• Jumat, 19 September 2025

Empat Daerah di Lampung Berpotensi Jadi Sentra Budidaya Lobster

Senin, 30 Oktober 2023 - 16.55 WIB
1000

Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi dalam acara focus group discussion (FGD) di Hotel Novotel, Senin (30/10/2023). Foto: Ria/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Pakar Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut, Rohkmin Dahuri, menyebutkan jika terdapat empat daerah di Provinsi Lampung yang dapat dijadikan sebagai sentra budidaya lobster.

"Di Lampung itu setidaknya ada empat daerah yang bisa dijadikan sentra budidaya lobster. Daerah tersebut diantaranya Pesisir Barat, Lampung Selatan, Pesawaran dan Tanggamus," katanya saat focus group discussion (FGD) di Hotel Novotel, Senin (30/10/2023).

Ia mengatakan jika pada tahun 2021 produksi lobster di Provinsi Lampung sebanyak 48,734 ton dan berada pada urutan ke 20 secara nasional. Jumlah tersebut berkontribusi sebesar 0,98 persen terhadap produksi secara nasional.

"Untuk produksi lobster perikanan budidaya pada tahun 2021 di Provinsi Lampung sendiri sebanyak 11.100 ton. Sedangkan produksi lobster perikanan tangkap laut sebanyak 37.63 ton," paparnya.

Menurut nya sejak tahun 2015 hingga saat ini, harga jual benih bening lobster (BBL) ekspor jauh lebih mahal bisa mencapai 5 hingga 10 kali lipat dari pada harga jual kepada pembudidaya di dalam negeri.

"Maka kebijakan larangan penangkapan BBL baik untuk ekspor maupun budidaya berdasarkan Permen KP No. 56/2016 telah mengakibatkan marak dan masifnya ekspor BBL illegal, yang merugikan negara trilyunan rupiah per tahun," katanya.

Selain itu harga jual BBL untuk ekspor ke negara Vietnam jauh lebih tinggi ketimbang harga jual kepada pembudidaya BBL di dalam negeri.

Hal tersebut lantaran kapasitas pembudidaya Vietnam lebih baik, dengan survival rate 70 persen dari BBL sampai lobster ukuran konsumsi, sekitar 300 gram per ekor. Sementara pembudidaya Indonesia, dengan survival rate kurang dari 30 persen.

"Oleh sebab itu, kebijakan stop ekspor BBL hanya akan berhasil, bila KKP, Ditjen Bea dan Cukai, POLRI, TNI, dan aparat penegak hukum lainnya solid, kerja cerdas, keras dan ikhlas untuk tidak memberi celah sedikitpun bagi para penyelundup ekspor BBL," tegasnya.

Selain itu ia juga berharap agar pemerintah dapat secepat mungkin meningkakan kapasitas survival rate terhadap pembudidaya lobster yang ada di Indonesia, sehingga sama dengan kapasitas negara Vietnam.

"Maka untuk mewujudkan centra lobster maka kita harus memilih lokasi budidaya yang secara biofisik sesuai dengan persyaratan hidup lobster dan peluang keberhasilannya tinggi," katanya.

Selain itu menggunakan infrastruktur budidaya yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, kolam budidaya terkontrol, dan sistem filtrasi yang baik untuk menjaga kualitas air.

Sementara itu Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi mengatakan, Lampung diberikan anugerah dengan kekayaan sumber daya alam kelautan dan perikanan salah satunya lobster, Lampung diharapkan mampu melakukan mengembangkan potensi tersebut.

"Kita wajib menjadi tuan di negeri sendiri. Keinginan saya, Lampung ini akan menjadi wilayah sumber pengembangan lobster," ujarnya.

Arinal menilai dengan menjadikan Lampung sebagai sentra pengembangan lobster, diharapkan akan berdampak pada kesejahteraan para pembudidaya dan nelayan khususnya di Kabupaten Pesir Barat sebagai lokasi potensi lobster.

"Wajib hukumnya nelayan dan masyarakat terutama di Pesisir Barat mendapat nilai tambah, Lampung dan Indonesia juga mempunyai nilai tambah," katanya.

Ia menjelaskan membangun sentra lobster ini juga salah satunya bertujuan menghindari praktek ilegal penyelundupan benih bening lobster (BBL) atau benur keluar Lampung.

"Saya akan membuat suatu aturan untuk penegakan hukum karena lobster ini ditangkap yang tadinya melalui Bandara Radin Inten II, sekarang pindah melalui Bengkulu, lalu ke Jambi, lalu ke Sumatera Selatan dan terakhir ke Vietnam. Setelah besar baru dikirim ke Jakarta," katanya.

Ia meminta agar lobster ini nantinya diutamakan untuk konsumsi didalam negeri.

"Bersama kita membangun dan mengembangkan lobster di Lampung ini untuk Indonesia barulah untuk luar (ekspor). Dan yang terpenting terhadap kualitas lobster itu sendiri," ujarnya. (*)