• Selasa, 29 April 2025

Penurunan Produksi Jadi Salah Satu Faktor Kenaikan Harga Cabai Merah di Lampung

Kamis, 22 Februari 2024 - 15.06 WIB
212

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Lampung, Bani Ispriyanto. Foto: Dok/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Penurunan jumlah produktivitas cabai merah di sejumlah daerah sentra pertanian di Lampung ditengarai menjadi salah satu penyebab naiknya harga cabai yang sudah berlangsung sejak beberapa hari terakhir.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Lampung, Bani Ispriyanto mengatakan, jika untuk saat ini ketersediaan cabai merah di Lampung cukup dan berlebih.

"Cabai merah besar ini emang agak sedikit problem, untuk ketersediaan kita sampai saat ini masih cukup. Dari Februari sampai April kita punya 15.082 ton sementara untuk kebutuhan 14.923 ton sehingga masih 159 ton," kata Bani saat dimintai keterangan, Kamis (22/2/2024).

Ia mengatakan jika tanaman cabai di beberapa daerah yang menjadi sentra penghasil seperti Kabupaten Lampung Selatan, Pringsewu dan Pesawaran saat ini tengah di serang hama akibat musim hujan.

Sementara di Tulangbawang Barat bukan sentra tanaman cabai namun ada beberapa petani yang ikut menanam cabai.

"Memang jumlahnya tidak besar, karena saat ini ada beberapa wilayah seperti di Tulangbawang Barat, Lampung Selatan dan Pringsewu ini sebagian besar terkana jamur karena musim penghujan. Sehingga tekena kutu putih dan lalat, tapi sudah dikendalikan," ujarnya.

Ia menjelaskan, jika dengan adanya hama tersebut menyebabkan produktivitas cabai menjadi berkurang. Dimana sebelum nya dalam satu hektare mencapai 10 ton namun saat ini hanya tersisa menjadi 4 ton per hektare.

"Bukan tidak panen, masih ada panen tetapi jumlah nya menurun. Karena memang biasanya 10 ton per hektare tapi saat ini hanya mencapai 4 ton per hektare, sehingga memang agak berkurang," jelasnya.

Sementara itu untuk suplay yang didatangkan dari Jawa Tengah juga terganggu. Hal tersebut lantaran sebagian daerah penghasil cabai di Jawa Tengah saat ini terendam banjir.

"Untuk suplay dari Jawa Tengah itu memang sedikit berkurang karena beberapa wilayah di Jawa Tengah untuk pertanaman cabai terkena banjir. Sehingga ada beberapa yang gagal panen," tuturnya.

Bani mengatakan, jika untuk harga sendiri pihaknya tidak bisa melakukan intervensi. Dimana untuk harga cabai merah ditentukan oleh offtaker yang ada dimasing-masing kabupaten/kota.

"Cabai ini agak sedikit unik karena penentuan harga ditentukan oleh para offtaker yang ada di kabupaten. Sehingga harga besok belum tentu sama dengan harga sekarang. Tergantung dengan penentuan mereka," kata Bani.

Sementara itu, untuk upaya pengendalian ketersediaan dan harga sendiri, pihaknya mengadakan gelar pangan murah komoditas pangan strategis dengan melibatkan peran pelaku usaha atau instansi terkait.

"Bekerjasama dengan Badan Pangan Nasional dalam hal subsidi dan pengiriman pasokan dari lrovinsi lain. Melakukan penanaman atau pengembangan kawasan cabai merah keriting di kabupaten sentra," jelasnya.

Selain itu memanfaatkan pekarangan keluarga atau pekarangan pangan pestari, pembinaan dan pengawalan pola tanam serta budidaya, investasi cold storage serta leningkatan peran serta BUMD, asosiasi dan pelaku usaha.

Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS), mencatat sejumlah bahan pangan mengalami lonjakan harga usai pemilihan umum (Pemilu) atau menjelang Ramadan 2024. 

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Pudji Ismartini mengatakan, jika terdapat beberapa komoditas yang menjadi penyumbang kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH).

Komoditas tersebut diantaranya cabai merah, minyak goreng, telur ayam, daging ayam, beras dan juga gula pasir.

Menurutnya, komoditas dengan andil terbesar kenaikan IPH di Sumatra didominasi oleh cabai merah, daging ayam ras dan beras. (*)