Longsor di Kebun Raya Liwa Pengaruhi Kunjungan Wisatawan, DLH Lambar Bakal Lapor Kementerian
Kupastuntas.co, Lampung Barat - Pemerintah kabupaten Lampung Barat mengklaim peristiwa longsor yang terjadi di sejumlah titik di Kebun Raya Liwa (KRL) berdampak terhadap menurunnya jumlah kunjungan wisata di salah satu destinasi unggulan Lampung Barat itu.
Hal tersebut disampaikan Kepala UPTD Pengelolaan Kebun Raya Liwa, Khoirul Ummur melalui Kassubag Tata Usaha (TU) KRL, Budi Hariyadi mengatakan ada rasa takut yang timbul karena peristiwa longsor yang terjadi.
Terlebih kata Budi, titik longsor berada pada wilayah strategis tempat para wisatawan untuk berswafoto. Sehingga para wisatawan memilih untuk tidak berkunjung ke KRL karena khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Peristiwa longsor yang terjadi sejak beberapa waktu lalu sangat berpengaruh terhadap jumlah kunjungan wisatawan, karena titik longsor berada di tempat untuk berfoto dan mengambil dokumentasi," kata Budi, Kamis (30/11/2023).
Secara umum, ia belum bisa membeberkan secara rinci berapa jumlah penurunan kunjungan wisatawan yang terjadi karena rusaknya sejumlah fasilitas dampak bencana tanah longsor di sejumlah titik di KRL.
"Harapannya pemerintah daerah bisa sesegera melakukan penanganan peristiwa secepat mungkin. Karena apabila tidak dilakukan langkah-langkah penanganan dengan cepat ditakutkan malah semakin parah," tutup Budi.
Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Lampung Barat, M Henry Faisal mengatakan, pihaknya sudah bersurat kepada Pj bupati dan stakeholder terkait atas kejadian longsor di KRL tersebut.
"Kami sudah membuat surat yang langsung ditujukan kepada Pj bupati Lampung Barat, BPBD, Bappeda dan BPKD terkait longsor yang terjadi untuk mengetahui langkah apa yang akan dilakukan," kata Henry.
Namun ia mengatakan, hingga saat ini belum ada tanggapan yang disampaikan oleh Pj bupati dan stakholder terkait. "Belum mendapat tanggapan, dan kami masi menunggu hal tersebut untuk mengatasi masalah ini," ungkapnya.
Henry mengaku, pihaknya juga sudah beberapa kali berkoordinasi dengan Kementerian PUPR terkait permasalahan longsor yang terjadi di KRL. Namun lagi-lagi pihaknya belum mendapat respon yang diharapkan.
“Karena kejadian longsor di KRL itu bukan hanya sekali ini saja. Pernah terjadi juga waktu itu di bagian gedung. Kita sudah beberapa kali koordinasi dengan Kementerian PUPR, namun belum dapat terealisasi karena ada hal urgent," tuturnya.
Selain itu, jelas Henry, dirinya juga akan menyampaikan permasalahan ini pada rapat evaluasi yang akan digelar pada Jumat (Besok) yang akan dilakukan di Jakarta. Menurutnya, permasalahan longsor di KRL harus menjadi perhatian serius.
"Karena kalau hanya dilakukan sementara, ya malahan nantinya kita kerja dua kali kalau seperti itu. Apalagi itu kan ikon Lampung Barat, nanti pengunjung takut untuk berkunjung. Sekarang aja mereka udah bingung mau kencing di mana," pungkasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Ribuan Pelamar PPPK Lampung Barat Selesai Ikut Seleksi Kompetensi, Enam di Antaranya Gugur
Senin, 09 Desember 2024 -
Pemkab Lambar Terima Penghargaan Innovative Government Award dari Kemendagri
Sabtu, 07 Desember 2024 -
835 Pelamar PPPK Lambar Ikut Uji Kompetensi Hari Pertama
Sabtu, 07 Desember 2024 -
Kawanan Gajah Liar Kembali Dekati Pemukiman Warga di Desa Sidorejo Suoh
Sabtu, 07 Desember 2024