Sejumlah Ketua Parpol di Lampung Gagal Dalam Pileg 2024

Foto: Ist.
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Sejumlah ketua partai politik di Lampung gagal duduk di kursi legislatif pada kontestasi pemilihan legislatif (Pileg) 2024.
Berdasarkan data yang dihimpun kupastuntas.co, Ketua parpol yang kalah dalam kontestasi pileg itu diantaranya Ketua DPW PKS Lampung, Ahmad Mufti Salim dengan 30.936 suara, kemudian ketua DPD Demokrat Lampung, Edy Arif Irawan dengan 30.810 suara.
Lalu Ketua DPW Partai Perindo, Brigjen TNI (Purn) Toto Jumariono memperoleh 3.282 suara. Ketua Partai Gelora Lampung, Samsani 2.482 suara. Selanjutnya Ketua Partai Hanura Lampung Mukhti Shoheh 728 suara.
Lalu Ketua PPP Lampung, Supriyanto 20.966 suara. Ketua PSI Lampung, Azitriaz Tiza dengan 5.051 suara, Ketua Partai Ummat, Abdullah Fadri Auli perolehan 394 suara.
Melihat fenomena tersebut, pengamat politik dari FISIP Universitas Lampung, Bendi Juniantara mengatakan, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan ketua parpol gagal duduk di kursi legislatif.
"Pertama, efek sistem elektoral terbuka memberikan ruang yang besar bagi rakyat memilih pilihan terbaik dari pilihan yang ada. Rakyat dapat menilai secara langsung dari apa yang dia ketahui selama ini dengan kandidat kandidat tersebut. Latar belakang hingga kapabilitasnya, artinya derajat keterwakilan jauh lebih kuat," kata Bendi, Selasa, (12/3/2024).
"Meskipun disisi lain, sistem ini jadi tantangan bagi caleg, karena tanpa ada hubungan yang kuat, tidak memahami konstituen dan kondisi wilayah, maka akan sulit caleg tersebut mendapat dukungan," sambungnya.
Kemudian lanjut Bendi, kompetisi antar kader partai tentunya sangat kuat dikarenakan tiap kader memiliki tingkat keterpilihan yang tinggi.
"Kompetisi antar kader ketat, artinya masing masing kader juga memiliki tingkat dukungan atau keterpilihan tinggi," ujarnya.
Kemudian, pengamat Politik dari Pusat Studi Konstitusi dan Kepemiluan IAIN Metro, Ahmad Syarifudin mengatakan, faktor kekalahan para ketua partai itu disebabkan karena adanya sistem pemilu terbuka.
"Itu karena sistem pemilu proporsional terbuka. Kalau proporsional tertutup pasti akan beda cerita," kata Ahmad.
Menurutnya, sebagai Ketua partai politik tentu dapat menentukan nomer urut para caleg, tetapi pertarungan memang di desain secara terbuka, sehingga kader partainya memiliki kesempatan yang sama untuk duduk di kursi legislatif.
"Ketua itu kalau di internal partai menentukan siapa yg dicalonkan dan membagikan nomor urut. Tapi dengan sistem proporsional terbuka pertarungan memang didesain terbuka. Saingannya bukan hanya dengan calon dari partai lain tapi juga dengan kader partai sendiri," tuturnya.
Kemudian, akademisi Hukum Tata Negara Unila, Budiyono mengatakan, kekalahan ketua partai politik akibat dari sistem pemilu yang memilih calonya bukan partai politiknya.
"Sehingga ketokohan serta pengenalan publik terhadap calon lebih menyebabkan calon terpilih. Sehingga, ketua partai yang bukan merupakan tokoh dan tidak terkenal di publik bisa tidak terpilih, selain itu menunjukan bahwa mesin partai tidak bekerja untuk kemenangan partai," kata Budiyono.
Saat di konfirmasi Ketua DPW PKS Lampung Ahmad Mufti Salim yang gagal nyaleg dengan perolehan 30.936 suara mengaku bersyukur telah berkontribusi pada kontestasi Pileg 2024.
"Alhamdulillah sudah ikut berkontribusi untuk terjaganya 1 kursi DPR RI PKS, dari Dapil Lampung 2," kata Mufti Salim.
Setelah pileg ini kata Mufti Salim, DPW PKS Lampung dalam proses menyambut pemilihan kepada daerah (Pilkada) serentak 2024. "Mulai konsolidasi menyambut Pilkada serentak," ujarnya.
Dia mengatakan, baik dirinya maupun setiap kader punya potensi untuk ditugaskan pada kontestasi pilkada 2024.
"Setiap kader PKS, siap menjalankan amanah yang diputuskan Partai," bebernya.
Terpisah, Ketua DPW Hanura Lampung, Mukti Shoheh yang juga gagal dalam kontestasi pileg dengan memperoleh 728 suara mengatakan, dalam kontestasi pileg harus siap menang dan siap kalah.
"Yah namanya berpolitik dalam politik itu menang dan kalah. Siap menerima apapun konsekuensinya," kata Mukti.
Setelah pileg 2024 berakhir, partai Hanura Lampung katanya, telah siap menyambut pilkada dengan mendelegasikan kader-kader terbaik partainya.
"Masih ada pilkada. Harus fokus lagi untuk membangun daerah dan program-program pastinya. Kalau saya belum (maju Pilkada), mungkin kader-kader saja seperti ketua DPC pesawaran Heksus dan Sekretaris DPC Hanura Waykanan Doni Ahmad (maju Pilkada)," pungkas Mukti. (*)
Berita Lainnya
-
PLN Mendapat Apresiasi atas Respons Cepat Pulihkan Kelistrikan di Layanan Publik Bali
Minggu, 04 Mei 2025 -
Pelantikan Pengurus Parsibona Provinsi Lampung Periode 2025-2028, Jansen Sitorus: Langkah Nyata Menuju Organisasi yang Mendunia
Minggu, 04 Mei 2025 -
APBN di Lampung Triwulan I 2025 Defisit Rp5,21 Triliun, Turun 9,55 Persen Secara Tahunan
Minggu, 04 Mei 2025 -
Asrian: Posisi Petani Singkong Lemah Karena Pasar Cenderung Terbatas
Minggu, 04 Mei 2025