• Senin, 05 Mei 2025

Rumah Warga di Way Dadi Kebanjiran, Diduga Dampak Pembangunan Proyek PT HKKB

Rabu, 28 Februari 2024 - 15.56 WIB
199

Tampak lingkungan di Kelurahan Way Dadi, Kecamatan Sukarame, Kota Bandar Lampung lokasi tempat proyek PT HKKB disebut sempat kebanjiran dampak dari pembangunan proyek. Foto: Sri/Kupastuntas.co

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Sejumlah rumah warga yang berada di Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Way Dadi, Kecamatan Sukarame, Kota Bandar Lampung kebanjiran pada Sabtu (24/2/24) kemarin.

Banjir tersebut diduga akibat timbunan tanah proyek yang dilakukan oleh PT. Hasil Karya Kita Bersama (HKKB) di bekas lahan hutan kota di wilayah setempat.

Marna, salah satu warga yang rumahnya terkena banjir pada Sabtu lalu mengatakan puluhan tahun tinggal di Way Dadi Sukarame tidak pernah mengalami banjir.

"Tapi kemarin disini banjir setinggi lutut orang dewasa, dan baru pertama kali banjir, kalau dulu gak banjir. Karena dulu kalau di depan situ ada pohon yang bisa menahan banjir," ucap dia, saat ditemui Kupastuntas,co, Rabu (28/2/2024).

Marna mengaku, banjir tersebut karena ada timbunan tanah oleh PT. HKKB, selain itu saat hujan kemarin tembok pagar yang mengelilingi timbunan tanah itu jebol sehingga menimbulkan banjir.

Ia berharap, meski nantinya jadi dibangun perumahan, pihak pengembang harus memikirkan bagaimana agar rumah warga di sekitar lokasi tidak kebanjiran.

"Tapi kalau tidak bisa atasi banjir ini ya kita minta jangan ada pembangunan," pintanya.

Hal yang sama disampaikan, Pemilik toko obat ‘Sami Sehat’ yang bangunannya tepat dibelakang tembok yang jebol.

Menurutnya, pada hari Sabtu dan Minggu di lokasi itu banjir hampir setinggi lutut orang dewasa, tak hanya air tapi lumpur juga masuk ke dalam rumah.

"Tapi kemarin untungnya barang-barang elektronik dan lainnya kita singkirkan ke tempat yang aman. Sehingga tidak ada kerusakan," kata dia.

Ia juga menyampaikan, banjir baru kali ini terjadi, karena timbunan tanah dari proyek itu jebol.

Ketika ditanya, apakah setuju dengan akan dibangunnya perumahan dan ruko di depan tokonya itu, Ia mengaku tidak setuju.

"Kalau saya pribadi tidak setuju, karena wahana yang dulunya untuk tempat olah raga dan hutan kota kini berubah," kata dia. (*)