• Minggu, 08 Juni 2025

Utang Masyarakat Lampung ke Pinjol Capai Rp 840,57 Miliar Hingga September 2023

Selasa, 19 Desember 2023 - 15.29 WIB
180

Foto: Ist.

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Lampung mencatat, kondisi fintech peer to peer landing alias pinjaman online (Pinjol) hingga September 2023 mencapai sebesar Rp840,57 miliar.

Kepala OJK Provinsi Lampung, Bambang Hermanto mengatakan, per September 2023, outstanding pinjaman fintech secara Nasional tercatat sebesar Rp55,70 Triliun.

"Sementara kalau untuk Lampung masyarakat yang melakukan pinjaman ke Pinjol tercatat sebesar Rp840,57 miliar," kata Bambang, Selasa (19/12/2023).

Sementara, kalau kondisi untuk Perbankan sendiri hingga September 2023, Outstanding penyaluran kredit secara nasional sebesar Rp7.062 Triliun.

"Sementara untuk Lampung tercatat sebesar Rp76,37 triliun," ungkapnya.

Bambang juga menyampaikan, mengacu pada histori kinerja Perbankan dan fintech dalam beberapa tahun terakhir, penyaluran kredit atau pinjaman pada perbankan mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

"Namun untuk fintech dinilai tidak signifikan karena bersifat peningkatan bisnis seperti biasanya," kata dia.

Berdasarkan realisasi tahun sebelumnya yaitu 2022, untuk Provinsi Lampung peningkatan penyaluran kredit Perbankan periode November 2022 ke Desember 2022 (MtM) tercatat sebesar 1,63 persen atau diatas dari rata-rata perbulan pada tahun 2022 sebesar 0,55 persen.

"Sedangkan pada fintech meningkat sebesar  3,05 persen atau masih dibawah dari rata-rata perbulan pada tahun 2022 sebesar 4,78 persen," jelasnya.

Kemudian jika melihat perkembangan pada trend kinerja Perbankan dan fintech yang tumbuh positif hingga triwulan 3 tahun 2023 dan histori kinerja dalam beberapa tahun terakhir, maka diperkirakan Perbankan dan fintech pertumbuhannya akan tetap terjadi hingga bulan Desember 2023.

Selanjutnya, faktor penyebab meningkatnya penyaluran kredit Perbankan dan Pinjol di Lampung, yaitu berdasarkan trend tahun sebelumnya, jumlah pengajuan pinjaman di akhir tahun cenderung meningkat karena terjadi peningkatan kegiatan belanja menjelang Nataru.

Selain itu, pelaku UMKM yang merupakan debitur produktif akan cenderung membutuhkan dana lebih banyak. Hal itu karena untuk memenuhi permintaan konsumen, menjamin kelangsungan operasi, dan memanfaatkan peluang pertumbuhan bisnis yang dihasilkan oleh musim puncak tahun. 

"Sementara debitur konsumtif mencari pinjaman tambahan untuk memenuhi kebutuhan liburan, belanja, atau menghadapi pengeluaran ekstra yang biasanya terjadi pada akhir tahun," tandasnya. (*)