Keluarga Korban Bully di Pesawaran Minta Para Pelaku Penuhi Tuntutan Perdamaian
Kupastuntas.co,
Peswaran - Orang tua siswi SD Negeri 1 Teluk Pandan berinisial SKA yang menjadi korban bully oleh teman nya
beberapa waktu lalu meminta agar para pelaku bertanggungjawab dan memenuhi
segala tuntutan atas kasus yang di alami putrinya.
Yulia
orang tua korban mengatakan, secara pribadi keluarga sudah memaafkan para
pelaku dan berdamai namun ada beberapa tuntutan yang memang harus dipenuhi oleh
para pelaku untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Kami
dari keluarga memang sudah memaafkan kami juga mau berdamai agar permasalahan
ini tidak berlarut-larut tetapi memang ada beberapa tuntutan yang harus di
penuhi sebagai bentuk tanggung jawab pelaku," kata dia saat di hubungi
Kupastuntas.co, Sabtu (9/12/2023).
Ia
menambahkan bahwa, saat peristiwa terjadi dirinya bersama suami memang tidak
berada di Lampung. Putrinya dititipkan kepada adiknya untuk bersekolah dan menetap
di Pesawaran sedangkan ia menetap di Pekanbaru, Riau.
"Setelah
peristiwa itu terjadi pihak pelaku menginginkan perdamaian dan kami pun mau
berdamai, tetapi saat itu yang menghadiri mediasi kan adikku, ia ngomong
keputusan tetap sama saya sebagai ibu kandung korban," kata dia.
Setelah
dilakukan mediasi yang difasilitasi pihak kepolisian disepakati untuk berdamai,
dengan catatan tetap ada tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh para pelaku,
sebagai bentuk ganti rugi atas peristiwa yang di alami oleh putrinya.
"Setelah
itu di sepakati kita kembali menggelar pertemuan Kamis (7/12/2023) yang di
hadiri keluarga pelaku, pihak kelurahan, serta sejumlah perwakilan desa lain.
Disepakati tuntutan itu akan ditindaklanjuti tiga hari kemudian," ujarnya.
"Namun
setelah tiga hari sampai hari ini belum ada tindaklanjut atas kesepakatan
tersebut, padahal kami sudah memberikan kesempatan agar permasalahan ini di
selesaikan secara kekeluargaan tetapi belum ada tindaklanjutnya," kata dia.
Terlebih
kata dia, pihaknya sudah mengalami kerugian atas peristiwa tersebut putrinya
sempat mengalami trauma, lalu dia meninggalkan pekerjaan dan kegiatan lainnya.
Sedangkan hingga saat ini belum ada kejelasan yang diterima.
"Karena
kalau dari pihak sekolah sudah menyetujui bahwa anak saya akan saya bawa ke
Pekanbaru untuk sekolah disana, sekarang kami harus menunggu tanggungjawab dari
para pelaku, ini seolah-seolah sengaja di undur-undur," imbuhnya.
Ia
berharap pihak kelurahan dan pihak terkait bisa memberi ketegasan terhadap
permasalahan yang menimpa anaknya tersebut. Ia ingin para pelaku menepati
perjanjian yang telah disepakati agar permasalahan tersebut tidak panjang.
"Kami
berharap permasalahan ini segera diselesaikan agar tidak berlarut-larut dan
kami bisa segera pulang ke Pekanbaru dan anak saya bisa bersekolah lagi seperti
biasanya," pungkasnya.
Sebelumnya, pelajar Sekolah Dasar (SD) di Lampung menjadi korban
perundungan kawan sekelas. Video perundungan tersebut viral di media
sosial.
Dari
rekaman video yang diterima Kupastuntas.co, pelajar
SD berinisial SA (11) itu terlihat dikelilingi rekan sekelasnya. Korban
tersebut hanya bisa diam menutupi wajah dan memegangi kerudungnya karena
ditarik paksa.
Dalam
video yang berdurasi 30 detik itu juga terdengar cacian dan makian yang
dilontarkan kepada korban.
Keluarga
korban menyebut, SA mengalami trauma usai menjadi korban perundungan. Saat
tengah tertidur korban sering mengigau. (*)
Berita Lainnya
-
480 Kasus DBD Terjadi di Pesawaran Selama Tahun 2024, Kecamatan Negeri Katon Terbanyak
Kamis, 16 Januari 2025 -
Ada Pagar Laut 1 Kilometer di Perairan Pantai Mutun, Tepat di Depan Marriott Resort & Spa
Kamis, 16 Januari 2025 -
Perampokan Terjadi di BRI Link Tamansari Gedong Tataan Pesawaran
Kamis, 09 Januari 2025 -
Pengurus Ponpes di Pesawaran Dilaporkan Polisi Gegara Aniaya Santri
Senin, 06 Januari 2025