• Jumat, 25 April 2025

Kebakaran Hutan dan Lahan di Lampung Terluas se-Sumatera, Terbanyak di TNWK 1.970 Hektar

Rabu, 20 September 2023 - 08.19 WIB
246

Ilustrasi. Foto: Ist

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Provinsi Lampung paling luas se-Pulau Sumatera selama tahun 2023. Taman Nasional Way Kambas (TNWK) paling banyak terjadi karhutla seluas 1.970 hektar.

Asisten Deputi (Asdep) 4/V Kamtibmas Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Brigjen Pol Lakoni mengatakan angka karhutla di Provinsi Lampung setiap tahunnya terus mengalami penurunan cukup drastis. Namun, Provinsi Lampung tercatat sebagai daerah dengan karhutla terluas se-Sumatera selama tahun 2023.

“Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan dalam penanganan karhutla, banyak daerah tidak memiliki dukungan operasional untuk pemadaman darurat dari BNPB,” kata Lakoni saat rapat koordinasi penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Lampung tahun 2023 yang berlangsung di Hotel Novotel, Bandar Lampung, Selasa (19/9/2023).

Selain itu, kata Lakoni, ada pula permasalahan sarana dan prasarana penanggulangan karhutla yang ada sudah dalam kondisi usang dan rusak. “Lalu banyak perusahaan yang belum dilibatkan secara maksimal dalam penanggulangan karhutla," katanya.

Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan pada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Thomas Tandi Bua menambahkan ada beberapa kasus karhutla yang terjadi di Lampung selama periode Januari-Agustus 2023.

Diantaranya, pada 6 Januari 2023 terjadi karhutla di Grid 34E Resort Susukan Baru, Way Kanan, tepatnya di Balai Taman Nasional Way Kambas dengan luas lahan terbakar kurang lebih 70 hektar. Kemudian 9 Januari 2023 kembali terjadi karhutla di Grid 14E Resort Susukan Baru, Way Kanan, juga di Taman Nasional Way Kambas kurang lebih 100 hektar.

“Selanjutnya pada 14 Januari 2023 di Grid 68C Resort Rantau Jaya, Grid 67, 76, 77C Resort Toto Projo Balai Taman Nasional Way Kambas luas lahan terbakar kurang lebih 1.500 hektar,” jelasnya.

Kemudian, pada 10 Februari 2023 resort Susukan Baru, Balai Taman Nasional Way Kambas kembali terjadi karhutla dengan luas lahan 100 hektar.

"Kemudian tanggal 11 Februari 2023 resort Rantau Jaya dan Resort Susukan Baru SPTN 1 Way Kanan Balai Taman Nasional Way Kambas luas lahan terbakar 200 hektar. Dan memang karhutla yang terjadi di Lampung terbanyak di TNWK," paparnya. Ia melanjutkan, total luas lahan TNWK yang terbakar kurang lebih 1.970 Hektar.

Thomas menerangkan, di luar wilayah TNWK, karhutla juga terjadi di sejumlah daerah di Provinsi Lampung. Yakni di Lampung Tengah 125,45 hektar, Lampung Timur 2.752,92 hektar, Lampung Utara 23,46 hektar, Mesuji 178,00 hektar, Tulang Bawang 224,22 hektar, Tulangbawang Barat 4,55 hektar dan  Way Kanan 238,59 hektar.

Thomas mengimbau, dalam menghadapi dampak fenomena El Nino, semua pihak harus memantau data dan informasi prakiraan iklim, cuaca dan sistem peringatan bahaya kebakaran dari BMKG.

Kemudian memantau hotspot dan informasi kejadian karhutla dari lapangan, serta melakukan penyuluhan, sosialisasi, kampanye literasi, dan edukasi di wilayah rawan karhutla.

"Penting juga untuk memasang rambu-rambu dan papan peringatan bahaya karhutla di lokasi strategis. Serta meningkatkan pengawasan terhadap indikasi kejadian karhutla dengan melakukan patroli dan cek lapangan," ujarnya.

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Yanyan Ruchyansyah yang hadir pada rapat tersebut mengatakan, areal TNWK yang sering terjadi karhutla ada di lahan savana.

Yanyan mengungkapkan, karhutla kerap terjadi di TNWK merupakan upaya dari para pemburu liar untuk menumbuhkan rumput agar rusa dapat berkumpul di daerah tersebut.

"Upaya yang dilakukan oleh pihak TNWK adalah melakukan investigasi kepada para pelaku dan melakukan pendekatan agar para pelaku menyadari efek dari perilaku yang dilakukan tersebut. Jadi memang pendekatan persuasif," kata Yanyan.

Selain itu, pihak TNWK juga sudah melakukan pendekatan ke masyarakat untuk berpartisipasi menjaga serta melakukan rehabilitasi lahan di wilayahnya.

"Pihak  TNWK juga sudah bekerjasama dengan Unila untuk melakukan rehabilitasi di beberapa spot. Dan Alhamdulillah masyarakat juga menunjukkan perhatian serta tanggung jawab terhadap pemeliharaan pada lahan rehabilitasi," jelasnya.

Yanyan melanjutkan, Pemprov Lampung juga telah minta kepada para bupati dan walikota untuk berperan serta dalam upaya penanggulangan dan pencegahan karhutla.

"Memang deteksi dini menjadi sebuah tindakan utama yang penting. Karena kalau sudah kebakaran maka susah untuk dipadamkan. Maka peran masyarakat sebagai ujung tombak memang sangat penting," jelasnya.

Yanyan menerangkan, untuk mencegah dan menanggulangi karhutla di Lampung, disiagakan polisi hutan 241 orang, Masyarakat Peduli Api (MPI) 20 kelompok, Masyarakat Mitra Polhut (MMP) 600 orang, forum relawan bencana 27 LSM, TNI dan Polri serta BPBD kabupaten/kota dan provinsi.

"Kami berharap kepada KLHK untuk dapat memfungsikan KPH. Karena KPH ada di tapak dan dia intensitasnya tinggi di lapangan sehingga penting untuk ikut diberdayakan," ujarnya. (*)

Berita ini telah terbit di SKH Kupas Tuntas edisi Rabu 20 September 2023 dengan judul “Brigjen Lakoni: Kebakaran Hutan dan Lahan di Lampung Terluas se-Sumatera