• Sabtu, 16 Agustus 2025

Waspada! Jumlah Kasus DBD di Lampung Capai 678 Kasus dan 8 Kematian

Jumat, 16 Februari 2024 - 11.21 WIB
119

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Edwin Rusli. Foto: Dok/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Lampung mencatat sejak bulan Januari hingga 15 Februari 2024 sudah ditemukan 678 kasus demam berdarah dengue (DBD) dengan kematian 8 kasus.

"Untuk kasus DBD di Provinsi Lampung hingga 15 Februari sudah ada 678 kasus, sementara untuk kasus kematian sendiri ada 8," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, Edwin Rusli, saat dimintai keterangan, Jumat (16/2/2024).

Ia menjelaskan, pada Januari jumlah kasus DBD yang ditemukan sebanyak 562 dan ada 2 kasus kematian. Jumlah tersebut mengalami peningkatan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan kasus pada Januari 2023.

"Ada peningkatan kasus yang cukup signifikan pada Januari 2024 jika dibandingkan dengan Januari 2023. Dimana tahun 2023 jumlah nya 278 kasus. Adanya  peningkatan kasus ini dipengaruhi oleh perubahan cuaca seperti curah hujan tinggi," jelasnya.

Edwin merincikan, kasus DBD tersebut hampir tersebar secara merata di 15 kabupaten/kota. Hanya Kabupaten Lampung Barat dan Tulangbawang Barat yang tercatat tidak ada temuan kasus DBD.

"Untuk di Bandar Lampung ada 18 kasus, Lampung Utara ada 169 kasus dan kematian 2 kasus, Lampung Tengah ada 182 kasus dan kematian 1 kasus, dan

Lampung Selatan ada 27 kasus," jelasnya.

Kemudian dilanjutkan dengan Tulang Bawang ada 7 kasus, Tanggamus ada 18 kasus, Metro ada 24 kasus, Lampung Timur ada 54 kasus dan kematian 2 kasus, Way Kanan ada 32 kasus.

"Selanjutnya di Pesawaran ada 28 kasus, Mesuji ada 47 kasus, Pringsewu ada 21 kasus dan di Pesisir Barat ada 51 kasus dan kematian nya ada 3 kasus," jelasnya.

Edwin juga menjelaskan, untuk penanganan kasus DBD, pihaknya sudah membuat surat edaran mengenai kewaspadaan peningkatan dengue kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

"Selain itu koordinasi dalam upaya preventif dan promotif dengan kemandirian masyarakat melalui gerakan 1 rumah 1 jumantik  dengan lintas program dan lintas sektor untuk melaksanakan PSN 3M Plus di tempat umum dan institusi-institusi untuk mencapai ABJ lebih dari 95 persen c," katanya. 

Selain itu melakukan penguatan surveilans dengue yang dapat di monitor sebagai alat kewaspadaan dini terhadap peningkatan kasus serta respon cepat penanggulangan KLB.

"Ada juga pengendalian vektor secara terpadu baik kegiatan program yang dilaksanakan unit atau sektor yang terlibat seperti pemerintah, swasta dan mayarakat," terangnya.

Selanjutnya meningkatkan deteksi dini infeksi dengue di PKM dengan menggunakan rapid diagnostic test (RDT) NS1 atau RDT Combo, dan logistik lainnya seperti larvasida, insektisida.

"Membentuk dan merevitalisasi kembali kelompok kerja operasional dengue di tingkat kabupaten/kota, kecamatan dan desa atau kelurahan," jelasnya.

Kemudian kegiatan penanggulangan DBD dimasukkan dalam kegiatan perencanaan daerah dan memperkuat regulasi penanggulangan ditingkat 

Kabupaten/kota, kecamatan sampai pada tingkat desa atau kelurahan. (*)