• Minggu, 24 November 2024

12.250 Pelajar Putri di Pesibar Jadi Sasaran Penerima Program TTD

Jumat, 17 November 2023 - 16.40 WIB
87

Ilustrasi

Kupastuntas.co, Pesisir Barat - Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional (HKN) pemerintah kabupaten Pesisir Barat melalui Dinas Kesehatan menargetkan 12.250 pelajar menjadi sasaran penerima Tablet Tambah Darah (TTD) untuk mencegah anemia serta menekan angka penderita stunting di daerah setempat.

Sekretaris Dinas Kesehatan Irhamudin mengatakan bahwa prevalensi penderita anemia dikalangan remaja putri di Indonesia pada hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018 tercatat sebesar 26,8 persen anak usia 5-14 tahun dan 32 persen pada anak usia 15-24 tahun.

"Sedangkan data triwulan ketiga Tahun 2023, anemia remaja di Pesibar sebesar 33,92 persen dan capaian remaja putri yang mengkonsumsi TTD sebesar 33,17 persen. Sementara untuk sasaran kegiatan konsumsi TTD seluruh siswi kelas 7-10 sebanyak 12.250 orang," Kata Irhamuddin.

Sementara itu bupati Pesisir Barat Agus Istiqlal mengatakan bahwa pemerintah kabupaten Pesisir Barat hingga saat ini masih memberikan perhatian serius terkait permasalahan stunting. Menurutnya banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya stunting.

"Stunting terjadi karena kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh kemiskinan dan pola asuh tidak tepat yang mengakibatkan kemampuan kognitif tidak berkembangan maksimal, mudah sakit, dan berdaya saing rendah, sehingga bisa terjebak dalam kemiskinan," jelasnya.

Menurut Agus, kunci pencegahan stunting dan penanganan stunting dimulai dengan menjangkau kelompok sasaran yaitu remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, baik melalui intervensi gizi spesifik maupun intervensi gizi sensitif penting untuk terus dilakukan.

"Maka dari itu dibutuhkan keterlibatan semua pihak yang berkaitan dan berkomitmen menangani stunting. Stunting bukan hanya masalah sektor kesehatan, namun juga terkait akses pangan, layanan kesehatan, akses air dan sanitasi serta pola pengasuhan," sambungnya.

Agus menerangkan, anemia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang dapat dialami oleh semua kelompok umur mulai dari balita, remaja, ibu hamil, sampai usia lanjut.

Menanggulangi hal tersebut, pemerintah telah melakukan berbagai upaya melalui pendidikan gizi seimbang, fortifikasi pangan dan suplementasi TTD, kegiatan tersebut merupakan salah satu upaya bersama yang juga untuk memastikan remaja putri mengkonsumsi TTD, agar tidak mengalami anemia.

"Implementasi program aksi bergizi tentunya diintegrasikan dengan trias Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sehat," imbuh Bupati.

Agus menerangkan bahwa remaja merupakan kelompok potensial yang bisa dilibatkan dalam program pencegahan stunting. Karenanya perlu ada upaya bagaimana agar penanganan dan pencegahan stunting bisa berjalan secara efektif dan penurunannya dapat terwujud.

"Dengan melibatkan remaja dalam satu wadah. Wadah Pusat Informasi dan Konseling (PIK) remaja dan Bina Keluarga Remaja (BKR) sarana yang tepat untuk menggandeng remaja ikut berperan dalam pencegahan stunting," pungkasnya. (*)