• Sabtu, 01 Februari 2025

Mulyadi Irsan: Tanggamus Punya Potensi Kembangkan Lobster, Tapi Belum Tergarap Dengan Baik

Rabu, 22 November 2023 - 17.30 WIB
114

Penjabat Bupati Tanggamus, Mulyadi Irsan saat memberikan arahan dalam Kegiatan Focus Discussion budidaya lobster Kabupaten Tanggamus, di meeting room Hotel Royal Gisting. Foto: Sayuti/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Tanggamus - Penjabat Bupati Tanggamus, Mulyadi Irsan menyebut Tanggamus memiliki potensi besar pengembangan budidaya lobster guna mewujudkan masyarakat pesisir yang sejahtera. Namun sayangnya belum tergarap dengan baik.

Menurut Mulyadi, bahkan laut Teluk Semaka di Kabupaten Tanggamus menjadi habitat bagi lobster kualitas terbaik yaitu jenis mutiara (Panulirus  ornatus), dengan harga Rp 1,5 juta per kilogram.

"Tanggamus punya potensi kawasan pesisir yang luar biasa yang bisa dimanfaatkan untuk budidaya lobster," kata Mulyadi Irsan pada acara Focus Group Discussion (FGD) Budidaya Lobster di Kabupaten Tanggamus, di meeting room Hotel Royal Gisting, Rabu (22/11/2023).

Menurut Mulyadi, sejak tahun 1980 masyarakat nelayan Tanggamus sudah melakukan penangkapan lobster di wilayah pesisir Kecamatan Kelumbayan, Cukuhbalak, Limau, Kotaagung dan Pematangsawa.

"Dimana hasil penangkapan lobster pada tahun 2022 sebesar 27 ton, terdiri dari Lobster mutiara (Panulirus ornatus) 14,5 ton dan Lobster pasir (Panulirus homarus) 12,5 ton," katanya.

Mulyadi mengakui, sampai saat ini penangkapan lobster belum tercatat dengan baik, walaupun potensinya cukup melimpah, dan konsumsi lobster juga cukup besar.

Dimana konsumen terbesar adalah pedagang besar yang memasok restoran sea food atau hotel. Konsumen lainnya berasal dari tempat-tempat wisata lokal, dan masyarakat umum.

"Melihat potensi pariwisata, keterkaitan dengan konsumsi lobster, maka ini tantangan bagi Kabupaten Tanggamus untuk meningkatkan kualitas destinasi wisata agar dapat menarik wisatawan datang kesini," kata dia.

Meski potensi melimpah dan permintaan pasar tinggi, Mulyadi menuturkan reproduksi lobster tidak berkembang dibandingkan reproduksi udang windu dan vaname, disebabkan belum banyaknya perhatian peneliti dan praktisi tentang hal ini.

"Lobster yang ditangkap dari alam termasuk hewan liar sehingga perlu diadaptasikan pada kondisi budidaya yang disebut dengan domestikasi," ucapnya.

Domestikasi lobster dapat dilakukan dengan cara karantina, pemberian pakan dan pemeliharaan pada wadah yang dikelola dengan manajemen yang baik untuk dibesarkan, kemudian hasilnya dapat dikonsumsi atau digunakan sebagai induk dalam pembenihan.

"Pemerhati lobster atau perikanan pasti memahami bahwa lobster memiliki pertumbuhan yang lambat sehingga pembesarannya butuh waktu yang lama," ujarnya. (*)