai keterangan, Senin (18/3/2024). Foto: Ria/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Harimau Sumatera yang menewaskan dua orang warga Kabupaten Lampung Barat hingga saat ini belum berhasil di tangkap oleh tim satuan tugas (satgas).

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Yanyan Ruchyansyah mengatakan, jika tim satgas masih terus melakukan upaya agar Harimau tersebut bisa secepatnya ditangkap.

"Harimau masih dicari dan saat ini masih dilakukan pencarian. Kalau kemarin kita pasang kandang jebak, kalau sekarang sudah ada sniper," kata dia saat dimintai keterangan, Senin (18/3/2024).

Ia mengatakan jika sampai saat ini setidaknya sudah ada tiga kasus konflik antar manusia dan harimau yang terjadi di Kabupaten Lampung Barat.

"Memang penyerangannya berada di sekitar kebun. Ini indikasi nya harimau jantan dewasa yang sudah terusir dari teritorialnya. Namun secara teknis harus digali lagi, tapi indikasi awal ya seperti itu," katanya.

Menurut Yanyan konflik antara manusia dan harimau tersebut terjadi di kawasan hutan. Sehingga masyarakat terus didorong untuk dapat bermitra lebih baik dengan hewan.

"Dua kejadian didalam kawasan hutan, untuk masyarakat bermitra dengan satwa liar butuh effort lebih. Karena itu di kawasan taman nasional dan itu sudah dilakukan dengan kawan-kawan TNBBS," kata dia.

"Bermitra itu mendorong agar masyarakat dapat bermitra lebih baik dengan hewan. Sebetulnya kalau lebih baiknya masyarakat untuk tidak berada disana, karena itu kan sudah terbukti ada serangan dari Harimau," sambungnya

Sehingga ia mengatakan jika masyarakat dan juga satwa harus dapat berbagi ruang sehingga tidak akan ada yang dirugikan di kemudian hari.

"Yang jelas kita harus mau berbagi ruang. Jadi ada ruang yang kita biarkan agar satwa bisa terus hidup namun ada juga ruang yang bisa kita manfaatkan. Kesadaran itu ada di manusia," paparnya.

Seperti diketahui konflik harimau dengan manusia ini membuat ratusan warga Pekon (desa) Gunung Ratu, Kecamatan Suoh, Lampung Barat membakar kantor Perlindungan dan Pelestarian Alam (PPA) Balai TNBBS.

Aksi itu diduga terjadi lantaran warga geram konflik harimau yang menewaskan dua orang petani tak kunjung selesai.

Konflik satwa liar ini telah menimbulkan korban jiwa sebanyak 2 orang, yakni Sahri (28) warga Dusun Peninjauan, Pekon (desa) Bumi Hantati, Kecamatan Bandar Negeri Suoh. Kemudian Gunarso (47), warga Pekon Sumber Agung.

Sedangkan korban lainnya yakni Samanan (41) warga Pekon Sukamarga mengalami luka parah di kepala akibat terkaman harimau. (*)