• Minggu, 29 September 2024

Bangun 18,47 Kilometer Jalan di Kota Metro, Pemkot Gelontorkan Rp 28,7 Miliar

Selasa, 17 Oktober 2023 - 11.30 WIB
974

Sejumlah pekerja saat melakukan rehabilitasi jalan Dr. Soetomo Kota Metro. Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Pemerintah Kota (Pemkot) Metro kini tengah berfokus terhadap pembangunan infrastruktur jalan. Tak tanggung-tanggung, anggaran sebanyak Rp28,7 miliar digelontorkan untuk membangun 18,47 Kilometer jalan di Bumi Sai Wawai.

Dari data yang diperoleh Kupastuntas.co, puluhan miliar rupiah anggaran pembangunan jalan tersebut berasal Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2023.

Anggaran dengan total Rp28.783.980.400 itu diperuntukkan bagi pembangunan dan rehabilitasi jalan sepanjang 18,47 Kilometer serta proyek pelebaran jalan sepanjang 3,33 kilometer.

Sedikitnya terdapat enam proyek strategis di Kota Metro yang telah digelar pemerintah. Diantaranya ialah proyek tender penanganan long segmen peningkatan atau rekonstruksi jalan Dr. Soetomo dengan menggunakan DAK tahun 2023 sebesar nilai kontrak Rp 5.142.860.900. Yang mana proyek tersebut ditargetkan rampung pada Desember 2023 mendatang.

Kemudian, proyek tender rehabilitasi jalan Hasanuddin di Kecamatan Metro Pusat yang menyedot anggaran dengan nilai kontrak mencapai Rp 3.545.994.000. Proyek ini ditargetkan selesai pada 16 Desember 2023 mendatang.

Berikutnya ialah proyek tender rekonstruksi peningkatan kapasitas struktur jalan WR Supratman Kota Metro dengan nilai kontrak mencapai Rp 744.412.400. Proyek tersebut ditargetkan selesai dikerjakan pada 23 November 2023 mendatang.

Selanjutnya proyek tender rekonstruksi peningkatan kapasitas struktur jalan Kaca Piring di Kelurahan Ganjar Agung, Kecamatan Metro Barat. Yang mana proyek tersebut dibandrol dengan nilai kontrak Rp 600.700.000 dan ditargetkan rampung pada 13 November 2023 mendatang.

Lalu proyek tender rehabilitasi jalan Sutan Syahrir Kecamatan Metro Timur yang menelan anggaran dengan nilai kontrak mencapai Rp 627.180.750 dan ditargetkan selesai pada 8 November 2023 mendatang.

Terakhir ialah proyek tender pembangunan jalan tongkol di Kelurahan Yosodadi, Kecamatan Metro Timur dengan nilai kontrak mencapai Rp 336.303.500 yang juga ditargetkan selesai dikerjakan pada 24 November 2023.

Saat dikonfirmasi, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kota Metro, Dadang Haris membenarkan hal tersebut. Ia menjelaskan bahwa sejumlah proyek pembangunan jalan telah dikerjakan dan ditargetkan selesai akhir tahun mendatang.

"Untuk total yang panjang jalan yang dibangun maupun yang direhabilitasi yaitu sepanjang 18.470 meter. Itu terbagi atau pembangunan maupun rehabilitasi jalan aspal sepanjang 14.709 meter, rigid sepanjang 2.403 meter, onderlagh sepanjang 974 meter dan onderlagh dengan base A sepanjang 384 meter," terangnya saat dikonfirmasi Kupastuntas.co, Selasa (17/10/2023).

Tak hanya itu, dirinya juga menerangkan proyek pelebaran jalan dengan total panjang 3,33 kilometer di kanan dan kiri jalan yang telah dibangun Pemerintah dengan anggaran puluhan miliar tersebut.

"Untuk total pelebaran jalan itu ada sepanjang 3.338 meter. Itu dilebarkan di kanan dan kiri jalan, dalam pelebaran jalan ini tidak menambah kemantapan jalan," jelasnya.

"Kalau untuk total anggaran fisik yang digelontorkan itu totalnya Rp 28.783.980.400. Dari DAK itu ada Rp 7.448.353.000 dan dari APBD itu ada Rp 21.335.627.400," pungkasnya.

Terpisah, Kepala DPUTR Kota Metro, Robby Kurniawan Saputra mengaku bahwa pihaknya telah menargetkan pembangunan jalan lainnya di Kota Metro yang kini kondisinya belum baik.

