• Sabtu, 27 Juli 2024

Sikap PWNU Lampung Pada Pemilu 2024, Puji Raharjo : NU Bukan Partai Politik

Selasa, 13 Februari 2024 - 10.33 WIB
1.1k

Ketua PWNU Lampung, Puji Raharjo. Foto: Dok/kupastuntas.co

Kupastuntas.co Bandar Lampung - Nahdlatul Ulama (NU) sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia masih menjadi magnet bagi para pemburu suara. Pada pemilihan presiden, basis massa NU selalu menjadi incaran untuk mendulang suara. 

Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung, Puji Raharjo mengatakan, jika pada Pemilihan Umum (Pemilu) tahun ini, PWNU Lampung tidak dalam posisi dukung mendukung salah satu pasangan Capres dan Cawapres.

"NU secara organisasi sudah jelas bahwa tidak dalam posisi dukung mendukung, karena NU bukan partai politik. Kalau partai politik pengusung pasti harus dukung siapa. Kalau kita bukan partai politik, tetapi warganya punya hak politik," kata Puji, saat dimintai keterangan, Selasa (13/2/2024).

Ia menegaskan jika setiap warga NU memiliki hak masing-masing untuk menentukan pilihannya serta tidak ada interferensi dari pihak mana pun.

"Setiap warga negara punya hak pilih, milih siapa saja. Baik itu presiden, wakil presiden, DPD, dan anggota legislatif. Itu sesuai dengan ijtihad nya masing-masing," tegasnya.

Namun ia berpesan kepada warga NU sebelum melakukan pencoblosan harus melakukan pertimbangan secara matang. Hal tersebut lantaran pilihan masyarakat akan memiliki konsekuensi terhadap masa depan bangsa.

"Namun yang jelas dalam menentukan pilihan kita ini ber konsekuensi terhadap masa depan bangsa. Oleh karena itu kalau mau milih harus dengan pertimbangan yang matang, jangan karena amplop atau karena yang lainnya. Tapi karena pertimbangan yang rasional," terangnya.

Pada kesempatan tersebut ia juga berpesan kepada seluruh masyarakat Lampung untuk ikut serta menjaga kedamaian Pemilu dengan menyebarkan kebaikan dan narasi yang bersifat positif.

"Harapannya kepada masyarakat semua ikut menebar kebaikan. Sebarkan narasi positif, itu harus di gaungkan dan disampaikan. Jangan kita ikut menyebarluaskan narasi fitnah dan hoax. Karena ini memperkeruh suasana dan mengadu domba," tutupnya. (*)