• Sabtu, 27 Juli 2024

Keluarga Korban Bully di Pesawaran Minta Para Pelaku Penuhi Tuntutan Perdamaian

Sabtu, 09 Desember 2023 - 11.35 WIB
77

Ilustrasi

Kupastuntas.co, Peswaran - Orang tua siswi SD Negeri 1 Teluk Pandan berinisial SKA  yang menjadi korban bully oleh teman nya beberapa waktu lalu meminta agar para pelaku bertanggungjawab dan memenuhi segala tuntutan atas kasus yang di alami putrinya.

Yulia orang tua korban mengatakan, secara pribadi keluarga sudah memaafkan para pelaku dan berdamai namun ada beberapa tuntutan yang memang harus dipenuhi oleh para pelaku untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

"Kami dari keluarga memang sudah memaafkan kami juga mau berdamai agar permasalahan ini tidak berlarut-larut tetapi memang ada beberapa tuntutan yang harus di penuhi sebagai bentuk tanggung jawab pelaku," kata dia saat di hubungi Kupastuntas.co, Sabtu (9/12/2023).

Ia menambahkan bahwa, saat peristiwa terjadi dirinya bersama suami memang tidak berada di Lampung. Putrinya dititipkan kepada adiknya untuk bersekolah dan menetap di Pesawaran sedangkan ia menetap di Pekanbaru, Riau.

"Setelah peristiwa itu terjadi pihak pelaku menginginkan perdamaian dan kami pun mau berdamai, tetapi saat itu yang menghadiri mediasi kan adikku, ia ngomong keputusan tetap sama saya sebagai ibu kandung korban," kata dia.

Setelah dilakukan mediasi yang difasilitasi pihak kepolisian disepakati untuk berdamai, dengan catatan tetap ada tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh para pelaku, sebagai bentuk ganti rugi atas peristiwa yang di alami oleh putrinya.

"Setelah itu di sepakati kita kembali menggelar pertemuan Kamis (7/12/2023) yang di hadiri keluarga pelaku, pihak kelurahan, serta sejumlah perwakilan desa lain. Disepakati tuntutan itu akan ditindaklanjuti tiga hari kemudian," ujarnya.

"Namun setelah tiga hari sampai hari ini belum ada tindaklanjut atas kesepakatan tersebut, padahal kami sudah memberikan kesempatan agar permasalahan ini di selesaikan secara kekeluargaan tetapi belum ada tindaklanjutnya," kata dia.

Terlebih kata dia, pihaknya sudah mengalami kerugian atas peristiwa tersebut putrinya sempat mengalami trauma, lalu dia meninggalkan pekerjaan dan kegiatan lainnya. Sedangkan hingga saat ini belum ada kejelasan yang diterima.

"Karena kalau dari pihak sekolah sudah menyetujui bahwa anak saya akan saya bawa ke Pekanbaru untuk sekolah disana, sekarang kami harus menunggu tanggungjawab dari para pelaku, ini seolah-seolah sengaja di undur-undur," imbuhnya.

Ia berharap pihak kelurahan dan pihak terkait bisa memberi ketegasan terhadap permasalahan yang menimpa anaknya tersebut. Ia ingin para pelaku menepati perjanjian yang telah disepakati agar permasalahan tersebut tidak panjang.

"Kami berharap permasalahan ini segera diselesaikan agar tidak berlarut-larut dan kami bisa segera pulang ke Pekanbaru dan anak saya bisa bersekolah lagi seperti biasanya," pungkasnya.

Sebelumnya, pelajar Sekolah Dasar (SD) di Lampung menjadi korban perundungan kawan sekelas. Video perundungan tersebut viral di media sosial. 

Dari rekaman video yang diterima Kupastuntas.co, pelajar SD berinisial SA (11) itu terlihat dikelilingi rekan sekelasnya. Korban tersebut hanya bisa diam menutupi wajah dan memegangi kerudungnya karena ditarik paksa. 

Dalam video yang berdurasi 30 detik itu juga terdengar cacian dan makian yang dilontarkan kepada korban. 

Keluarga korban menyebut, SA mengalami trauma usai menjadi korban perundungan. Saat tengah tertidur korban sering mengigau. (*)