Harga Cabai Meroket, 2 Menteri Bilang Begini
Kupastuntas.co,
Bandar Lampung - Harga cabai di sejumlah daerah di Indonesia melonjak, tak
terkecuali di ibukota Provinsi Lampung Bandar Lampung, salah satunya jenis
rawit merah yang tembus Rp 80.000 per kilogram (kg). Bahkan di sejumlah daerah
ada yang sudah mencapai Rp 100.000/kg.
Dua
menteri Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat merespons tingginya harga cabai
saat ini. Keduanya adalah Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman dan Menteri
Perdagangan Zulkifli Hasan.
Pertama
datang dari Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menilai kenaikan harga
cabai berkah buat petani.
"Lagi tinggi alhamdulillah, kalau gitu
petaninya bisa untung. Kemarin sampai Rp 15.000, Rp 20.000, ya sekarang lagi
naik yang nggak apa, sekali-sekali biar untunglah petaninya," kata Zulhas dikutip
dari detikcom Jumat (3/11/23).
Di lain
pihak, Mentan yang baru saja dilantik Amran mengusulkan penanaman di kawasan
rumah pangan lestari (KRPL) atau menanam cabai di pekarangan perumahan.
"Kita galakkan KRPL itu solusi terbaik. Cabai tanam di pekarangan, sayur
dan sebagainya," kata Amran soal solusi meredam harga cabai.
Berdasarkan
situs Badan Pangan Nasional (Bapanas), KRPL adalah kegiatan dari kelompok
masyarakat untuk bersama-sama menjadikan pekarangan sebagai sumber pangan.
Namun, menurut petani dan asosiasi, ini adalah lagu lama yang sama sekali tak
berbuah hasil.
"Lagu lama itu (tanam cabai di pekarangan). Sekarang begini, misal saya
ada 100 tanaman di polybag suruh tanam ke 100 orang di kota, berapa
keberhasilannya? Saya sudah berapa kali ikut gerakan tanam cabai, habis uang
saja pemerintah," kata Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI)
Abdul Hamid dikutip dari CNNIndonesia.com.
"Ini sudah berulang kok yang begini-begini, sudah dari tahun berapa.
Enggak ada pengaruhnya terhadap harga. Itulah kita ini kadang merespons terlalu
cepat. Nampak enak, nampak bisa, kita lihat hasilnya gak ada," kritik
Abdul terhadap usul Amran.
Abdul mendesak pemerintah lebih baik melatih para petani bagaimana
mengantisipasi perubahan iklim. Ia menegaskan tugas pemerintah bukan cuma
membantu penyediaan pupuk, tetapi harus bisa membuat petani paham bagaimana
menghadapi El Nino.
Ia menilai pemerintah kerap suka-suka dalam mencari solusi. Padahal, apa yang
disampaikan tidak masuk ke dalam mitigasi masalah.
"Semua orang ya memang ada plus minus, cuma kalau merespons seperti itu
(Mentan Amran) ya repot juga. Kalau mau dilaksanakan seperti yang sudah-sudah,
ya hasilnya juga seperti yang sudah-sudah," tandasnya.
Sebagai informasi, pedagang di pasar Gintung Bandar Lampung
mengatakan, berbagai jenis cabai naik, mulai dari cabai rawit dari Rp40 ribu
saat ini sudah Rp55 ribu per kilogram.
"Begitu juga untuk cabai merah kriting biasanya Rp50 ribuan
sekarang sudah Rp65 ribu per kilogram, atau naik Rp15 ribu per kilogram,"
kata Wahyu.
Salah satu pedagang di pasar Way Halim, Rasiem mengatakan,
kenaikan harga sejumlah bahan pokok seperti cabai dan bawang sudah terjadi
sejak satu bulan.
Kenaikan tertinggi terjadi di harga cabai yang mencapai kisaran
harga Rp70 ribu hingga Rp80 ribu per kilogram.
"Apalagi cabai caplak ini modalnya saja sudah Rp75 ribu, jadi
kita jualnya Rp80 hingga Rp85 ribu per kilogram," kata dia.
Kenaikan harga tersebut mulai merangkak naik sejak musim kemarau
ini. "Ya mungkin air susah di tingkat petani nya, belum lagi yang gagal
panen. Jadi harga jual dinaikan," ucapnya. (*)
Berita Lainnya
-
OJK: Aset Perbankan di Lampung Tembus Rp134 Triliun, Kredit UMKM 33 Triliun
Selasa, 26 November 2024 -
OJK: Literasi Keuangan Faktor Penentu Masa Depan Generasi Muda
Kamis, 24 Oktober 2024 -
Investor Pasar Modal di Lampung Capai 311.933 Orang, Total Transaksi Rp9,3 Triliun
Kamis, 10 Oktober 2024 -
Pertanian Kontribusi Terbesar Ekonomi Lampung Lima Tahun Terakhir, BPS: Kokoh Meski di Tengah Terpaan Covid-19
Minggu, 06 Oktober 2024