• Rabu, 27 November 2024

Dampak Elnino, Debit Air PDAM Way Pagasan Pringsewu Berkurang 20 Liter per Detik

Rabu, 08 November 2023 - 11.09 WIB
142

Direktur PDAM Way Sekampung, Muhammad Hatta saat diminta keterangan, Rabu (8/11/2023). Foto: Manalu/kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Pringsewu - Dampak Elnino (musim kemarau) yang berkepanjangan mengakibatkan debit air Instalasi Pengolahan Air (IPA) PDAM Way Pagasan yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara, Kabupaten Pringsewu berkurang.

Direktur PDAM Way Sekampung, Muhammad Hatta mengatakan, normalnya debit air IPA Way Pagasan adalah 100 liter per detik.

"Sekarang debit air turun menjadi 80 liter per detik atau turun 20 liter per detik," ujar  Muhammad Hatta, saat dimintai keterangan, Rabu (8/11/2023).

Turunnya debit air lanjutnya, akibat adanya perambahan hutan serta perluasan lahan sawit di sekitar areal Way Pagasan.

"Praktik perambahan hutan dan perluasan lahan sawit menyebabkan serapan air dalam tanah menipis apalagi saat musim Elnino seperti sekarang ini," imbuhnya.

Dia mengatakan, saat ini IPA Way Pagasan baru menyuplai air kepada 600 konsumen di Wilayah Kecamatan Banyumas.

"Tahun 2024 ada rencana perluasan konsumen yakni sekitar 2000 pelanggan di Kecamatan Pagelaran Utara dan Kecamatan Banyumas," uangkapnya.

Kemudian pada tahun 2025 direncanakan perluasan konsumen di Wilayah Kecamatan Sukoharjo dan Kecamatan Sukoharjo. Dan dengan demikian nantinya target konsumen PDAM Way Pagasan mencapai sekitar 5.000 pelanggan.

"Terkait debit air yang berkurang masih ada solusi dengan memanfaatkan aliran air yang masih belum ketarik dengan debit 10 liter perdetik," tukasnya.

Ia menambahkan, saat ini PDAM di Pringsewu beroperasi selama 24 jam. "Kalau dulu PDAM mengalir hanya pagi dan sore, tapi sekarang sudah 24 jam," tutupnya.

Anggota DPRD Pringsewu dari Dapil Pagelaran, Pagelaran Utara dan Banyumas, Aminalah meminta kepada semua pihak untuk menjaga kelestarian alam terutama di sekitar IPA Way Pagasan.

"Air merupakan kebutuhan pokok, jadi  stop merambah huta jangan hanya memikirkan kepentingan pribadi dengan mengabaikan kepentingan banyak orang," ungkapnya.

Aminalah juga menyarankan kepada Pemerintah agar melakukan peremajaan hutan dengan menanam pohon yang mampu menyerap air dalam jangka waktu yang lama.

"Sebaiknya dihindari menaman jenis pohon yang justru banyak menghisap air seperti kelapa sawit," tandasnya. (*)