• Minggu, 08 Juni 2025

Kunjungan Kerja di Desa Adipuro Lamteng, Petani Curhat Sulit Dapatkan Air ke Menteri Pertanian

Kamis, 21 Desember 2023 - 07.46 WIB
122

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman menanam padi menggunakan traktor tanam (rice transplanter) di areal persawahan di Desa Adipuro, Kecamatan Trimurjo, Lampung Tengah, Rabu (20/12/2023). Foto: Ist

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Petani mengeluhkan sulitnya mendapatkan pasokan air ketika musim tanam kepada Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman saat melakukan kunjungan kerja di Desa Adipuro, Kecamatan Trimurjo, Lampung Tengah (Lamteng).

Keluhan tersebut disampaikan Ketua Poktan Adi Jaya, Desa Adipuro bernama Madani saat diminta Mentan Amran Sulaiman naik ke atas panggung.

Madani mengeluhkan, wilayah sawah kelompoknya seluas 51 hektar kesulitan mendapatkan air karena berada terlalu jauh dari aliran irigasi utama. "Irigasi jauh dari dam Trimurjo, sekitar 3 kilometer. Jadi kami para petani sulit dapat air," kata Madani, Rabu (20/12/2023).

"Kenapa susah air, Pak?" tanya Mentan Amran. Madani pun menjawab karena pengairan belum sampai ke areal persawahan mereka dan beberapa kali membuat aliran swadaya banyak yang bocor.

"Karena jauh, jadi tidak sampai (airnya). Banyak bocor, Pak Menteri, jadi banyak terbuang percuma airnya," ungkap Madani. Menanggapi hal itu, Amran pun langsung menunjuk pejabat Kementerian Pertanian untuk mengadakan pengerjaan irigasi di lokasi itu.

"Ada anggarannya? Bisa ya. Kita kasih 2 kilometer (irigasi)," kata Amran. Bukan hanya itu, Madani juga curhat jika kelompoknya memerlukan traktor untuk mempercepat pengolahan lahan sawah.

"Kita belum punya buat pengolahan tanah. Masih (sewa) dari luar daerah," kata Madani. "Oke, kita kasih 2 ya, 2 saja. Itu satunya Rp400 juta lho. Sekarang bapak minta nomornya," jawab Amran langsung.

Pada kunjungan kerja (kunker) ini, Mentan Amran Sulaiman juga ikut menanam padi. Penanaman padi dilakukan dengan sistem modern yakni menggunakan traktor tanam (rice transplanter) di areal persawahan di Desa Adipuro, Kecamatan Trimurjo.

Mentan Amran mengatakan, penggunaan mesin tanam tersebut adalah salah satu cara agar sektor pangan bisa memiliki daya saing di dunia.

Ia mengungkapkan, dunia saat ini sedang mengalami krisis pangan. "Kita tidak boleh lengah. Jika pangan bermasalah maka negara akan bermasalah," katanya.

Amran menerangkan, ketahanan pangan berhubungan dengan ketahanan negara. "Kalau pangan mengalami krisis, bisa sangat berbahaya," imbuhnya.

Setelah itu, Mentan Amran Sulaiman bertemu dengan para penyuluh pertanian, petani dan babinsa se-Lampung di lapangan Korpri Kantor Gubernur Lampung, Rabu (20/12/2023) siang.

Pertemuan tersebut dalam rangka mendukung program peningkatan produksi padi dan jagung nasional. Dalam sambutannya, Amran mendorong dilakukannya transformasi sektor pertanian di Provinsi Lampung dari sistem tradisional menuju modern.

Pertanian sistem modern harus didukung oleh teknologi alsintan (alat mesin pertanian). Sehingga mampu memberikan kemudahan hingga keuntungan bagi para petani.

"Kata kunci kalau negara mau maju di sektor pertanian adalah transportasi dari pertanian tradisional ke modern, termasuk di Lampung," tegas Mentan.

Amran menjelaskan, penggunaan alsintan dapat menekan biaya operasional hingga meminimalisir losses. "Misal menanam padi untuk satu hektar sawah dalam sehari membutuhkan tenaga sekitar 25 orang. Sementara kalau menggunakan transplanter riding atau mesin tanam padi berawak dapat dikerjakan cukup 1 sampai 2 orang saja," paparnya.

