Pemkab Lambar Klaim Angka Stunting Turun Menjadi 588 Kasus
Kupastuntas.co, Lampung Barat - Dinas
Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lampung Barat mengklaim kasus stunting di Bumi
Beguai Jejama Sai Betik telah mengalami penurunan, hingga Oktober angka kasus
stunting tersisa 588 orang dari sebelumnya 1.058 orang.
Kepala Dinas Kesehatan Lampung Barat Widyatmoko Kurniawan mengatakan, jumlah tersebut tersebar di 15 kecamatan. Angka penurunan stunting tersebut menjadi kabar baik bagi masyarakat di Bumi Sekala Bekhak itu.
"Berdasarkan data dari Elektronik
Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) terdapat penurunan
kasus stunting dimana pada Februari masih tercatat 1.058 dan saat ini tersisa
588 orang," ujarnya, Kamis (16/11/2023).
Wawan sapaan akrabnya mengatakan, rincian 588
kasus stunting itu tercatat di puskesmas Kecamatan Balik Bukit 6 kasus, Sukau
52 kasus, Belalau 19 kasus, Sekincau 41 kasus, Suoh 93 kasus, Batu Brak 66
kasus.
"SumberJaya 42 kasus, Way Tenong 43
kasus, Gedung Surian 8 kasus, Lumbok Seminung 39 kasus, Pagar Dewa 32 kasus,
Batu Ketulis 20 kasus, Bandar Negeri Suoh (BNS) 15 kasus, Kebun Tebu 88 kasus
dan Air Hitam 25 kasus," ujarnya.
Wawan menambahkan bahwa, pendataan kasus
stunting dilakukan dengan menggunakan E-EPPGM dan Survei kesehatan Indonesia.
Dilakukan secara Mikro dengan melibatkan Posyandu untuk bulan timbang sasaran
intervensi.
Ia mengatakan bahwa pemerintah kabupaten
Lampung Barat akan terus melakukan upaya semaksimal mungkin untuk menekan kasus
stunting di Lampung Barat. Sehingga kedepan Lampung Barat bisa menjadi daerah
bebas stunting.
"Kita intens melakukan koordinasi dengan
stakholder terkait untuk terus menekan angka penurunan stunting, sehingga
target pemerintah Lampug Barat agar bisa nol stunting bisa di wujudkan dengan
kerjasama semua pihak," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kabupaten
Lampung Barat melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda)
mencatat sebanyak 1.058 balita di Bumi Beguai Jejama Sai Betik mengalami
stunting.
Menurut Agus persoalan stunting merupakan
sebuah masalah yang tidak bisa diselesaikan dengan instan, perlu adanya program
strategis untuk pencegahan yang melibatkan berbagai pihak termasuk seluruh
lapisan masyarakat.
"Karena kendala kita di lapangan tentu
tidak semudah seperti yang kita bayangkan, karena kita tau bahwa Lampung Barat
memiliki 131 Pekon dan 5 Kelurahan sehingga jangkauan nya sangat luas,"
kata dia.
Agus menambahkan orang tua memiliki peran yang
sangat penting dalam pencegahan stunting, masyarakat harus mengerti bahwa
permasalahan stunting perlu mendapatkan perhatian khusus sehingga ada upaya
yang harus dilakukan.
Untuk menekan kasus stunting kata dia
pemerintah kabupaten Lampung Barat menggelontorkan anggaran Rp15 Miliar untuk
penanganan stunting yang di alokasikan ke sejumlah OPD dilingkungan
pemerintahan Kabupaten Lampung Barat.
Rinciannya Dinas Kesehatan Rp11 miliar lebih,
Bappeda Rp21 juta lebih, Dinas Perikanan Rp174 juta, Dinas Ketahanan Pangan
Rp122 juta lebih, Dinas Perkebunan dan Peternakan Rp383 juta lebih, Dinas
P2KBP3A Rp160 juta.
Dinas Lingkungan Hidup Rp 1,7 miliar lebih,
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pekon (DPMP) Rp 92 juta lebih, Dinas PUPR Rp
750 juta dan terakhir Dinas Sosial Rp 527 juta lebih. (*)
Berita Lainnya
-
Indeks Pembangunan Manusia Lampung Barat 2024 Naik Jadi 2,46 Persen
Senin, 04 November 2024 -
Korupsi Proyek Jalan 1,8 Miliar di Pesisir Barat, Direktur CV FAA Ditetapkan Tersangka
Kamis, 31 Oktober 2024 -
Debat Kedua Pilkada Lambar, Parosil-Mad Hasnurin Komitmen Lestarikan dan Kembangkan Budaya Lokal
Kamis, 31 Oktober 2024 -
Parosil Siap Perkuat Peran Perempuan dalam Agrobisnis Lampung Barat
Kamis, 31 Oktober 2024