• Sabtu, 27 Juli 2024

20.000 Ton Jagung Impor Tiba di Indonesia

Rabu, 15 November 2023 - 13.54 WIB
125

Bongkar muat 20.000 ton jagung impor di Pelabuhan Teluk Lamong, Surabaya, Rabu (15/11/2023). (Dok. Humas Bapanas)

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Sebanyak 20.000 ton jagung impor tiba di Palabuhan Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (15/11/2023). Jagung impor ini merupakan bagian dari kuota impor sebanyak 171.000 ton yang dibuka pemerintah.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, impor jagung ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pakan peternak mandiri di wilayah sentra produksi ayam dan telur.

"Jagung pakan ini akan segera didistribusikan kepada para peternak mandiri kecil sesuai verifikasi data yang diterima dari Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan)," kata Arief saat meninjau bongkar muat jagung di Pelabuhan Teluk Lamong, Surabaya, Rabu (15/11/2023).

"Jadi data by name by address para peternak sudah kita koordinasikan dengan Kementan dan dengan itu proses distribusinya akan segera dilakukan oleh Perum Bulog. Sehingga pakan ternak ini tentunya akan sangat membantu para peternak untuk tetap berproduksi dan menjaga harga daging ayam dan telur ayam di hilirnya," tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Bulog, Budi Waseso (Buwas) mengatakan, pemerintah mengupayakan impor jagung karena peternak mandiri sebelumnya mengeluhkan harga yang mahal. Sehingga berdampak pada harga produksi telur dan daging ayam.

"Dari hulu hilir pemerintah tangani. Kebutuhan pakan ternak dulu kita utamakan karena kalau ini tidak terpenuhi akan memicu harga daging ayam termasuk telur ayam. Ini efeknya ke konsumen dan dampaknya bisa ke inflasi. Karena itu, secepatnya kita salurkan ke kelompok peternak rakyat," kata Buwas.

Bapanas kemudian menugaskan Bulog mengimpor jagung dengan kuota sebanyak 250.000 ton. Yang akan masuk secara bertahap sebanyak 171.000 ton dan akan digelontorkan langsung ke peternak di wilayah sentra seperti di Jawa Timur dan Lampung.

"Impor secara terukur kita lakukan. Karena itu pemasukannya dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan harga jagung di tingkat petani tetap terjaga. Pada saat yang sama para peternak juga tidak kesulitan mendapat pasokan jagung pakan," tegas Arief.

"Produksi dalam negeri tetap terus menjadi prioritas dalam menyerap jagung hasil petani. Jadi pada saat panen raya jagung pada Maret mendatang, silo-silo pengering yang ada di Bulog bisa menyerap hasil produksi petani dengan baik," lanjutnya.

Sebelumnya, Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Petelur Nasional (PPN) Wilayah Lampung, menyambut gembira rencana pemerintah pusat yang melakukan impor jagung.

Ketua Pinsar PPN Wilayah Lampung, Jenny Soelistiani mengatakan, dengan adanya impor jagung diharapkan kebutuhan peternak akan jagung tercukupi serta harganya dapat terkendali.

"Harapannya dengan impor ini kebutuhan peternak akan jagung tercukupi dan harga terkendali. Minimal ada koreksi harga jagung ke arah yang lebih wajar walaupun tetap tinggi," kata Jenny.

Ia mengatakan peternak sudah mengeluhkan kenaikan harga jagung sejak panen raya pada bulan Maret hingga Mei. Dimana harga jagung sudah menyentuh Rp6.000 per kilogram nya.

"Sementara untuk jagung harga acuan pemerintah (HAP) yang ditentukan itu Rp4.200 sampai maksimal Rp5.000 per kilogram. Jadi peternak sebenarnya sudah khawatir kalau harga jagung mahal," jelasnya.

Menurutnya, bahan baku pakan ternak ayam 50 persen berasal dari jagung. Selain itu kenaikan harga jagung juga tidak diimbangi dengan harga telur yang juga ikut naik.

"Jagung menjadi kebutuhan 50 persen pakan, kalau jagung mahal otomatis HAP naik. Kalau telurnya murah pasti peternak rugi dan sekarang ini posisinya sudah seperti itu," imbuhnya.

Menurutnya, jika harga jagung terus mengalami kenaikan serta daya beli masyarakat terus mengalami penurunan maka dikhawatirkan banyak peternak ayam yang akan gulung tikar.

"Kita tahu sekarang ini kemarau dan paceklik, maka daya beli masyarakat turun. Jadi peternak sudah sangat berat. Kemarin juga difasilitasi oleh Bapanas untuk mendapatkan jagung dari NTB tapi itu juga sulit sehingga diputuskan untuk impor," terangnya.

Ia berharap dengan adanya impor jagung tersebut dapat memenuhi kebutuhan para peternak hingga musim panen yang diperkirakan akan jatuh pada bulan Maret 2024 mendatang.

"Petani tanam mungkin nanti Desember sehingga butuh tiga bulan untuk kemudian panen. Jadi mungkin Maret 2024 baru ada jagung. Ini kalau tidak dibantu dengan jagung impor pasti peternak petelur rontok dan banyak yang gulung tikar," katanya. (*)