• Sabtu, 27 Juli 2024

Harga Telur Ayam Melejit, Pengusaha Kue di Lamtim Menjerit

Jumat, 01 Maret 2024 - 18.06 WIB
80

Seorang pekerja di kandang ayam petelur, sedang menyusun telur yang hendak di distribusikan ke pelanggan. Foto: Agus Susanto/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Timur - Kenaikan harga telur ayam di Kabupaten Lampung Timur (Lamtim) tentu berdampak pada pelaku usaha pembuat kue yang bahan bakunya banyak menggunakan telur.

Berdasarkan pantauan kupastuntas.co, sampai saat ini, Jumat (1/3/2024) harga telur tembus Rp32 ribu per kilogram.

Salah seorang pedagang di Pasar Way Jepara, Tina mengaku kenaikan harga telur dari Rp28 ribu per kilogram menjadi Rp32 ribu sudah empat hari.

Tina mengaku dirinya membeli telur dari peternak sudah Rp30 ribu per kilogram, maka dia menaikan 2 ribu per kilogramnya.

Dampak dari kenaikan harga telur lanjut perempuan 36 tahun itu, yakni pengurangan daya beli jika sehari bisa terjual 10 kilogram, selama empat hari belakangan hanya 7 kilogram, namun dipastikan kebutuhan telur masih cukup.

Salah seorang pengusaha kue rumahan, di Kecamatan Mataram Baru, Vina mengaku dengan naiknya harga telur dirinya juga menaikan harga kue, rata-rata per jenis dinaikan dari Rp5 ribu hingga Rp10 ribu.

Meskipun telur mahal, dirinya harus tetap belanja karena telur menjadi bahan baku untuk pembuatan kue. Sementara menjelang idul Fitri banyak pesanan, bahkan di awal puasa dirinya sudah memproduksi untuk memenuhi permintaan pelanggan.

"Tapi kalau seandainya bulan puasa harga telur ras bisa tembus Rp35 ribu keatas per kilo maka Vina lebih baik beralih membeli telur bebek sama sama mahal tapi kualitas lebih bagus untuk pembuatan kue," ungkapnya.

Sementara salah seorang pengusaha ayam petelur, Roni warga Bandar Sribhawono mengatakan, naiknya harga telur dikarenakan biaya operasional juga mengalami kenaikan baik dari harga pakan hingga pendistribusian seperti naiknya harga BBM.

"Kami menaikan harga telur menyesuaikan kondisi operasional kami, terutama harga pakan dan biaya pendistribusian. Kalau upah pekerja tidak naik," kata Roni tanpa menyebutkan harga kenaikan pakan. (*)