Produksi Kedelai di Lampung Terus Merosot, Tanaman Kedelai Kini Hanya Ada di 9 Daerah
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Produksi
komoditas kedelai di Provinsi Lampung terus merosot sejak tahun 2015 hingga
2022. Luasan lahan untuk menanam kedelai pun semakin menyusut setiap tahunnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Lampung
(BPS) Provinsi Lampung, produksi kedelai di Lampung sejak tahun 2015-2017 terus
menurun. Tahun 2015 produksi kedelai sebanyak 9.814 ton. Tahun 2016 sempat naik
menjadi 9.960 ton. Namun, pada tahun 2017 produksi kedelai turun menjadi 8.027
ton.
Padahal, dalam periode ini dari 15
kabupaten/kota di Lampung, hanya Bandar Lampung yang tidak memiliki tanaman
kedelai. Jadi ada 14 daerah yang menanam kedelai.
Lalu, mengacu data Dinas Tanaman Pangan
Ketahanan Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, sejak tahun 2018-2022
produksi kedelai terus mengalami penurunan.
Tahun 2018, produksi kedelai di Lampung sempat
naik dibandingkan tahun 2017 menjadi 53.553 ton dengan luas lahan 70.012
hektar. Namun, tahun 2019 produksi kedelai menurun drastis menjadi 9.334 ton
dengan luas lahan menyusut hanya tersisa 12.318 hektar.
Tahun 2020, produksi kedelai turun lagi jadi
1.570 ton dengan luas lahan berkurang menjadi 2.497 hektar. Tahun 2021,
produksi kedelai turun lagi jadi 1.317 ton dengan luas lahan juga turun tersisa
1.922 hektar. Tahun 2022, produksi kedelai sempat naik menjadi 1.867 ton, namun
luas lahan terus turun tersisa 1.353 hektar.
Jika tahun 2017 masih ada 14 daerah yang
memiliki tanaman kedelai di Provinsi Lampung. Pada tahun 2022, daerah yang ada
tanaman kedelainya tersisa 9 daerah, yaitu Tanggamus, Way Kanan, Mesuji,
Lampung Timur, Tulang Bawang, Lampung Barat, Lampung Tengah, Pringsewu, dan
Pesawaran.
Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan
Pemprov Lampung, Kusnardi mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan
produksi kedelai lokal di Lampung terus mengalami penurunan.
"Memang banyak faktor yang mempengaruhi
turunnya produksi kedelai lokal di Lampung. Kedelai lokal itu pembelinya kurang
dominan. Dan saat itu masih banyak kedelai impor yang mudah didapat dengan
kualitas yang bagus," kata Kusnardi, beberapa waktu lalu.
Kusnardi mengatakan, penurunan permintaan
kedelai lokal oleh pedagang mengakibatkan para petani tidak lagi bersemangat
untuk menanam kedelai dan memilih beralih ke komoditas lain seperti jagung,
singkong hingga kacang hijau.
"Tanaman lain seperti jagung dan singkong
ini biaya tanamnya tidak begitu susah dan tata kelolanya lebih simpel. Selain
itu hasilnya lebih maksimal. Jadi petani pada beralih menanam komoditas selain
kedelai," jelasnya.
Kusnardi mengungkapkan saat ini pihaknya kembali
mengembangkan tanaman kedelai lokal seiring dengan adanya gagal panen di negara
yang melakukan impor seperti Brazil dan Amerika Serikat.
"Negara yang mengimpor kedelai seperti
Brazil dan Amerika Serikat ini pada gagal panen. Dan ini turut mempengaruhi harga
kedelai lokal yang turut naik. Dan ini momentum petani untuk menanam
kedelai," jelasnya.
Wakil Ketua Komisi II DPRD Provinsi Lampung, I
Made Bagiasa, meminta kepada Pemprov Lampung untuk kembali membangkitkan
semangat para petani dalam menanam kedelai.
Menurutnya, salah satu upaya yang bisa
dilakukan oleh Pemprov Lampung ialah dengan menjaga stabilitas harga serta
kualitas kedelai yang dihasilkan sehingga permintaan masyarakat dalam
mengkonsumsi kedelai lokal kembali meningkat.
"Apalagi sekarang impor kedelai semakin
dibatasi, maka ini harus dijadikan sebagai momentum oleh petani dan Pemprov
Lampung sendiri untuk kembali meningkatkan produksi kedelai," terangnya.
(*)
Berita ini telah terbit di SKH Kupas Tuntas
edisi Senin 30 Oktober 2023 dengan judul “Produksi Kedelai di Lampung Terus
Merosot”
Berita Lainnya
-
Prodi S-2 Pendidikan IPS FKIP Unila Gelar Asesmen Lapangan oleh LAMDIK
Sabtu, 08 Februari 2025 -
Universitas Teknokrat Indonesia dan SMKK BPK Penabur Teken MoU, Perkuat Kerja Sama Pendidikan
Jumat, 07 Februari 2025 -
Rusli Bintang Bantah Isu Dualisme di Yayasan Altek dan Universitas Malahayati Bandar Lampung
Jumat, 07 Februari 2025 -
Pemerintah Pusat Pangkas Transfer ke Daerah, Pemprov Lampung Maksimalkan Aset untuk Tambah Pendapatan
Jumat, 07 Februari 2025