• Kamis, 28 November 2024

Dua Warga Lambar Tewas Diterkam Harimau Sumatera, Sulki: Masyarakat Jangan Pergi ke Kebun Sore Hingga Malam

Jumat, 23 Februari 2024 - 08.09 WIB
172

Sahri, warga Desa Bumi Hantatai, Kecamatan Bandar Negeri Suoh, Lambar, ditemukan tewas diduga diserang Harimau di kebun miliknya. Jasad korban ditemukan pada Kamis (22/2/2024) pukul 02.00 WIB. Foto: Ist

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Dalam dua minggu terakhir, sudah ada dua warga di Kabupaten Lampung Barat (Lambar) tewas diterkam Harimau Sumatera. Masyarakat diimbau untuk waspada dan membatasi melakukan aktivitas di perkebunan yang berbatasan langsung dengan kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS).

Korban pertama yang tewas diterkam Harimau Sumatera adalah Gunarso warga Pemangku (Dusun) Sumber Agung II, Pekon (Desa) Sumber Agung, Kecamatan Suoh, Lambar, pada Kamis (8/2/2024) lalu.

Saat itu, korban pamit kepada keluarganya pergi ke kebun sekitar pukul 09.00 WIB. Namun, hingga sore korban tidak juga pulang ke rumah. Karena merasa khawatir, lalu pihak keluarga berinisiatif mencari korban di lahan perkebunan yang mereka garap.

Dalam pencarian tersebut, akhirnya korban ditemukan namun sudah dalam kondisi meninggal dunia. Tubuh korban dalam kondisi tercabik-cabik pada bagian dan kepala. Warga menduga korban telah menjadi korban terkaman Harimau.

Peratin (Kepala Desa) Sumber Agung, Joko Purnomo membenarkan korban meninggal diduga karena diserang harimau. "Iya benar, ada jejak kaki (Harimau) dan ada jejak darah yang tercecer di sekitar lokasi. Sehingga warga menduga kuat korban menjadi korban serangan harimau," katanya.

Berselang dua minggu kemudian, Sahri warga Desa Bumi Hantatai, Kecamatan Bandar Negeri Suoh (BNS),  Lambar, juga ditemukan tewas diduga diserang Harimau di kebun miliknya. Jasad korban ditemukan pada Kamis (22/2/2024) pukul 02.00 WIB.

Kapolres Lambar, AKBP Ryky Widya Muharam melalui Kapolsek Suoh, Iptu Edward Panjaitan mengatakan, berdasarkan keterangan keluarga sebelum kejadian korban pamit pergi ke kebun.

Namun, hingga petang korban tak kunjung pulang. Lalu, pada pukul 17.00 WIB keluarga berinisiatif mencari korban. Dalam pencarian itu, sempat ditemukan tangki semprot milik korban dalam kondisi rusak.

"Kemudian keluarga korban langsung melapor ke kepala Dusun Peninjauan dan ke aparat Pekon Bumi Hantatai serta Polsek Suoh," kata Edward, Kamis (22/2/2024).

Selanjutnya, tim gabungan bersama masyarakat melakukan pencarian korban di sekitar lokasi kejadian. Hujan yang turun membuat pencarian sempat ditunda. Pencarian dilanjutkan sekitar pukul 23.00 WIB setelah hujan reda.

“Tim gabungan yang mencari korban terdiri dari Polsek Suoh, Resor Kehutanan, Satgas Sahabat Satwa Lembah Suoh dan mitra WCS dibantu Warga dan keluarga korban. Barulah sekitar pukul 02.00 WIB korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia sekitar 300 meter dari kebun miliknya dengan organ tubuh yang sudah tidak utuh," jelasnya.

Edward menerangkan, berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan petugas medis Puskesmas BNS terungkap korban meninggal dunia diduga karena terkaman binatang buas. Saat ditemukan, korban sudah tidak memiliki paha bagian kanan dan ada bekas gigitan taring di bagian leher.

Kepala TNBBS Resort Suoh, Sulki mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tidak pergi ke kebun di waktu sore hingga malam hari. Sebab waktu tersebut merupakan jam-jam rawan munculnya Harimau.

"Masyarakat diminta waspada dan hati-hari ketika berada di kawasan hutan dan area jelajah Harimau. Hindari aktivitas pada saat jam-jam Harimau aktif muncul pada jam 3 sore sampai 9 malam. Dan jangan melakukan aktivitas sendiri," kata Sulki.

Ia menyarankan kepada warga jika bertemu Harimau agar jangan membelakangi dan upayakan harus berhadapan untuk meminimalisir hal-hal buruk yang akan terjadi.

Sulki mengatakan, BKSDA akan turun ke lokasi warga diserang Harimau tersebut untuk menindaklanjuti permasalahan konflik satwa buas yang terjadi di wilayah setempat.

"Tim BKSDA turun hari ini dan akan membawa peralatan lengkap termasuk perangkap satwa untuk mengevakuasi satwa yang diduga kerap meneror warga untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," ungkapnya.

Ia menerangkan, berdasarkan analisa tim BBTNBBS Bidang Wilayah II Liwa, Resort Suoh bersama tim WRU serta tim gabungan lainnya, Harimau yang kerap meneror warga jumlahnya lebih satu ekor.

“Hal itu berdasarkan jejak kaki Harimau yang ditemukan di dua lokasi berbeda dan hasil kamera trap yang terpasang di lokasi  Gunarso (47) warga Pemangku Sumber Agung yang tewas diserang Harimau,” paparnya.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lambar juga mengimbau masyarakat di Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh (BNS) untuk membatasi melakukan aktivitas di kebun.

Kepala DLH Lambar, M Henri Faisal menyarankan masyarakat tidak melakukan aktivitas di kebun saat jam rawan tepatnya pada sore hingga malam hari. Saat ini, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan pihak terkait menindaklanjuti permasalahan konflik satwa dan manusia tersebut.

"Kita mengimbau masyarakat agar tidak melakukan aktivitas di kebun pada sore hingga malam hari. Saat ini warga harus lebih waspada dan berhati-hati saat menjalankan aktivitas di kebun," kata Henri.

"Kita juga terus berkoordinasi dengan pihak BKSDA dan TNBBS Resort Suoh untuk mencarikan solusi untuk mengatasi permasalahan ini," sambungnya. (*)

Artikel ini telah terbit Surat Kabar Harian Kupas Tuntas Edisi Jumat, 23 Februari 2024 dengan judul "Dua Warga Lambar Tewas Diterkam Harimau Sumatera, Sulki: Masyarakat Jangan Pergi ke Kebun Sore Hingga Malam"

Editor :