• Kamis, 21 November 2024

Harga Cabai Meroket, 2 Menteri Bilang Begini

Jumat, 03 November 2023 - 13.29 WIB
110

Ilustrasi. Foto: Ekonomi-Bisnis.com

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Harga cabai di sejumlah daerah di Indonesia melonjak, tak terkecuali di ibukota Provinsi Lampung Bandar Lampung, salah satunya jenis rawit merah yang tembus Rp 80.000 per kilogram (kg). Bahkan di sejumlah daerah ada yang sudah mencapai Rp 100.000/kg.

Dua menteri Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat merespons tingginya harga cabai saat ini. Keduanya adalah Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.

Pertama datang dari Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menilai kenaikan harga cabai berkah buat petani.

"Lagi tinggi alhamdulillah, kalau gitu petaninya bisa untung. Kemarin sampai Rp 15.000, Rp 20.000, ya sekarang lagi naik yang nggak apa, sekali-sekali biar untunglah petaninya," kata Zulhas
dikutip dari detikcom Jumat (3/11/23).

Di lain pihak, Mentan yang baru saja dilantik Amran mengusulkan penanaman di kawasan rumah pangan lestari (KRPL) atau menanam cabai di pekarangan perumahan.

"Kita galakkan KRPL itu solusi terbaik. Cabai tanam di pekarangan, sayur dan sebagainya," kata Amran soal solusi meredam harga cabai.

Berdasarkan situs Badan Pangan Nasional (Bapanas), KRPL adalah kegiatan dari kelompok masyarakat untuk bersama-sama menjadikan pekarangan sebagai sumber pangan.

Namun, menurut petani dan asosiasi, ini adalah lagu lama yang sama sekali tak berbuah hasil.

"Lagu lama itu (tanam cabai di pekarangan). Sekarang begini, misal saya ada 100 tanaman di polybag suruh tanam ke 100 orang di kota, berapa keberhasilannya? Saya sudah berapa kali ikut gerakan tanam cabai, habis uang saja pemerintah," kata Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Abdul Hamid dikutip dari CNNIndonesia.com.

"Ini sudah berulang kok yang begini-begini, sudah dari tahun berapa. Enggak ada pengaruhnya terhadap harga. Itulah kita ini kadang merespons terlalu cepat. Nampak enak, nampak bisa, kita lihat hasilnya gak ada," kritik Abdul terhadap usul Amran.

Abdul mendesak pemerintah lebih baik melatih para petani bagaimana mengantisipasi perubahan iklim. Ia menegaskan tugas pemerintah bukan cuma membantu penyediaan pupuk, tetapi harus bisa membuat petani paham bagaimana menghadapi El Nino.

Ia menilai pemerintah kerap suka-suka dalam mencari solusi. Padahal, apa yang disampaikan tidak masuk ke dalam mitigasi masalah.

"Semua orang ya memang ada plus minus, cuma kalau merespons seperti itu (Mentan Amran) ya repot juga. Kalau mau dilaksanakan seperti yang sudah-sudah, ya hasilnya juga seperti yang sudah-sudah," tandasnya.

Sebagai informasi, pedagang di pasar Gintung Bandar Lampung mengatakan, berbagai jenis cabai naik, mulai dari cabai rawit dari Rp40 ribu saat ini sudah Rp55 ribu per kilogram.

"Begitu juga untuk cabai merah kriting biasanya Rp50 ribuan sekarang sudah Rp65 ribu per kilogram, atau naik Rp15 ribu per kilogram," kata Wahyu.

Salah satu pedagang di pasar Way Halim, Rasiem mengatakan, kenaikan harga sejumlah bahan pokok seperti cabai dan bawang sudah terjadi sejak satu bulan.

Kenaikan tertinggi terjadi di harga cabai yang mencapai kisaran harga Rp70 ribu hingga Rp80 ribu per kilogram.

"Apalagi cabai caplak ini modalnya saja sudah Rp75 ribu, jadi kita jualnya Rp80 hingga Rp85 ribu per kilogram," kata dia.

Kenaikan harga tersebut mulai merangkak naik sejak musim kemarau ini. "Ya mungkin air susah di tingkat petani nya, belum lagi yang gagal panen. Jadi harga jual dinaikan," ucapnya. (*)