• Senin, 05 Mei 2025

Sekda Lampung: Inflasi 3,28 Persen Masih Kategori Aman

Rabu, 13 Maret 2024 - 17.28 WIB
67

Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Fahrizal Darminto. Foto: Ria/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Provinsi Lampung masuk sepuluh daerah dengan inflasi terbesar secara nasional, dengan tingkat inflasi pada Februari 2024 secara year on year (y-on-y) sebesar 3,28 persen.

Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Fahrizal Darminto mengatakan angka inflasi Lampung sebesar 3,28 secara y-ony masih dalam kategori yang aman.

"Inflasi kita secara y-on-y 3,28 nilainya masih dalam range, karena tahun ini target kita kan 2,5 plus minus 1. Sebetulnya ini kalau dilihat angkanya masih aman," jelasnya. Rabu (13/3/2024).

Menurut nya beberapa komoditas yang dominan menyumbang inflasi ialah beras, cabai merah, bawang putih, tomat dan gula pasir.

"Untuk pengendalian harga kita kerjasama dengan Bulog. Jadi kita mengisi jika ada kekurangan suplai maka akan kita isi dan kita akan pantau operasi pasar sesuai kondisi perkembangan harga supaya tidak terlalu tinggi," katanya.

Fahrizal Darminto mengatakan, jika pihaknya terus melakukan pemantauan terhadap indeks perkembangan harga (IPH) terlebih saat ramadhan hingga hari raya Idhul Fitri.

"Kita terus memantau indeks perkembangan harga, karena pasti setiap tahun menjelang puasa dan Idhul Fitri ada peningkatan kebutuhan masyarakat," ujarnya saat dimintai keterangan di Kantor Diskominfotik.

Menurutnya inflasi yang terjadi di Lampung merupakan inflasi yang berasal dari bahan pangan. Sehingga selain melakukan keterjangkauan harga, pihaknya jug memastikan ketersediaan stok.

"Kalau harga meningkat, maka suplai nya harus tetap kita jaga," imbuhnya.

Namun pada kesempatan tersebut Fahrizal mengatakan jika berdasarkan neraca perdagangan pangan, stok komoditas yang ada di Lampung dipastikan dalam kondisi yang aman.

"Berdasarkan data neraca pangan yang dihitung oleh Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung kita aman. Dari jumlah produksi dikurangi jumlah konsumsi," paparnya. (*)