12.250 Pelajar Putri di Pesibar Jadi Sasaran Penerima Program TTD
Kupastuntas.co, Pesisir Barat - Dalam rangka memperingati Hari
Kesehatan Nasional (HKN) pemerintah kabupaten Pesisir Barat melalui Dinas
Kesehatan menargetkan 12.250 pelajar menjadi sasaran penerima Tablet Tambah
Darah (TTD) untuk mencegah anemia serta menekan angka penderita stunting di
daerah setempat.
Sekretaris Dinas Kesehatan Irhamudin mengatakan bahwa prevalensi penderita anemia dikalangan remaja putri di Indonesia pada hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018 tercatat sebesar 26,8 persen anak usia 5-14 tahun dan 32 persen pada anak usia 15-24 tahun.
"Sedangkan data triwulan ketiga Tahun 2023, anemia remaja di Pesibar sebesar 33,92 persen dan capaian remaja putri yang mengkonsumsi TTD sebesar 33,17 persen. Sementara untuk sasaran kegiatan konsumsi TTD seluruh siswi kelas 7-10 sebanyak 12.250 orang," Kata Irhamuddin.
Sementara itu bupati Pesisir Barat Agus Istiqlal mengatakan
bahwa pemerintah kabupaten Pesisir Barat hingga saat ini masih memberikan
perhatian serius terkait permasalahan stunting. Menurutnya banyak faktor yang
mempengaruhi terjadinya stunting.
"Stunting terjadi karena kekurangan gizi kronis yang
disebabkan oleh kemiskinan dan pola asuh tidak tepat yang mengakibatkan
kemampuan kognitif tidak berkembangan maksimal, mudah sakit, dan berdaya saing
rendah, sehingga bisa terjebak dalam kemiskinan," jelasnya.
Menurut Agus, kunci pencegahan stunting dan penanganan stunting
dimulai dengan menjangkau kelompok sasaran yaitu remaja, calon pengantin, ibu
hamil, ibu menyusui, dan balita, baik melalui intervensi gizi spesifik maupun
intervensi gizi sensitif penting untuk terus dilakukan.
"Maka dari itu dibutuhkan keterlibatan semua pihak yang
berkaitan dan berkomitmen menangani stunting. Stunting bukan hanya masalah
sektor kesehatan, namun juga terkait akses pangan, layanan kesehatan, akses air
dan sanitasi serta pola pengasuhan," sambungnya.
Agus menerangkan, anemia merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia yang dapat dialami oleh semua kelompok umur mulai dari
balita, remaja, ibu hamil, sampai usia lanjut.
Menanggulangi hal tersebut, pemerintah telah melakukan berbagai
upaya melalui pendidikan gizi seimbang, fortifikasi pangan dan suplementasi
TTD, kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya bersama yang juga untuk
memastikan remaja putri mengkonsumsi TTD, agar tidak mengalami anemia.
"Implementasi program aksi bergizi tentunya diintegrasikan
dengan trias Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yaitu pendidikan kesehatan,
pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sehat," imbuh Bupati.
Agus menerangkan bahwa remaja merupakan kelompok potensial yang
bisa dilibatkan dalam program pencegahan stunting. Karenanya perlu ada upaya
bagaimana agar penanganan dan pencegahan stunting bisa berjalan secara efektif
dan penurunannya dapat terwujud.
"Dengan melibatkan remaja dalam satu wadah. Wadah Pusat
Informasi dan Konseling (PIK) remaja dan Bina Keluarga Remaja (BKR) sarana yang
tepat untuk menggandeng remaja ikut berperan dalam pencegahan stunting,"
pungkasnya. (*)
Berita Lainnya
-
Rekreasi Siswa PAUD Berujung Bencana, Dua Bocah Terseret Ombak Pantai Ilahan Pesibar, Satu Meninggal Dunia
Sabtu, 23 November 2024 -
Ardjuno Gelar Dzikir Shalawat dan Kidung Dakwah di Dua Daerah, Arinal: Jantung Anak Saya Bagian dari Krui, Saya Janji Akan Membangun Pesisir Barat
Kamis, 21 November 2024 -
Didukung Tokoh Sai Batin dan Bali, Arinal Djunaidi Targetkan Pesibar Jadi Pusat Perikanan Dunia
Kamis, 21 November 2024 -
Diguyur Hujan Deras, Tanah Longsor Tutup Badan Jalan di Lemong Pesibar
Kamis, 21 November 2024