Hadirkan Pembicara Takmir Masjid Rujukan Nasional, DMI Bandar Lampung Dorong Masjid Jadi Pusat Aktivitas Umat

Ketua DMI Kota Bandar Lanpung, H. Rahmat Mirzani Djausal, saat membuka kegiatan pelatihan manajemen masjid di Masjid Darul Ilmi Kampus IIB Darmajaya, Sabtu (30/9/2023). Foto: Ist
Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota
Bandar Lampung menghadirkan pembicara Ki Kusnadi Ikhwani, Ketua Takmir Masjid
Al Falah, Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah, untuk menjadi pembicara dalam
pelatihan manajemen masjid di Masjid Darul Ilmi Kampus IIB Darmajaya, Sabtu
(30/9/2023). Pelatihan diikuti 400 peserta dari 20 kecamatan se-Bandar Lampung.
Menurut Ketua DMI Kota Bandar Lanpung, H. Rahmat Mirzani Djausal,
pelatihan yang dibagi dua angkatan ini untuk mendorong para takmir agar
memfungsikan masjid sebagai pusat aktivitas masyarakat di sekitarnya.
"Masjid jangan hanya untuk ibadah ritual, tapi harus mampu menjadi sentra
kegiatan umat, seperti yang dilakukan Masjid Al Falah Sragen," kata Rahmat
Mirzani Djausal, saat pembukaan pelatihan.
Agenda pelatihan ini juga dirangkai dengan pelantikan pengurus DMI Bandar
Lampung masa bakti 2022-2017 oleh Ketua DMI Provinsi Lampung H. Kherlani.
Tampak hadir perwakilan Kantor Kementerian Agama Kota Bandar Lampung, Badan
Kesbangpol Provinsi Lampung, dan Rektor IIB Darmajaya Firmansyah.
Pada kesempatan itu, Mirza, sapaan akrabnya mengatakan pelatihan ini
merupakan bagian dari rencana kerja pengurus membentuk DMI di 20 kecamatan
se-Bandar Lampung. Kemudian menyusun program kerja prioritas dan jangka
menengah. "Selain program peribadatan, tak kalah penting adalah
pengembangan dan pemberdayaan masjid untuk mendukung ekonomi umat," kata
Mirza, yang juga Anggota DPRD Provinsi Lampung asal Dapil Bandar Lampung itu.
Sebagai tindak lanjut pelatihan ini, kata Mirza, pihaknya akan
menyeleksi 20 takmir masjid untuk diberangkatkan belajar langsung ke Masjid
Raya Al Falah Sragen, Jawa Tengah, selama seminggu. Ke-20 takmir masjid ini
nantinya diharapkan dapat mempelajari langsung manajemen masjid Raya Al Falah
untuk diterapkan di masing-masing masjid.
Takmir Masjid Fokus, Ikhlas, dan Dermawan
Tampil di hadapan ratusan takmir, Ki Kusnadi Ikhwani, berbagi kiat
pengelolaan masjid, sehingga Masjid Raya Al Falah kini menjadi rujukan dan
pusat literasi manajemen masjid nasional. Dia memaparkan, ketika pada 2015
dipercaya menjadi ketua takmir terobosan pertama yang dilakukan adalah menggaji
imam masjid dengan upah tiga kali UMR setempat. "Tentu saja banyak
tantangan karena dianggap pada saat itu tak lazim. Namun kami tetap
jalan," kata Kusnadi.
Kini tak hanya imam yang bergaji. Masjid Raya Al-Falah Sragen memiliki
lebih dari 30 Karyawan yang di gaji profesional. Terdiri dari petugas keamanan
lima personil, petugas kebersihan enam personil, dan Brigade Bersih Masjid 5
Personil dan semua Karyawan tersebut di gaji setara UMK. Selain itu masih ada
lagi beberapa divisi yang ada di Masjid Raya Al Falah Sragen seperti tim IT,
pengelola BUMM dan juga beberapa pos managerial.
Banyaknya kegiatan yang berjalan di Masjid Raya Al-Falah Sragen inilah
yang membuat masjid ini tak pernah sepi. Meski di luar Ramadan, jamaah salatnya
selalu ramai. Sejumlah terobosan yang dilakukan yakni menolkan bahkan meminuskan
saldo kas masjid tiap akhir bulan.
Kemudian, menyediakan buka puasa dan sahur ramadhan 2000 porsi,
menyediakan buka puasa Senin dan Kamis. Minuman Gratis Selalu tersedia untuk
jamaah. Memberangkatkan umroh bagi jamaah salat terawih yang paling rajin
salat. "Kami juga punya layanan Brigade Bersih Masjid yang melayani
pembersihan-masjid sekitar Sragen," kata Ki Kusnadi.
Selain menggaji aeluruh karyawan, pihaknya juga memberikan hadiah sepeda
motor bagi jamaah salat subuh terajin. Lalu, ada ATM beras untuk kaum dhuafa,
hingga mengganti barang yang hilang di dalam masjid. "Parfum gratis selalu
tersedia untuk jamaah. Penitipan barang gratis dan ada petugas jaga," kata
Ki Kusnadi.
Di bidang ekonomi umat, pihaknya punya program pemberdayaan pedagang
kaki lima (PKL) sekitar masjid, layanan event organizer Wedding (pernikahan),
dan mendirikan Badan Usaha Milik Masjid (BUMM). "Ada juga makan gratis
setelah kajian subuh ahad dan streaming kajian di medsos Masjid Raya
Al-Falah," kata dia.
Kunci sukses pengelolaan masjid, kata Ki Kusnadi, takmir harus fokus
bekerja, iklas, dan dermawan. Kemudian, manajemen masjid diserahkan kepada
anak-anak muda yang kreatif. "Jangan mengurus masjid sambilan dengan sisa
waktu dan tenaga. Tapi harus fokus dan amanah," kata Ki Kusnadi. (*)
Berita Lainnya
-
Gus Fahmi: Jangan Sembarangan Pilih Pondok, Pilihlah yang Dapat Membentuk Karakter Santri
Minggu, 03 Desember 2023 -
Pengukuhan PC IKAPETE Pringsewu, Puji Raharjo: Jaga 5 Nilai Dasar Pesantren Tebuireng
Minggu, 03 Desember 2023 -
Resmi! 13 Perusahaan Holding PTPN Jadi PalmCo dan SupportingCo
Jumat, 01 Desember 2023 -
Mahasiswi Universitas Teknokrat Indonesia Rheina Kharizma Raih Juara 2 Lomba Street Photography
Jumat, 01 Desember 2023