• Minggu, 29 September 2024

Dinas Pertanian Klaim Ancaman Gagal Panen di Metro Berkurang

Senin, 18 September 2023 - 15.26 WIB
94

Kepala DKP3 Kota Metro, Heri Wiratno saat diwawancarai awak media. Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan peternakan (DKP3) Kota Metro mengklaim ancaman gagal panen akibat dampak fenomena El-Nino di Kota setempat berkurang. Dari sebelumnya 200 hektar lahan persawahan terancam gagal panen kini berubah menjadi 100 hektar.

Kepala DKP3 Kota Metro, Heri Wiratno menyampaikan update terbaru luasan lahan persawahan yang terancam gagal panen. Meskipun begitu, dirinya belum dapat memastikan seluruh lahan yang terancam gagal panen itu dapat diselamatkan.

"Yang menjadi ancaman itu sudah berkurang, sekarang ada sekitar 100an hektar. Ooh tidak, kalau sebelum panen semua belum bisa saya nyatakan bisa tertangani, karena kan masih dalam proses," kata dia saat dikonfirmasi Kupastuntas.co, Senin (18/9/2023).

Heri mengaku bahwa pihaknya terus melakukan antisipasi dan koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan.

"Sampai hari ini antisipasi dampak kekeringan itu, setiap hari terus kita lakukan. Kita koordinasi dengan berbagai stakeholder, kalau sudah kayak gitu kan kita tidak bisa melakukannya sendiri pasti harus ada kerjasama dengan yang lain," ucapnya.

Selain itu, Heri juga menginformasikan bahwa hingga kini pihaknya mencatat terdapat 0,85 hektar lahan persawahan yang dipastikan gagal panen akibat dampak fenomena El-Nino.

"Sekarang yang gagal bener sudah tidak bisa diselamatkan itu ada 0,85 hektar, itu yang tidak bisa diselamatkan sama sekali," ungkapnya.

Guna mengantisipasi bertambah lahan persawahan yang gagal panen, pihaknya berupaya melakukan pola gilir air serta memberikan pinjaman mesin penyedot air kepada kelompok tani.

"Bentuk penanganannya saya kira kita sudah melakukan pola gilir air, lalu membantu alat untuk menaikkan air dari lumbung- lumbung air sawah pertanian warga," ujarnya.

"Yang kita pinjamkan kepada para petani itu mesin dan pakai selangnya juga, tentu selangnya kami hanya fasilitasi 10 meter dan 50 meter. Kalau dia jauh lagi ya harus nambah selang sendiri," imbuhnya.

Heri bahkan menegaskan bahwa bantuan pinjaman alat penyedot air diberikan tanpa pungutan biaya apapun alias gratis. Dirinya bahkan meminta petani melaporkan setiap oknum yang diduga memanfaatkan kesulitan petani untuk kepentingan pribadi.

"Pada prinsipnya kami memfasilitasi selang dan mesinnya, kalau untuk BBM-nya itu sewa kelola dari masing-masing kelompok tani. Kami tidak menarik apapun kepada para petani, boleh dicek satu-satu, termasuk yang katanya juga solar itu," terangnya.

"Kalau ada petugas saya, sampaikan saja ke saya termasuk NIP-nya dan rumahnya di mana nanti akan saya minta sesuai aturan yang berlaku ya saya kira. Karena petani tidak boleh ditarik, karena pastikan di tingkat kelompok itu ada budaya janggolan yang mana mereka kelola sendiri," sambungnya.

Meskipun telah berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), pihaknya belum dapat memastikan petani mendapatkan jatah air.

"Kita melakukan pola gilir setiap 4 hari sekali, kami tidak bisa memastikan ketersediaan air yang bisa memastikan adalah BKSDA. Setiap minggu kita lakukan koordinasi," ungkapnya.

"Sebenarnya kan kami pastikan para petani bisa mendapatkan air, karena kalau menurut aturan September ini jalur air kita sudah mati tapi karena masih ada pertanaman, BKSDA dan kami selalu berkoordinasi untuk tetap Panen," tambahnya.

Kepala DKP3 Kota Metro tersebut juga mengungkapkan bahwa terdapat satu Kecamatan di Bumi Sai Wawai yang mengalami tingkat kerawanan gagal panen tertinggi.

Untuk itu, dirinya berharap agar masyarakat dapat menginformasikan setiap ancaman kekeringan yang berdampak pada gagalnya produktivitas pertanian di Metro.

"Wilayah yang paling rawan kekeringan di Metro itu di wilayah kecamatan metro Utara, itu yang paling rawan dan kita sudah bentuk tim," tuturnya.

"Saya juga mohon kepada teman-teman media bahwa saat ini kita sedang El Nino sehingga media juga berperan aktif dalam memberikan informasi. Termasuk hal-hal yang mungkin belum bisa kami tangani, karena informasi itu merupakan bantuan bagi kami agar kami bisa menyelesaikan problem para petani," tandasnya.

Diketahui, sebelumnya DKP3 Kota Metro telah mencatat seluas 200 hektar lahan persawahan di Kota setempat terancam gagal panen. Hal tersebut diduga disebabkan oleh fenomena El-Nino dan minimnya pasokan air irigasi persawahan.

Kini, catatan 200 hektar lahan pertanian persawahan yang terancam gagal panen tersebut telah berkurang menjadi 100 hektar. Hal itu disebabkan oleh beragam bentuk antisipasi yang dilakukan DKP3 Kota Metro.(*)