• Jumat, 29 November 2024

Produksi Kopi Robusta Lampung Barat Turun 2.728 Ton

Selasa, 16 Januari 2024 - 18.09 WIB
259

Produksi Kopi Robusta Lampung Barat Turun 2.728 Ton. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Pemerintah Kabupaten Lampung Barat melalui Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) mencatat hasil produksi kopi robusta selama 2023 mencapai 53.325,8 ton. Jumlah tersebut mengalami penurunan dibanding tahun 2022.

Kepala Disbunnak Lampung Barat Yudha Setiawan, melalui Kepala Bidang (Kabid) Perkebunan, Sumarlin mengatakan, pada tahun 2022 lalu produksi kopi robusta mencapai 56.054 ton, terjadi penurunan 2.728,2 ton.

"Untuk produksi tahun 2023 rata-rata per hektar mampu menghasilkan 1.046,1 Kg kopi, jumlah tersebut mengalami penurunan jika dibanding tahun 2022 yang rata-rata bisa mencapai 1.123 per hektar," kata Sumarlin, saat dikonfirmasi, Selasa (16/1/2024).

Meskipun jumlah produksi menurun para petani kopi di Lampung Barat masih terbantu dengan tingginya harga jual di pasaran, tercatat harga kopi tembus 40 ribu per Kilogram untuk jenis asalan dan bisa lebih untuk kualitas premium.

"Karena memang ketika produksi mulai turun harga cenderung naik jadi para petani masih terbantu, itu sudah menjadi hukum pasar ketika stok banyak harga turun dan ketika stok sedikit harga naik," jelasnya.

Sumarlin menambahkan, Lampung Barat memiliki luas lahan kopi 54.104 hektar, namun dari luasan lahan tersebut yang menghasilkan produk kopi hanya 49.563 hektar. Idealnya dalam satu hektar ditanami 2000-2500 batang kopi.

Ia menuturkan, meskipun pada tahun 2023 mengalami penurunan, pihaknya memprediksi produksi kopi tahun 2024 akan mengalami kenaikan sebesar 13-30 persen, hal tersebut dilihat dari berbagai faktor.

"Karena kita melihat dari pembungaannya yang bagus setelah musim kemarau panjang yang melanda kemarin, sehingga kemungkinan akan terjadi kenaikan hasil produksi dari tahun sebelumnya kita tentu berahap itu terjadi," terangnya..

Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) menemukan adanya hama kutu putih yang menyerang tanaman kopi yang bisa mempengaruhi produktifitas hasil perkebunan kopi para petani di Lampung Barat.

Sumarlin mengatakan, ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi hasil produksi kopi di Lampung Barat, salah satunya karena munculnya hama kutu putih yang menyerang tanaman kopi para petani di Lampung Barat.

Sumarlin menjelaskan, kutu putih menyerang dan merusak ranting-ranting batang kopi kemudian menjalar ke bagian ranting lain. Munculnya hama kutu putih merupakan dampak fenomena El Nino yang terjadi beberapa waktu lalu.

"Sehingga para petani harus waspada terhadap hama kutu putih ini, karena sudah mulai menyerang tanaman kopi para petani yang secara langsung nanti akan berdampak terhadap produktifitas kopi di tahun 2024 mendatang jika tidak segera diatasi," kata dia 

Ia menambahkan, hama kutu putih mulai menyerang tanaman kopi para petani sejak lebih dari beberapa bulan terakhir. 5 hingga 10 persen tanaman kopi petani di Lampung Barat sudah terdampak hama kutu putih itu. Sehingga perlu adanya antisipasi untuk mencegah penyebaran hama kutu putih.

Sumarlin menuturkan, selain dampak kekeringan yang terjadi akibat fenomena El Nino, hama kutu putih biasanya juga menyebar melalui tanaman tumpang sari yang ditanam dekat tanaman kopi warga seperti tanaman cabai. Penyebaran hama kutu putih cepat menular ke tanaman lain.

Mengantisipasi menyebarnya hama kutu putih yang terus meluas pihaknya mengimbau agar para petani yang telah terdampak bisa melapor ke Disbunnak Lampung Barat, kemudian pihak ya juga akan segera membuat laporan ke pemerintah provinsi Lampung.

"Laporan dari petani itu nanti akan kita tindaklanjuti kita teliti dulu seperti apa permasalahan nya sebagai bahan laporan kita ke provinsi dan Kementerian. Tentu berharap permasalahan ini bisa kita antisipasi sejak dini untuk membantu para petani yang terdampak," pungkasnya. (*)