• Sabtu, 05 Oktober 2024

Jelang Pemilu PPATK Catat 704 Juta Pembukaan Rekening Baru, Nilai Transaksi Capai Rp 80 Triliun

Kamis, 11 Januari 2024 - 13.50 WIB
52

Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana. Foto: Ist.

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menemukan adanya tren peningkatan pembukaan rekening baru jelang Pemilu 2024, tercatat ada 704 juta pembukaan rekening baru dengan nilai transaksi capai Rp80 triliun.

Kepala PPATK Ivan Yustiavandana mengatakan acuan pembukaan rekening terlihat dari Customer Identification Form (CIF). Pihaknya menduga pembukaan rekening ini berkaitan dengan kontestasi politik Februari mendatang.

"Total 704.068.458 CIF terbuka di 2022 sampai trimester 3 di 2023 sampai September. Jadi total ada 704 juta rekening baru Itu dibuka korporasi 53 juta, lalu oleh individu 650 juta. Ini tidak ada yang salah," kata dia, saat Konferensi Pers, di Kantor PPATK, Jakarta, Kamis (11/1/2024) dikutip Liputan6.com.

"Kita lihat saja kecenderungannya ini menarik atau menurun. Kalau naik, kemudian tujuan dari pembukaan rekening ini apa, kemudian tujuan dari pembukaan account ini apa, lalu kita potret transaksinya," sambungnya.

Menurutnya, momentum jelang Pemilu, ia mencoba menangkap hal ini dengan menyandingkan bersama data anggota dan pengurus partai politik. Hasilnya didapat data 6 juta anggota dan pengurus dengan 24 parpol.

"Begitu kita kemudian align-kan ke dalam sistem PPATK, dari 6 juta nama tadi, PPATK menemukan 449 ribu laporan terkait dengan nama pengurus dan anggota parpol. Ini teman-teman bisa lihat, dari Partai A sampai Partai X, 24 parpol," ujarnya.

Ia mengatakan pihaknya mendapat data tambahan yang cukup menarik terkait jumlah transaksi yang dilakukan parpol Nominalnya secara agregat tembus hingga Rp80,6 triliun. Angka paling tinggi satu parpol mencatat transaksi Rp9,4 triliun.

"Jumlah nominal itu Rp80 triliun lebih nominal transaksi pengurus dan anggota parpol yang dilaporkan kepada PPATK. Kita tidak bisa sampaikan di dalam sana, tapi ini agregatnya," ujarnya.

Ia mengatakan terdapat kenaikan transaksi di lingkup partai politik jelang pemilu. Bahkan peningkatannya berkali-kali lipat dari jumlah normal transaksi sebelumnya, rata-rata persentase kenaikan transaksi per-partai politik sampai 400 persen.

"Jadi memang naik semua itu transaksinya. Misalnya transaksi cuma Rp1 miliar tiba-tiba jadi Rp10 miliar, Rp100 juta tiba-tiba jadi Rp2 miliar, di rekening-rekening yang tadi saya sampaikan di depan," jelasnya.

Sebelumnya PPATK juga telah menelusuri triliunan transaksi mencurigakan menjelang pemilihan umum (Pemilu) 2024. Temuannya, akumulasi dari transaksi yang dilakukan 100 calon legislatif (caleg) mencapai 51 triliun.

Ivan menjelaskan, pihaknya telah mengkaji jumlah data calon tetap (DCT). Beberapa diantaranya terindikasi melakukan transaksi mencurigakan. "Ini kita ambil yang 100 terbesarnya ya terhadap 100 DCT itu nilainya Rp51,4 triliun," ujarnya.

Sementara itu, pada kategori lain ada peningkatan setoran dana yang dilakukan caleg. Masih dengan spesimen 100 caleg, PPATK mencatat akumulasi transaksi mencapai Rp21,7 triliun, dari 100 transaksi terbesar dari para Caleg.

"Dan penarikan kita lihat juga ada 100 DCT yang menarik uang Rp34 triliun, kita melihat fokus terkait dengan laporan transaksi keuangan mencurigakan. Ini merujuk pada pihak pelapor yang sudah mencurigai transaksi ini patut diduga terkait dengan tindak pidana tertentu," kata dia.

"Misalnya orang yang sudah terindikasi korupsi melakukan transaksi, orang yang diketahui profilnya berbeda, misalnya biasanya dia transaksi cuma kecil gitu ya, ratusan ribu, tiba-tiba ratusan juta atau sebaliknya, ratusan juta kemudian menjadi miliaran itu dilaporkan kepada PPATK," pungkasnya. (*)