• Sabtu, 07 Juni 2025

Sidak Perusahaan Stockpile Batubara di Panjang, Komisi III DPRD Bandar Lampung Minta PT SME Setop Operasi

Kamis, 26 Oktober 2023 - 17.23 WIB
1.3k

Tampak kondisi tumpukan batubara di PT SME yang didatangi anggota DPRD Kota Bandar Lampung, Kamis (26/10/23). Foto: Sri/Kupastuntas.co

Sri

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - DPRD Kota Bandar Lampung melakukan inspeksi mendadak (sidak) di perusahaan stockpile batubara di kelurahan Way Lunik, Kecamatan Panjang, Kota Bandar Lampung, ada dua perusahaan yang disidak yakni PT. Global Mahardika Logistik (GML), dan PT Sentral Mitra Energi (SME), Kamis (26/10/2023).

Kedatangan para wakil rakyat itu selain untuk meninjau lokasi stockpile batubara yang kerap dikeluhkan masyarakat, juga untuk melihat perizinan hingga penanganan debunya.

Saat anggota DPRD sampai, kondisi di perusahaan PT GML sudah basah akibat baru disiram oleh air sehingga kondisinya tidak berdebu. Di lokasi juga sudah dipasang jaring untuk menghalangi debu keluar dari lokasi penampungan batubara.

"Kita melihat secara langsung keluhan warga soal debu batu bara ini, Sudah ada yang pasang jaring, terus melakukan penyiraman di areal stockpile. Saya kira ini sudah bagus," kata Ketua Komisi III DPRD Kota Bandar Lampung, Dedi Yuginta, saat dimintai keterangan.

Ia menyebut stockpile yang ada di Way Lunik sudah ada yang mengikuti rekomendasi dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terkait UKL/UPL dan tindakan preventif agar debu batu bara tidak masuk ke pemukiman warga.

Ia juga mengingatkan para pengusaha stockpile di Way Lunik patuh aturan dan tidak merugikan masyarakat sekitar karena debu batubara yang mereka hasilkan.

Karena jika tidak mengikuti aturan, maka pihaknya rekomendasikan untuk diberikan sanksi.

"Ya kita sarankan untuk segera perbaiki kalau tidak penuhi SOP yang disarankan jangan sampai operasi dulu," ungkapnya.

"Jadi jika perusahaan stockpile yang lain belum melakukan rekomendasi dari KLHK terkait penanganan debu segera dipenuhi rekomendasi itu," timpalnya.

Menurutnya debu batu bara bukanlah hal yang sepele karena menyangkut hajat hidup masyarakat banyak khususnya di kesehatan masyarakat.

"Jangan sampai keluhan masyarakat ada lagi karena kesehatan mereka terganggu akibat aktivitas stockpile," jelasnya.

Sementara, Wakil Ketua Komisi III, Agus Purwanto mengatakan, PT GML sudah cukup baik dalam hal penanganan debu meski ada sejumlah hal yang juga harus terus dibenahi, dan untuk PT SME diminta jangan dulu beroperasi karena sama sekali belum ada upaya penanganan debunya, baik itu jaring, sprayer maupun penyiraman.

"Perusahaan mengaku masih sebatas pembenahan lahan, namun dilokasi sudah ada tumpukan material batubara dan kendaraan yang menunggu antrian bongkar muat, tapi minggu depan juga akan kita undang mereka baik PT SME dan lainnya untuk hearing," katanya.

Human Source Environment PT. GML, Herry Pedro mengatakan, pihaknya sudah melakukan segala SOP penanganan debu stockpile batubara.  

"Penanggulangan debu kita lakukan penyiraman di area lahan sehari 3 kali, lalu pemasangan jaring, tujuannya bila mana ada debu stockpile batubara keluar jaring dia akan terkena air akhirnya debu itu tidak akan sampai ke area masyarakat," katanya.

Ia mengaku, lahan yang digunakan untuk pengoperasian stockpile batubara seluas 2,5 hektar dari total 4 hektar.

"Yang bekerja disini juga kita memberdayakan masyarakat, dimana 60 persen pekerja berasal dari masyarakat sekitar lewat CSR," katanya.

Ia mengklaim, bantuan sembako setiap bulan disalurkan ke masyarakat di 5 RT yang ada di Way Lunik.

"Dengan adanya keluhan warga terkait debu, kita sendiri sudah maksimal dalam penanganannya," kata Herry Pedro. (*)