Jelang Pemilu, FKUB Yakini Penyebaran Paham Radikalisme di Metro Melemah
Kupastuntas.co, Metro - Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu)
tahun 2024 mendatang, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Metro intens
melakukan pendekatan dan dialog kepada kelompok-kelompok yang diduga terpapar paham
radikalisme di Kota setempat.
Ketua FKUB Kota Metro, Dr. Sujino bahkan meyakini bahwa
aktivitas penyebaran faham radikalisme di Bumi Sai Wawai telah melemah.
Sehingga, ia juga meyakini proses pemilu 2024 di Metro akan berlangsung aman.
Pria yang akrab disapa Ustadz Sujino tersebut juga mengaku
intens berkoordinasi terkait situasi terkini di Metro dengan Detasemen Khusus
(Densus) 88 Antiteror Mabes Polri Korwil Lampung dan Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme (BNPT).
"Kalau selama ini kami koordinasi dengan Densus 88
korwil Lampung dan juga oleh BNPT termasuk juga Kementerian Agama. Nampaknya
gerakan paham ini sudah terjadi pelemahan, karena mereka sebenarnya bukan
pelaku sesungguhnya tetapi mereka adalah terpapar," kata dia saat
dikonfirmasi awak media di kantor Pemkot Metro, Rabu (25/10/2023).
"Mereka tidak begitu paham terkait dengan bagaimana
pemahaman Islam yang sempurna, bahwa satu sampel ajaran islam itu saling
terkait sehingga tidak hanya semangat untuk jihad tapi juga semangat untuk
persatuan, semangat untuk menghargai dan juga semangat toleransi yang berbeda
dengan mereka," imbuhnya.
Lemahnya penyebaran paham radikalisme di Kota Metro
dinilainya merupakan dampak dari pembinaan yang intens dilakukan oleh Densus 88
Antiteror Mabes Polri.
"Kalau pengalaman yang saya ketahui, beberapa
teman-teman yang terprofilling oleh Densus 88 mereka dilakukan pembinaan terus
dan kami juga melakukan dialog terus sehingga insyaallah aman," ucapnya.
Selain itu, dirinya juga meyakini bahwa proses hingga
pelaksanaan pemilu di Kota Metro akan berjalan aman dan damai.
"Insyaallah saya bisa menyatakan aman, berdasarkan
pantauan yang kami lakukan dan koordinasi dengan semua pihak. Yang menjamin
hanyalah Allah dan juga aparat, kita hanya meyakini," ujarnya.
Dr. Sujino bahkan berkomitmen untuk berperan aktif dalam
upaya memberikan pencerahan dan kecintaan terhadap NKRI.
"Kami setuju bahwa radikalisme itu bukan pemahaman
seseorang yang menunjukkan keluasan akan ilmunya, karena radikalisme adalah
pemahaman yang tidak sesuai dengan jiwa ke-Indonesiaan," terangnya.
"Maka dalam hal ini FKUB terus berperan aktif, untuk
bagaimana masing-masing tokoh agama itu bisa memberikan pencerahan sehingga
mereka nantinya cerah hatinya, bahwa kerukunan itu adalah tidak boleh
ditawar-tawar," sambungnya.
Ia juga menyampaikan bahwa pihaknya bersama Majelis Ulama
Indonesia (MUI) juga bakal mempertahankan kerukunan dengan menjaga eksistensi
umat. Termasuk melakukan edukasi terhadap kelompok masyarakat yang diduga
terpapar paham radikalisme.
"Karena kerukunan itu merupakan hal yang sangat urgent,
bahkan dalam hukum Islam itu bagian daripada yang tidak bisa diabaikan. Tanpa
rukun tentunya kita sulit untuk memajukan Indonesia secara bersama-sama,"
paparnya.
"Maka kami FKUB bersama Majelis Ulama Indonesia, yang
salah satu tugasnya adalah menjaga eksistensi umat agar tidak terkena paham
itu. Meka melalui forum kerukunan umat beragama, terutama bidang kerukunan dan
bidang yang menangani keumatan, kami terus melakukan dialog dan duduk bersama
untuk bagaimana mencerdaskan mereka agar kerukunan ini bisa terus tercipta, dan
ini merupakan tanggung jawab bersama," tambahnya.
Selain itu, dirinya juga menegaskan bahwa FKUB memiliki
tanggungjawab dalam menciptakan kerukunan selama proses hingga hasil pemilu
2024 mendatang.
"Tentunya dalam hal ini FKUB Kota Metro ikut bertanggung
jawab terkait dengan bagaimana pemilu yang bermartabat, aman serta adil dan
berkemajuan. Kita tidak mungkin diam, sebagai tokoh agama justru kita akan
menjadi teladan, berpartisipasi bahkan kita ikut membantu bagaimana Pemilu itu
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku," bebernya.
Tak hanya itu, pihaknya juga akan berkolaborasi dengan
stakeholder terkait potensi dan gangguan Kamtibmas menjelang hingga akhir
pemilu 2024 di Metro.
" Karena bagaimanapun Kota Metro, terkait dengan
pemahaman keagamaan pernah terindikasi, terprofilling beberapa orang kaitannya
dengan paham keagamaan yang diindikasikan itu radikal. Tapi terus kami lakukan
pendekatan-pendekatan melalui dialog keterbukaan kepada mereka, mudah-mudahan
dengan adanya dialog itu mereka juga lama-lama akan menyadari bahwa NKRI
Pancasila dan undang-undang 1945 itu adalah harga mati yang tidak boleh
ditawar-menawar," tandasnya.
Sebelumnya, pengurus dan santri Pondok Pesantren (Ponpes)
Al-Muhsin melakukan deklarasi menolak paham intoleransi,radikalisme dan
terorisme pada Kamis (21/9/2023) sekitar pukul 10.15 WIB hingga 11.15 WIB.
Deklarasi tersebut digelar dalam lingkungan masjid Baitus
Sa'adah, komplek Ponpes Putra Al-Muhsin yang terdapat di Jl. Kucing, RT 40 RW
07, Kelurahan Purwosari, Kecamatan Metro Utara.
Kegiatan tersebut juga dikemas dalam bentuk pengajian yang
diikuti oleh Kapolsek Metro Utara AKP
Adrianus Widanarto, Danramil yang diwakili Serka Edi S dan Camat Metro
Utara yang diwakili Sekertaris Camat, Basuki Rahmad.
Deklarasi menolak paham intoleransi, radikalisme dan
terorisme di lingkungan Ponpes tersebut juga diisi oleh penceramah ustad Ali
Mutadho. Dalam ceramahnya berisi pemahaman kepada santri dan tamu undangan agar
tidak terpengaruh oleh paham Intoleransi, Radikalisme, dan Terorisme. (*)
Berita Lainnya
-
CV Andyka Cipta Pratama Bantah Tudingan Korupsi Proyek Drainase Jalan Raya Stadion di Metro Timur
Rabu, 25 September 2024 -
Bawaslu Tegaskan ASN Dilarang Terlibat dalam Kampanye Pilkada di Metro
Rabu, 25 September 2024 -
Pasutri Dilarang Daftar Rekrutmen 39 Pengawas TPS se- Metro Barat
Selasa, 24 September 2024 -
Pilkada Metro 2024: Mubaraq Nomor Satu dan Waru Nomor Dua
Senin, 23 September 2024