Empat Daerah di Lampung Berpotensi Jadi Sentra Budidaya Lobster

Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi dalam acara focus group discussion (FGD) di Hotel Novotel, Senin (30/10/2023). Foto: Ria/Kupastuntas.co
Kupastuntas.co,
Bandar Lampung - Pakar Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut, Rohkmin
Dahuri, menyebutkan jika terdapat empat daerah di Provinsi Lampung yang dapat
dijadikan sebagai sentra budidaya lobster.
"Di
Lampung itu setidaknya ada empat daerah yang bisa dijadikan sentra budidaya
lobster. Daerah tersebut diantaranya Pesisir Barat, Lampung Selatan, Pesawaran
dan Tanggamus," katanya saat focus group discussion (FGD) di Hotel
Novotel, Senin (30/10/2023).
Ia
mengatakan jika pada tahun 2021 produksi lobster di Provinsi Lampung sebanyak
48,734 ton dan berada pada urutan ke 20 secara nasional. Jumlah tersebut
berkontribusi sebesar 0,98 persen terhadap produksi secara nasional.
"Untuk
produksi lobster perikanan budidaya pada tahun 2021 di Provinsi Lampung sendiri
sebanyak 11.100 ton. Sedangkan produksi lobster perikanan tangkap laut sebanyak
37.63 ton," paparnya.
Menurut
nya sejak tahun 2015 hingga saat ini, harga jual benih bening lobster (BBL)
ekspor jauh lebih mahal bisa mencapai 5 hingga 10 kali lipat dari pada harga
jual kepada pembudidaya di dalam negeri.
"Maka
kebijakan larangan penangkapan BBL baik untuk ekspor maupun budidaya
berdasarkan Permen KP No. 56/2016 telah mengakibatkan marak dan masifnya ekspor
BBL illegal, yang merugikan negara trilyunan rupiah per tahun," katanya.
Selain
itu harga jual BBL untuk ekspor ke negara Vietnam jauh lebih tinggi ketimbang
harga jual kepada pembudidaya BBL di dalam negeri.
Hal
tersebut lantaran kapasitas pembudidaya Vietnam lebih baik, dengan survival
rate 70 persen dari BBL sampai lobster ukuran konsumsi, sekitar 300 gram per
ekor. Sementara pembudidaya Indonesia, dengan survival rate kurang dari 30
persen.
"Oleh
sebab itu, kebijakan stop ekspor BBL hanya akan berhasil, bila KKP, Ditjen Bea
dan Cukai, POLRI, TNI, dan aparat penegak hukum lainnya solid, kerja cerdas,
keras dan ikhlas untuk tidak memberi celah sedikitpun bagi para penyelundup
ekspor BBL," tegasnya.
Selain
itu ia juga berharap agar pemerintah dapat secepat mungkin meningkakan
kapasitas survival rate terhadap pembudidaya lobster yang ada di Indonesia,
sehingga sama dengan kapasitas negara Vietnam.
"Maka
untuk mewujudkan centra lobster maka kita harus memilih lokasi budidaya yang secara
biofisik sesuai dengan persyaratan hidup lobster dan peluang keberhasilannya
tinggi," katanya.
Selain
itu menggunakan infrastruktur budidaya yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,
kolam budidaya terkontrol, dan sistem filtrasi yang baik untuk menjaga kualitas
air.
Sementara
itu Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi mengatakan, Lampung diberikan anugerah
dengan kekayaan sumber daya alam kelautan dan perikanan salah satunya lobster,
Lampung diharapkan mampu melakukan mengembangkan potensi tersebut.
"Kita
wajib menjadi tuan di negeri sendiri. Keinginan saya, Lampung ini akan menjadi
wilayah sumber pengembangan lobster," ujarnya.
Arinal
menilai dengan menjadikan Lampung sebagai sentra pengembangan lobster,
diharapkan akan berdampak pada kesejahteraan para pembudidaya dan nelayan
khususnya di Kabupaten Pesir Barat sebagai lokasi potensi lobster.
"Wajib
hukumnya nelayan dan masyarakat terutama di Pesisir Barat mendapat nilai
tambah, Lampung dan Indonesia juga mempunyai nilai tambah," katanya.
Ia
menjelaskan membangun sentra lobster ini juga salah satunya bertujuan
menghindari praktek ilegal penyelundupan benih bening lobster (BBL) atau benur
keluar Lampung.
"Saya
akan membuat suatu aturan untuk penegakan hukum karena lobster ini ditangkap
yang tadinya melalui Bandara Radin Inten II, sekarang pindah melalui Bengkulu,
lalu ke Jambi, lalu ke Sumatera Selatan dan terakhir ke Vietnam. Setelah besar
baru dikirim ke Jakarta," katanya.
Ia
meminta agar lobster ini nantinya diutamakan untuk konsumsi didalam negeri.
"Bersama
kita membangun dan mengembangkan lobster di Lampung ini untuk Indonesia barulah
untuk luar (ekspor). Dan yang terpenting terhadap kualitas lobster itu
sendiri," ujarnya. (*)
Berita Lainnya
-
Profil Direksi BUMD Wahana Raharja dan LJU, Perpaduan Perbankan, Teknologi, dan Wirausaha
Kamis, 18 September 2025 -
Stok Menumpuk, Pemprov Lampung Desak Pemerintah Atur HET Tepung Tapioka
Kamis, 18 September 2025 -
Dengarkan Suara Pengguna Jasa, Pelindo Regional 2 Panjang Gelar Survey Kepuasan Pelanggan
Kamis, 18 September 2025 -
Fakultas Adab UIN RIL Siap Usulkan Prodi Baru
Kamis, 18 September 2025