• Selasa, 06 Mei 2025

Lima Komoditas Pangan Jadi Penyumbang Inflasi Saat Ramadhan dan Lebaran

Jumat, 23 Februari 2024 - 16.16 WIB
46

Ilustrasi

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mencatat terdapat lima komoditas pangan yang kerap kali menyumbang inflasi pada saat bulan ramadhan dan idul fitri.

Kepala BPS Provinsi Lampung, Atas Parlindungan Lubis mengatakan, jika kelima komoditas tersebut ialah telur ayam ras, daging ayam ras, minyak goreng, bawang merah dan cabai rawit.

"Kelima komoditas tersebut adalah yang paling sering menjadi penyumbang inflasi saat bulan ramadhan dan juga idul fitri selama empat tahun terakhir ini," kata Atas Parlindungan saat dimintai keterangan, Jum'at (23/2/2024).

Atas menyebutkan jika pada ramadhan tahun 2024 ini, komoditas beras dan juga cabai merah perlu menjadi perhatian. Hal tersebut karena dalam satu tahun terakhir komoditas tersebut telah memberikan andil inflasi y-on-y tertinggi.

"Beras memberikan andil 0,8287 persen sedangkan cabai merah memberikan andil inflasi y-on-y sebesar 0,6096 persen. Dan hingga saat ini komoditas tersebut ada sinyal terjadi kenaikan termasuk cabai rawit dan telur ayam ras," jelasnya.

Pada kesempatan tersebut ia memaparkan jika inflasi di Lampung pada Januari 2024 minus 0,19 persen. Beberapa komoditas yang berkontribusi didalam pembentukan deflasi ialah cabai merah, cabai rawit, daging ayam ras, telur ayam ras dan ikan kembung.

"Cabai merah memang menjadi komoditas yang pedas saat ini. Harganya agak meningkat dan ada sinyal bahwa inflasi di bulan Maret nanti, komoditas cabai merah ada sinyal akan memberikan andil," jelasnya.

Untuk komoditas cabai merah jika dibandingkan dengan tahun yang lalu, bukan penentu yang tertinggi  didalam pembentukan inflasi. Namun masuk kedalam lima besar komoditas yang membentuk inflasi.

"Tidak hanya cabai dan beras saja, tetapi komoditas lainnya ada potensi untuk membangkitkan inflasi. Tetapi pada prinsipnya ini biasa, karena menjelang ramadhan dan hari raya idul fitri beberapa komoditas memang mengalami kenaikan harga yang dipicu oleh meningkat nya konsumsi masyarakat," jelasnya.

Namun ia mengatakan jika sejak empat tahun terakhir pada periode April dan Mei yang bertepatan dengan ramadhan dan idul fitri, inflasi di Provinsi Lampung sangat terkendali.

"Pada tahun 2020 mengalami deflasi 0,17 persen, 2021 deflasi 0,17 persen, 2022 inflasi 0,86 persen dan 2023 terjadi inflasi 0,30 persen. Artinya masih sangat terkendali. Selama empat tahun terakhir situasi IHK di Lampung benar-benar sangat terkendali," kata dia.

Menurutnya, pemerintah daerah masih memiliki waktu beberapa minggu menjelang ramadhan untuk segera melakukan pengendalian harga komoditas yang sering memicu inflasi.

"Kita masih punya waktu menjelang ramadhan ini, arti nya pengendalian harga di beberapa komoditas yang sering kali sebagai pemicu inflasi ini tentu masih bisa dioptimalkan untuk dikendalikan," tutupnya. (*)