Menurutnya, penggunaan alsintan modern juga dapat meminimalisir angka losses atau kehilangan hasil panen padi, dibandingkan proses panen dengan cara manual.

"Ini yang kami pikirkan sampai detail, karena sejak SD kami sudah bertani sampai hari ini. Kami hafal persoalan-persoalan di lapangan," ujar Mentan.

Mentan mengungkapkan, jika para petani menerapkan pertanian modern maka dapat menekan biaya produksi minimal hingga 40 persen.

"Seperti halnya losses, yang tadinya hilang ini justru bisa kita ambil. Saya yakin ini bisa mengajak anak bangsa bertani karena menguntungkan dan canggih," ucapnya.

Pada pertemuan tersebut, Kementerian Pertanian melalui Ditjen Tanaman Pangan juga memberikan bantuan senilai Rp181,5 miliar untuk Provinsi Lampung.

Bantuan yang diberikan berupa padi inbrida untuk 142.482 hektar senilai Rp82 miliar, jagung hibrida untuk 55.493 hektar senilai Rp54,5 miliar, dan alsintan pasca panen 119 unit senilai Rp45 miliar.

Selain itu, Ditjen Tanaman Pangan telah menyalurkan bantuan senilai Rp28,1 miliar sepanjang 2023. Diantaranya, padi inbrida untuk lahan seluas 25.400 hektar senilai Rp13,75 miliar, jagung hibrida untuk 7.433 hektar senilai Rp8,6 miliar dan alsintan pascapanen 23 unit senilai Rp5,7 miliar.

Amran juga menyampaikan pemerintah akan menambah kuota pupuk bersubsidi pada tahun 2024 mendatang. "Insyaallah seluruh Indonesia bapak Presiden menyetujui untuk menambah kuota pupuk bersubsidi. Ini patut disyukuri,” katanya.

Menurut Amran, saat ini petani sudah bisa menebus pupuk bersubsidi hanya dengan menggunakan KTP, tanpa harus memiliki kartu tani.

"Penggunaan KTP untuk pupuk subsidi sudah bisa dilakukan sejak sekarang. Ini petani lagi butuh. Hujan itu tidak bisa diatur. Kami bertanggung jawab, sementara berproses Permentannya. Tapi untuk pelaksanaannya sudah dimulai," jelasnya.

Amran mengungkapkan, pihaknya sudah mengunjungi 10 provinsi di Indonesia, dan yang paling banyak dikeluhkan oleh para petani adalah masalah pupuk.

"Pupuk adalah persoalan nasional, kata kuncinya petani harus dilayani. Sudah dilaporkan ke bapak Presiden kemarin bahwa yang bermasalah saat ini bukan swasembada bukan produksi tapi yang bermasalah adalah pupuk," tegasnya.

Untuk itu, ia meminta kepada para pengecer pupuk sebagai penentu peningkatan produktivitas pertanian untuk tidak mempersulit para petani.

"Pengecer sebagai penentu produksi tolong jangan dipersulit petani kita. Kami sudah keliling di 10 provinsi setelah menjabat 1 bulan lebih. Keluhannya adalah pupuk nomor satu. Petani yang tidak punya kartu tani kami minta menggunakan KTP saja cukup. Sehingga mulai sekarang KTP berlaku untuk menebus pupuk di seluruh Indonesia," jelasnya.

Amran menerangkan, strategi agar Provinsi Lampung bisa menghadapi El Nino ialah dengan melakukan percepatan tanam, kelancaran pupuk serta menggunakan benih unggulan.

"Sekarang strategi untuk menghadapi El Nino di Lampung, pertama percepat tanam, perlancar pupuk, berikan benih unggul. Kemudian kita membangun rawa 50 ribu hektar. Kalau ini jadi, Lampung selesai," ujarnya. (*)

 

Artikel ini telah terbit di Surat Kabar Harian Kupas Tuntas, edisi Kamis 21 Desember 2023, dengan judul “Kunjungan Kerja di Desa Adipuro Lamteng, Petani Curhat Sulit Dapatkan Air ke Menteri Pertanian”


Editor :