Fahri Hamzah: Tiga Kunci Menuju Pilpres Damai dan Indonesia Emas, Konstitusi, Instansi, dan Politisi

Mantan Ketua DPR RI Fahri Hamzah saat menjadi narasumber dalam dialog kebangsaan dengan tema 'Urgensi Pilpres Damai Menuju Indonesi Emas 2045,' di kampus Institut Informatika & Bisnis Darmajaya pada Jumat, (12/1/2024). Foto: Yudha/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Mantan Ketua DPR RI Fahri
Hamzah membeberkan tiga hal utama untuk mencapai pilpres damai dan Indonesia Emas 2045, yaitu
konstitusi, instansi, serta politisi. Hal itu disampaikannya dalam dialog
kebangsaan dengan tema 'Urgensi Pilpres Damai Menuju Indonesi Emas 2045,' di
kampus Institut Informatika & Bisnis Darmajaya pada Jumat, (12/1/2024).
Wakil Ketua Partai Gelora itu menjelaskan tiga hal tersebut.
Pertama terkait dengan menegakkan konstitusi. Pada masa orde baru dibawah kepemimpinan
Soeharto, konstitusi Indonesia melahirkan kepemimpinn yang otoriter yang
merenggut kebebasan serta hak-hak setiap warga negara.
Dikarenakan menurutnya, dalam konsep negara yang otoriter,
menjadikan kepentingan sekelompok orang (elitis) diatas kepentingan warga
negaranya atau rakyat. "Dulu kalau kita mau mengadakan diskusi seperti ini sulit
sekali," ujarnya.
Oleh karena itu kata Fahri, dirinya bersama dengan mahasiswa
pada tahun 1998 ingin meruntuhkan kekuasaan orde baru dan merubah isi dari
konstitusi tersebut.
"Mencapai demokrasi memang berat. Makanya mahasiswa
minta amandemen konstitusi. Kenapa itu dilakukan? karena konstitusi itu darurat
dan membiarkan orde baru yang otoriter. Ketika pak Harto jatuh maka dirubah
konstitusi. Maka konstitusi sekarang berubah 88 persen," jelasnya.
Konstitusi yang ada saat ini kata Fahri, telah memungkinkan
demokrasi berjalan sebagai mana mestinya, dan melanggengkan kebebasan bagi
setiap warga negara, maka menegakkan konstitusi adalah hal yang penting untuk pemilu yang adil dan damai.
Yang kedua kata Fahri adalah soal institusi. Dalam negara
demokrasi, institusi yakni eksekutif serta legislatif itu dipilih oleh rakyat.
Dan rakyat yang berkuasa untuk menentukan siapa pemimpin ataupun wakil rakyat
yang akan mewakilinya. Bagaimana mencapai pemilu damai dan Indonesia emas 2045
ditentukan oleh pemimpin yang dipilih rakyat.
Fahri mengatakan yang ketiga adalah politisi. Untuk mencapai
Indonesia emas saat ini sangat diperlukan politisi yang baik.
"Sekarang ini banyak politisi yang mengenakan baju oren
(terjerat kasus korupsi). Kalau politisi baik akan baik juga negeri ini,"
bebernya.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, sambutan Rektor
Institut Informastika & Bisnis Darmajaya Abdul Aziz mengatakan, diskusi
yang dilakukan oleh pihaknya saat ini menjadi sangat penting karena Indonesia
akan melakukan pergantian kepemimpinan melalui pemilu 2024.
Ia mengatakan Indonesia pada 2045 akan mendapatkan bonus
demografi, maka dengan pemimpin yang tepat bonus demografi dapat dimaksimalkan
menjadi Indonesia emas 2045.
"Pada 14 Februari ini kita menentukan siapa pemimpin
kita, kalau gagal maka estafet kepemimpinan akan terhambat. Tidak ada negara
maju yang tidak memiliki presiden dan visi yang baik," jelasnya.
"Alhamdulillah mahasiswa bisa hadir disini untuk
berdialog untuk membawa bangsa ini kearah yang lebih baik. Hari ini Allah SWT
meringankan kaki pak Fahri Hamzah hadir disini. Kita tahu beliau selama di DPR
dan bagaimana kiprahnya," tambahnya. (*)
Berita Lainnya
-
Rahayu Saraswati Mundur dari DPR RI Usai Pernyataannya Soal Anak Muda Viral di Media Sosial
Kamis, 11 September 2025 -
Korupsi Kepala Daerah di Lampung, Cermin Gagalnya Kaderisasi Parpol dan Mahalnya Biaya Politik
Senin, 08 September 2025 -
Sah! Hanan A Rozak Terpilih Aklamasi Jadi Ketua Golkar Lampung
Minggu, 31 Agustus 2025 -
Dikawal 15 DPD Golkar Kabupaten/Kota, Hanan A Rozak Daftar Calon Ketua Golkar Lampung
Sabtu, 30 Agustus 2025