Diduga Tertipu Program KIP Palsu, Rektor IAIDA Lampung Lapor Polisi

Rektor IAIDA Lampung Dr. (Cand) Khodrattulloh Sodiq Khusnan bersama sejumlah petinggi rektorat saat mendatangi Mapolres Metro terkait dengan dugaan praktik tipu-tipu program KIP palsu. Foto: Arby/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co,
Metro - Pimpinan Institut Agama Islam Darul Amal (IAIDA) Lampung melaporkan
dugaan praktik penipuan berkedok program beasiswa penerima Kartu Indonesia
Pintar (KIP) ke Mapolres Metro.
Dari
pantauan Kupastuntas.co, Rektor IAIDA Lampung, Dr. (Cand) Khodrattulloh Sodiq
Khusnan bersama sejumlah petinggi rektorat mendatangi Mapolres Metro pada Senin
(8/1/2024).
Kedatangan
rombongan rektorat tersebut untuk mempertanyakan perkembangan laporan atas
dugaan tipu-tipu KIP palsu. Yang mana, perkara tersebut telah dilaporkan dengan
nomor : LP/B/345/XII/SPKT/POLRESMETRO/POLDALAMPUNG tertanggal 14 Desember 2023.
Khodrattulloh
Sodiq Khusnan mengungkapkan bahwa kehadirannya ke Mapolres Metro sebagai upaya
menindaklanjuti perkembangan kasus modus praktik tipu-tipu KIP palsu yang
diduga dilakukan seorang broker berinisial S dan oknum mantan rektor IAIDA
Lampung berinisial IU.
"Kita
menindaklanjuti laporan kita sekitar 3 minggu yang lalu, itu kan di Institut
Agama Islam Darul Amal itu terjadi modus penipuan KIP kuliah. Jadi sejumlah
sekitar 90 anak dijanjikan mendapatkan KIP dan salah satu personil kita
dimintain duit sejumlah Rp 27 Juta," kata dia kepada awak media, Senin
(8/1/2024).
Pria yang
akrab disapa Gus Sodiq tersebut mengaku bahwa kampus yang kini dipimpinnya
tersebut telah menjadi korban dugaan penipuan senilai Rp 27 Juta dengan modus
iming-iming program KIP bagi mahasiswa.
"Bahasanya
untuk ngurusin wira-wiri dan lain sebagainya. Ternyata sampai dengan akhir
Desember tidak ada kesimpulan dan saya tanya ini afirmasinya dari mana ternyata
tidak jelas sampai hari ini," ungkapnya.
"Dan
Saya khawatir kalau tidak kita laporkan nanti akan merembet dan memakan
korban-korban yang lainnya. Karena saya dengar beberapa perguruan tinggi swasta
di Lampung juga sudah ada yang kena," imbuhnya.
Sebanyak
dua orang yang diduga terlibat praktik tipu-tipu KIP palsu tersebut telah
dilaporkan ke Mapolres Metro oleh pihak kampus.
"Yang
kami laporkan pertama atas nama Suryanto, yang kedua atas nama Prof. Dr. Ida
Umami yang waktu itu beliau menjabat sebagai rektor di tempat kami. Tiga Minggu
yang lalu kita sudah melaporkannya ke Polres Metro, sekitar tanggal 14 Desember
2023," ucapnya.
Selain
laporan dugaan tipu-tipu KIP palsu dengan mahar Rp 27 Juta untuk 90 mahasiswa
tersebut, IAIDA Lampung juga berencana melaporkan dugaan pemalsuan data
mahasiswa ke Polisi.
"Sebenarnya
masih ada lagi yang lain, tapi kita sedang berfokus dulu melaporkan yang ini.
Yang lain itu modusnya pemalsuan data dan kami sedang berupaya melaporkan hal
tersebut ke Irjen kementrian agama, karena kan Irjen yang menangani hal
itu," terangnya.
"Karena
ini kan kebetulan juga melibatkan eks rektor tempat kita, yang hari ini jadi
dosen di IAIN Metro. Sebenarnya kita sudah ingatkan dari awal, yang namanya KIP
itu tidak bisa dipaksakan," sambungnya.
Meskipun
begitu, dirinya juga menyayangkan praktik tipu-tipu program KIP palsu itu bisa
menimpa kampusnya.
"Namanya
KIP Kuliah untuk swasta apalagi kementerian agama, jangankan swasta, negeri
saja terbatas. Kecuali kementerian pendidikan, memang pemerintah itu banyak
porsinya," cetusnya.
"Kita
dijanjikan mendapatkan KIP tahun 2023, tapi sampai sekarang tidak ada tindak
lanjut. Kita mau aparat kepolisian menjalankan penegakan hukum secara
profesional dan di proses sesuai aturan dan perundang-undangan,"
tambahnya.
Gus Sodiq
juga menerangkan bahwa telah terdapat tiga saksi dari pihak pelapor yang
dimintai keterangan oleh Polisi.
"Saksi
kami sudah dipanggil dan dimintai keterangan. Yang pertama bapak Ridho
Alpansuri dan yang kedua saudara Roni Wijaya, dan yang ketiga hari ini mbak
Afit Tito Purwani, yang kebetulan Warek II di IAIDA Lampung," bebernya.
"Maka
tujuan kami ke Polres Metro ini untuk mempertanyakan sejauh mana perkembangan
atas laporan kami itu. Karena setahu kami terlapor ini belum ada yang di
periksa," pungkasnya.
Dalam
kesempatan itu, Wakil Rektor II IAIDA Lampung, Afit Tito Purwani menjelaskan
secara rinci praktik tipu-tipu yang dialami oleh kampus setempat.
"Jadi
memang karena awal mulanya sudah ada kepercayaan dari Rektor kami, waktu itu
kan karena menganggap program itu ada sehingga nya ada bahasa untuk pembuatan
akun mahasiswa yang akan menerima beasiswa itu dan ada biaya senilai Rp 300 ribu
per mahasiswa," paparnya.
"Kemudian
Rp 300 ribu itu dikalikan waktu itu yang kita ajukan 90 mahasiswa, sehingga nya
keluar dengan jumlah Rp 27 Juta. Kemudian dari instruksi Rektor kita
berkoordinasi dengan jajaran terkait bagaimana ini, dan pokoknya Rektor tahunya
ini harus segera diurus karena kalau tidak kita tidak dapat program ini, intinya
seperti itu," tandasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Peringati HUT Bhayangkara ke-79, Polres Metro Komitmen Berantas C3 dan Narkoba
Selasa, 01 Juli 2025 -
339 PPPK Resmi Terima SK dari Wali Kota Metro
Senin, 30 Juni 2025 -
Dinkes Metro Bantah Dugaan Penyelewengan Dana DAK Kesga 2024
Senin, 30 Juni 2025 -
Dinkes Metro Diduga Mainkan DAK Kesga Rp 500 Juta, Aktivis Desak Penyelidikan Penegak Hukum
Sabtu, 28 Juni 2025