"Jadi untuk target ke depan, setelah perbaikan jalan ini dilakukan kita akan memperbaiki semuanya. Ini kita sudah di tahun anggaran 2023 memperbaiki beberapa ruas jalan utama, mulai Jalan Sutomo, jalan WR Supratman, jalan Hasanuddin, jalan Sutan Syahrir, lalu jalan kaca piring, jalan tongkol dan masih banyak lagi," ujarnya.

Guna memastikan kualitas jalan agar selalu naik, Robby mengarahkan peran serta masyarakat dalam melakukan pengawasan dan pemeliharaan jalan di sekitar lingkungannya.

"Peran serta masyarakat dalam pengawasan dan pemeliharaan jalan ini sangat diperlukan. Masyarakat yang tinggal dan berada di sekitar jalan bersama-sama tokoh masyarakat ketika melihat adanya satu kerusakan jalan diharapkan segera melaporkan," ucapnya.

"Lalu yang kedua, ketika ada kerusakan jalan disebabkan oleh adanya satu kelalaian atau satu pelanggaran, misalkan ada mobil yang kelebihan muatan tiba-tiba jatuh atau terperosok di pinggir jalan yang otomatis merusak saluran drainasenya, nah itu cepat dimintai pertanggungjawaban melalui Pamong atau melalui Camat maupun lurah setempat," sambungnya.

Kepala DPUTR Kota Metro tersebut mencontohkan insiden kerusakan jalan yang disebabkan oleh lalu lintas kendaraan dengan muatan ekstra alias overload yang kerap merusak konstruksi jalan.

"Kita harapkan, nantinya itu ada upaya yang lebih konkrit terkait dengan masalah tonase kendaraan yang melewati jalan tersebut. Seperti kita tahu banyak sekali terjadinya over capacity atau yang kalau istilah di perhubungan itu Odol atau over dimensi atau overload kendaraan yang lewat bukan pada kelasnya," bebernya.

"Sebagai ilustrasi di jalan Hasanuddin, itu masuk kelas jalan kelas III. Maksimalnya mobil yang boleh melewati jalan itu, kendaraan dengan tonase 15 ton. Tapi kenyataannya yang lewat situ coba kalau dilihat pada malam hari, itu kendaraan 20 ton, 25 ton bahkan sampai 30 Ton, itu melewati Jalan Hasanuddin. Itu sedikit contohnya, dan itu merupakan salah satu bentuk keterlibatan masyarakat dalam merawat dan memelihara infrastruktur yang telah dibangun, dalam hal ini jalan," tambahnya.

Menurutnya, pengawasan hasil pembangunan merupakan tanggungjawab semua pihak termasuk didalamnya ialah masyarakat Kota Metro.

"Nah ini yang harus menjadi perhatian semua pihak, Dinas PU menyiapkan infrastruktur atau memperbaiki infrastruktur berupa jalan, tapi ketika jalan ini sudah dibangun dan kita gunakan harusnya semua elemen dan semua pihak yang memanfaatkan jalan ini harus tertib juga mematuhi rambu-rambu," paparnya.

"Salah satu yang harus tertib ya para pengguna jalan yang Odol jangan lewat situ, ikuti ketentuan yang sudah ada, diatur oleh Dinas Perhubungan juga dan juga dari satuan lalu lintas Polres, seperti itu," tutupnya.

Terpisah, salah seorang warga Kelurahan Ganjar Agung, Kecamatan Metro Barat menilai pembangunan yang gelar Pemkot Metro telah berjalan baik namun perlu ditingkatkan.

"Alhamdulillah jalan di Kota Metro sudah diperbaiki dan ada yang masih dalam perbaikan, bahkan jalan lingkungan yang ada juga telah hampir semua di perbaiki oleh Pemkot Metro. Saya yakin dengan perbaikan yang tadinya lataston saat ini ditingkatkan menjadi cor beton, jalan lingkungan kami akan bertahan lama," kata Budi Listyono.

Dirinya juga mendukung imbauan Pemkot melalui DPUTR agar masyarakat dapat berperan aktif dalam menjaga dan merawat hasil pembangunan di Bumi Sai Wawai.

"Ya saya setuju, memang jalan yang sudah dibangun ini harus dijaga dan dirawat bersama, jangan dibiarkan begitu saja jika ada truk-truk muatan besar lewat. Karena jalan ini tidak sesuai dengan kelasnya. Maka saya rasa perlu juga keterlibatan Dishub dan Satlantas Polres Metro dalam mengatur lalu lintas kendaraan besar dan berat itu, jangan sampai masuk ke jalan lingkungan, bisa hancur jalannya," tandasnya. (*)