• Kamis, 24 April 2025

Ratusan Warga Tanjung Bintang Protes Debu Batu Bara, Ini Kata WALHI Lampung

Jumat, 08 September 2023 - 14.13 WIB
236

Ratusan warga Tanjung Bintang saat menggelar aksi unjuk rasa di depan salah satu perusahan di Jalan Ir Sutami, Tanjung Bintang. Foto: Detikcom

Kupastuntas.co, Bandar Lampung - Persoalan aktivitas Batu Bara sebabkan polusi pada permukiman warga Kecamatan Tanjung Bintang, Lampung Selatan, Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Lampung sebut perusahaan harus bertanggung jawab hentikan sumber-sumber polusi yang mencemari lingkungan.

Hal itu ditegaskan Direktur WALHI Lampung, Irfan Tri Musri menanggapi ratusan warga yang protes terhadap debu batu bara hingga ke halaman rumah bahkan ke dalam rumah warga yang dinilai sangat mengganggu.

Perusahan yang disebut-sebut merupakan milik dari 8 Perusahaan tambang diantaranya, PT HDL, PT SBE, PT RAE, PT G, PT ASP, PT TMJ, PT PSM dan PT BAS. Warga setempat menuntut adanya kompensasi dari kerugian yang dialami selama ini.

Irfan mengatakan, selain kompensasi, perusahaan harus pula segera melakukan tanggung jawabnya dengan menghentikan sumber-sumber polutan akibat aktivitas usahanya itu.

"Memang salah satu dampak potensial dari adanya stockpile itu ya debu, dalam konteks ini juga kan bukan hanya pembagian kompensasi yang jadi tanggung jawab perusahaan itu, tetapi bagaimana juga perusahaan dapat menghentikan sumber-sumber pencemaran dan sumber-sumber polutan, agar tidak ada kejadian serupa," kata Irvan, saat dimintai tanggapan saat dihubungi, Jumat (8/09/2023).

Dalam permasalahan ini juga, Walhi Lampung meminta pemerintah juga dapat turun tangan menjembatani keluhan para warga terdampak polusi dari debu stockpile batu bara.

Dengan melakukan pengecekan berkala, monitoring dan jika diperlukan segera mengambil langkah tegas. Dengan menindak perusahaan yang ditemukan menyalahi aturan.

"Kalau masih terulang, Pemerintah harus bertanggung jawab dong, dengan memberikan monitoring, melakukan penegakan hukum, serta memberikan sanksi," tegasnya.

Menurutnya, masalah dampak debu dari aktivitas bongkar muat hasil tambang batu bara ini tidak hanya menjadi keluhan oleh Warga di wilayah Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan saja.

Tercatat sebelumnya, Masyarakat Way Lunik, Kelurahan Panjang, Kota Bandar Lampung, juga mengeluhkan dampak yang diduga ditimbulkan oleh stockpile batu bara dekat permukiman mereka.

"Yang terlihat semakin parah, di musim kemarau kali ini, dimana saat ini dunia tengah pula mengalami fenomena el nino, dimana terdapat adanya pemanasan suhu muka laut," terangnya.

Untuk diketahui, pada Kamis, 7 September 2023 ratusan warga Tanjung Bintang menggelar aksi unjuk rasa di depan salah satu perusahan yang terletak di Jalan Ir Sutami, Tanjung Bintang, guna memprotes atas pemcemaran yang disebabkan oleh aktivitas tersebut.

Kamsari, salah satu masa aksi mengeluhkan dampak yang timbul akibat aktivitas batu bara tersebut, lantaran dalam satu tahun belakangan ini mereka merasa terdampak polusi bongkar muat batu bara di beberapa stockpile, dekat permukiman warga.

"Bisa tiga kali menyapu rumah, karena debunya menguap dan menyebar. Di rumah itu kelihatan hitam, debunya nempel di kaki, ada yang masuk ke dalam rumah karena terbawa angin," kata Kamsari. (*)