Minim APK Caleg di Metro, Akademisi Khawatirkan Praktik Money Politik Jelang Pencoblosan

Akademisi IAIN Metro, Prof. Suhairi saat dikonfirmasi awak media. Foto: Arby/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co, Metro - Minimnya Alat Peraga Kampanye (APK)
dalam bentuk banner, spanduk maupun billboard yang bergambar Calon Legislatif
(Caleg) DPRD Kota Metro menjadi fenomena yang menimbulkan kekhawatiran dan
kecurigaan di tengah masyarakat.
Akademisi menyoroti fenomena tersebut sebagai ajang
menghimpun logistik yang dikhawatirkan akan beralih pada praktik money politik
alias serangan fajar dengan bagi-bagi uang menjelang pencoblosan.
Berdasarkan pantauan Kupastuntas.co, dari total 262 Caleg
DPRD Kota Metro yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), hanya
terdapat beberapa caleg dari masing-masing Partai Politik (Parpol) yang
memasang APK di masa kampanye.
Akademisi IAIN Metro, Prof. Suhairi menyoroti fenomena
tersebut. Ia menghawatirkan metode sosialisasi program dan visi misi caleg
beralih dengan praktik Nomor Piro Wani Piro (NPWP).
"Kita berpikir kalau minimnya masalah APK gambar Caleg
itu karena memang diikuti upaya-upaya lain yang lebih bermanfaat seperti
melakukan pendekatan, sosialisasi, membangun komunikasi, dan menyakinkan
pemilih itu tidak ada masalah ya," kata dia kepada awak media, Kamis
(4/1/2023).
"Tapi kalau itu tidak dilakukan, tapi meyakini cukup
dengan serangan fajar, dengan money politik, dengan memberikan amplop berupa
uang, nah itu yang saya pikir catatan buruk buat demokrasi kita,"
imbuhnya.
Pria yang merupakan guru besar ilmu hukum Islam IAIN Metro
tersebut menerangkan bahwa metode kampanye dengan pemasangan APK merupakan
salah satu cara untuk mengenalkan citra diri sebagai calon pemimpin di Bumi Sai
Wawai.
"Selain pemasangan banner, ada beberapa hal yang dapat
dilakukan para caleg di masa kampanye, yakni dengan terjun langsung meyakinkan
masyarakat untuk memilih. Apabila pemasangan banner maupun terjun langsung ke
masyarakat tidak dilakukan, besar kemungkinan para caleg memilih jalur pintas
untuk memenangkan kontestasi politik, yakni serangan fajar," jelasnya.
Ia menilai, minimnya APK di masa kampanye menimbulkan
spekulasi ganda dari prespektif akademisi. Praktik money politik dapat
menimbulkan pesimistis bagi calon lain yang tidak memiliki logistik cukup untuk
ikut melakukan praktik serangan fajar.
"Ada rasa pesimis para caleg meyakini kalau tidak
melakukan atau tidak ikut dengan money politik kemudian tidak bakal jadi, saya
pikir ini menjadi catatan untuk kita semua. Seharusnya para caleg itu tetap
berusaha melakukan sosialisasi dengan cara-cara yang lebih bagus untuk
meyakinkan kepada calon pemilih dibandingkan dengan cara-cara tersebut,"
terangnya.
Ia berharap agar masyarakat dapat jeli dalam memilih caleg
berdasarkan program dan visi misinya. Tak hanya itu, masyarakat Kota Metro juga
diajak untuk berani menolak praktik politik uang.
"Masyarakat lebih cerdas dalam memilih calon pemimpin
sekaligus berani menolak money politik dari caleg di Kota Metro. Secara tidak
langsung, money politik merupakan upaya caleg untuk membodohi masyarakat,"
paparnya.
"Kepada masyarakat bagaimana memilih secara cerdas
sehingga bisa melihat kualitas dan kapasitas para caleg, jagan dilihat berapa
bayaran yang diberikan oleh caleg," pungkasnya.
Sementara itu, minimnya pemasangan APK Caleg DPRD Kota Metro
juga dirasakan sejumlah pengusaha percetakan. Percetakan di Kota Metro justru
menyebut Pemilu tahun 2024 sepi orderan pembuatan APK Caleg dibandingkan
periode lalu.
Salah seorang pemilik percetakan, Agung Wibowo mengatakan
bahwa selama musim kampanye pihaknya hanya menerima 15 orderan APK dalam bentuk
banner dari caleg DPRD Kota Metro.
Pemilik percetakan CV Wulandari yang telah berdiri sejak 10
tahun silam tersebut mengaku baru pertama mendapatkan orderan cetak APK yang
super minim.
"Pemilu tahun ini jauh berkurang dibandingkan periode
yang lalu. Pemilu ini baru 15 cetak APK Caleg, untuk pesanan ukuran banner juga
beragam, ada juga caleg yang hanya mencetak banner kampanye berukuran kecil
tergantung kebutuhan mereka masing-masing," ucapnya.
Hal senada diutarakan Sholihin. Pemilik percetakan Nero
Digital Printing itu mengaku dalam menyambut pemilu 2024 pihaknya telah
mempersiapkan peralatan cetak banner terbaru untuk menghadapi pesta demokrasi.
"Di mana saat Pemilu sebelumnya, untuk menangani
orderan banner caleg kita masih bekerjasama dengan percetakan lain. Untuk per
hari ini, baru sekitar 13 caleg," tandasnya.
Dari data yang dihimpun Kupastuntas.co, KPU Metro telah
merilis Daftar Calon Tetap (DCT) pada 4 November 2023 lalu. Dimana terdapat 262
Caleg yang akan memperebutkan 25 kursi DPRD Kota Metro.
Kampanye merupakan kegiatan peserta pemilu untuk meyakinkan
pemilih dengan menawarkan program, visi, misi, maupun citra diri dari peserta
pemilu. Peserta pemilu juga diperbolehkan menggunakan berbagai macam APK untuk
menonjolkan calon tersebut melalui media banner, spanduk maupun billboard.
Sementara itu, merujuk PKPU nomor 15 tahun 2023, masa
kampanye peserta pemilu dimulai sejak 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024.
Pelaksanaan pencoblosan atau pemungutan suara secara serentak, dijadwalkan akan
berlangsung pada Rabu, 14 Februari 2024 mendatang. (*)
Berita Lainnya
-
Pemkot Metro Hapus Denda PBB-P2 Tahun 2002-2024, Warga Hanya Diminta Bayar Pokok Pajak
Selasa, 01 Juli 2025 -
Peringati HUT Bhayangkara ke-79, Polres Metro Komitmen Berantas C3 dan Narkoba
Selasa, 01 Juli 2025 -
339 PPPK Resmi Terima SK dari Wali Kota Metro
Senin, 30 Juni 2025 -
Dinkes Metro Bantah Dugaan Penyelewengan Dana DAK Kesga 2024
Senin, 30 Juni 2025