• Sabtu, 30 November 2024

20 Desa di Lambar Dicanangkan Sebagai Desa Mandiri Cegah Konflik Manusia dan Satwa

Kamis, 19 Oktober 2023 - 19.48 WIB
99

Ilustrasi. Foto: Mongabay

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Pemerintah Kabupaten Lampung Barat melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) membentuk 20 pekon (Desa) mandiri dalam rangka mitigasi konflik antara manusa dan satwa liar yang sering terjadi di Bumi Beguai Jejama Sai Betik.

Kepala Bidang Pengelolaan, Pengendalian Lingkungan Hidup, Sukimin, mengatakan pembentukan 20 pekon mandiri tersebut merupakan program jangka panjang peningkatan ekonomi masyarakat.

“Tentunya berhubungan dengan upaya mitigasi konflik satwa liar yang sering terjadi di Lampung Barat, sehingga bagaimana agar kita melakukan upaya konkrit dalam melakukan pencegahan,” kata dia kepada wartawan, Kamis (19/10/2023).

Sebab dia menjelaskan, selama ini terdapat sejumlah kendala yang di hadapi pemerintah dalam melakukan mitigasi, salah satu nya terkait pembiayaan, sehingga kedepan pihaknya berharap masyarakat bisa mandiri.

Sukimin menjelaskan bahwa 20 pekon tersebut merupakan pekon yang sering mengalami konflik dengan satwa liar seperti gajah, harimau, dan beruang. Pekon tersebut tersebar di sembilan kecamatan yang ada di Lampung Barat.

Rinciannya, Kecamatan Bandar Negeri Suoh (BNS) Pekon Bumi Hantatai dan Gunung Ratu. Kecamatan Suoh Pekon Ringin Sari, Rowo Rejo, Tugu Ratu, Sukamarga, dan Sumber Agung.

Kecamatan Way Tenong Pekon Tambak Jaya dan Tanjung Raya. Kecamatan Balik Bukit Pekon Kubu Perahu dan Padang Cahya. Kecamatan Kebun Tebu Pekon Tri Budi Makmur.

Kecamatan Sumber Jaya Pekon Simpang Sari. Kecamatan Lumbok Seminung Pekon Ujung Rembun, Pancur Mas, Sukabanjar dan Tawan Sukamulya. Kecamatan Batu Ketulis Pekon Luas dan Atar Kuwaw. Kecamatan Sekincau Pekon Padang Tambak dan Kota Baru.

Sukimin menerangkan, program pekon mandiri untuk mitigasi konflik tersebut dilakukan dengan bekerja sama dengan Wildlife Conservation Society (WCS). Nantinya program tersebut akan melibatkan beberapa organisasi perangkat daerah (OPD).

Selain itu, pihaknya saat ini telah menyusun Road Map terkait 20 pekon mandiri untuk mitigasi konflik manusia dan satwa liar tersebut. "Semua itu nantinya akan tercantum di dalam Road Map. Di dalamnya juga akan ada rencana kerja dan kapan waktu kerja tersebut akan dimulai," sambungnya.

Terkait keterlibatan beberapa OPD selain DLH Lampung Barat, nantinya beberapa OPD terkait juga akan memberikan program-program kegiatan sendiri sesuai dengan tupoksinya masing-masing.

Diantaranya Diskoperindag Pemkab Lampung Barat yang nantinya akan memberdayakan masyarakat ataupun satgas agar bisa mengembangkan produk usaha. "Nanti bisa melatih masyarakat untuk membuat produk IKM untuk kemudian dipasarkan keuntungan nya untuk mitigasi konflik," jelasnya.

Sukimin berharap agar rencana program ini dapat menjadi upaya yang efektif dalam mengatasi permasalahan konflik manusia dan satwa liar yang masih sering terjadi di Lampung Barat ini.

“Selain itu diharapkan juga nantinya masyarakat ataupun satgas bisa secara mandiri melakukan mitigasi pencegahan dan penanganan,” pungkasnya. (*)