• Rabu, 27 November 2024

DPRD Pringsewu Minta Dinkes Gerak Cepat Tanggulangi Kasus DBD yang Terus Meningkat

Jumat, 08 Maret 2024 - 11.10 WIB
120

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pringsewu, Anton Subagiyo. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Pringsewu - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pringsewu, Anton Subagiyo meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat untuk gerak cepat menanggulagi kasus Demam berdarah dengue (DBD) yang terus meningkat.

Anton Subagiyo juga menyayangkan tidak adanya koordinasi antara pemerintah desa, KUPT Puskesmas dan Dinas Kesehatan terkait korban DBD di Kabupaten Pringsewu.

"Saya kira Dinas Kesehatan lalai, sudah ada dua korban di Pekon Wates dan tadi pagi satu warga Bulurejo, Kecamatan Gadingrejo bernama Suyanto meninggal dunia, seharusnya sedia payung sebelum hujan," kata Anton Subagiyo, Jumat (8/3/24).

Ketua Fraksi Golkar ini meminta agar jajaran UPT (Puskesmas Wates) dievaluasi kemudian tim pemerintah harus turun bersama sama memberikan edukasi tentang bahaya nyamuk DBD. 

"Mohon kerja jangan di meja saja berikan kenyamanan kepada masyarakat harus turun ke bawah, bagikan bubuk Abate ke warga dan harus ada gerakan membunuh nyamuk DBD secara bersama," imbuhnya.

Seharusnya, harus ada gerakan cepat untuk wilayah Gadingrejo Rejo, Bulu Rejo, Pekon Mataram dan Pekon Wates. "Di wilayah ini kasus DBD meningkat jadi harus cepat ditangani kerahkan itu para bidan desa 

mohon kerjasama dari semuanya  karena kesehatan itu nomor satu," tegasnya.

Dia juga meminta BPJS gratis untuk masyarakat yang kena DBD dimana semua pasien yang dirawat di rumah sakit dan puskesmas dikafer PBI APBD.

"Pemerintah harus hadir dalam situsasi seperti ini dan sekali lagi saya meminta kerja nyata Dinas Kesehatan dalam menangani kasus DBD di Bumi Jejama Secancanan," tandasnya.

Menanggapi hal itu, Kadinkes Pringsewu Purhadi melalui Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Herlambang mengatakan, pihaknya sudah berupaya maksimal dalam menangani DBD baik itu beruapa edukasi PSN maupun pencegahan serta tindakan langsung terhadap pasien DBD.

Menurutnya, bicara tentang DBD ada dua hal penting, pertama menangani orang sakit yang terkena DBD serta menangani penyebabnya.

"Penyebabnya adalah nyamuk yang berasal dari jentik dan tempat jentik nyamuk banyak dirumah warga jadi tidak mungkin petugas Dinkes bisa memberantas disetiap rumah warga oleh karena itu dibutuhkan kesadaran masyarakat," kata Herlambang

DBD kata dia, merupakan penyakit menular secara tidak langsung berbeda dengan Covid -19. "Setiap pasien yang datang ke Puskesmas dengan gejala panas langsung di screning DBD. Sekarang pemeriksaan antigen DBD, serelogis untuk DBD dll sudah lengkap di puskesmas dan logistik penanganan DBD sampai saat ini masih aman," ungkapnya.

Pihaknya juga melakukan pemantauan jentik nyamuk secara berkala, edukasi PSN dan PE. Bahkan Dinkes ada link khusus internal untuk memantau perkembangan kasus DBD (real time) setiap jam. "Sampai saat ini jumlah kasus DBD di Pringsewu 258 kasus satu pasien meninggal," bebernya.

"Dulu ada orang postif Covid tidak mau mengaku, sekarang kalau ada orang panas, demam mengaku DBD. Dan belakangan ini ada beberapa yang meninggal dikaitkan dengan DBD sementara hasil pemeriksaan masih suspec belum masuk kategori positif DBD," pungkasnya. (*)