• Minggu, 29 September 2024

Aksi Tawuran Resahkan Warga Metro, Satu Pelajar Jadi Korban Pembacokan

Rabu, 06 September 2023 - 15.51 WIB
2.5k

Petugas gabungan yang terdiri dari Polisi, SatPol-PP, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Kebangpol Kota Metro saat melakukan pengecekan TKP yang viral akan kembali dijadikan sebagai tempat tawuran. Foto: Arby/Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Metro - Kabar tawuran antar pelajar di Kota Metro viral di pesan berantai WhatsApp pada Rabu (6/9/2023). Namun faktanya, peristiwa tawuran antar pelajar itu terjadi pada Selasa (5/9/2023) sekitar pukul 17.00 WIB di wilayah Ziplane, Sumbersari, Kecamatan Metro Selatan.

Dari informasi yang dihimpun Kupastuntas.co, dalam tawuran tersebut terdapat satu pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Metro yang menjadi korban pembacokan.

Dari pantauan Kupastuntas.co, terdapat puluhan petugas yang terdiri atas Kepolisian Sektor Metro Selatan, Satpol-PP, Dinas Pendidikan dan Kesbangpol Kota Metro melakukan pengecekan atas informasi yang viral tentang rencana aksi tawuran antar pelajar di wilayah wisata Sumbersari tersebut.

Dari keterangan saksi mata yang merupakan warga sekitar, aksi tawuran itu terjadi bukan hari ini, melainkan sore kemarin. Meskipun begitu, kabar yang viral itu meresahkan masyarakat dan membuat warga harus ekstra waspada.

"Itu kemarin sore, bukan hari ini kejadiannya. Kejadian baru pertama kali ini, kemarin sore sekitar jam 5 sore kejadiannya. Kejadian itu secara tiba-tiba, orang-orang itu datang dari atas sana lari ke arah sini dan semua bawa senjata. Sementara anak-anak yang duduk-duduk di sini itu, anak-anak yang biasa yang nongkrong-nongkrong beli es," ungkap Sujarno kepada Kupastuntas.co di lokasi kejadian, Rabu (6/9/2023).

Pria yang merupakan pemilik warung di wilayah tersebut mengungkapkan sejumlah hal yang dilihatnya dalam aksi tawuran kemarin sore. Pelajar yang disebut berjumlah ratusan orang itu masing-masing membawa senjata tajam.

"Saya tidak paham juga pakai seragam atau tidak, karena yang saya lihat itu bukan seragamnya tapi senjatanya itu. Senjatanya itu celurit terus ada pakai parang, terus ada rante, terus ada yang pakai botol itu, itu yang saya lihat, perkiraan itu kalau 100 anak itu lebih," kata dia.

"Kalau yang di sini itu rata-rata pakai seragam sekolah karena memang anak baru pulang sekolah, tapi kalau yang dari atas itu saya nggak paham juga. Karena secara mendadak tiba-tiba menyerang gitu," sambungnya.

Sujarno juga menerangkan bahwa para pelajar yang terlibat tawuran tidak melakukan pengrusakan terhadap property milik masyarakat. Meskipun begitu, dirinya mengungkapkan bahwa terdapat satu korban pelajar warga Metro Kibang dalam insiden tawuran tersebut.

"Tapi memang tidak merusak ke sini, korbannya itu ada satu orang. Kalau tidak kena bacok ya kena celurit, karena di pinggang itu sobek. Korbannya itu anak sekolah, informasinya sekolah di SMK 4," jelasnya.

"Anak itu kan baru pulang sekolah terus memang biasa nongkrong di sini untuk beli es, karena menurut informasi rumahnya itu ada di kibang. Jadi korbannya itu sobek di bagian punggung, kejadiannya juga jauh dari warung, di sebelah sana," imbuhnya.

Saat peristiwa terjadi, Sujarno yang khawatir langsung menutup warung miliknya. Ia berharap petugas keamanan dapat meningkatkan patroli di kawasan wisata Sumbersari.

"Saat kejadian itu karena saya ketakutan saya langsung menutup warung. Kalau yang seperti ini baru pertama kali terjadi, ya jelaslah kalau khawatir. Kami berharap mudah-mudahan aparat selalu meninjau lokasi ini, patroli ditingkatkan biar anak-anak itu jera. Namanya kejadian itu secara tiba-tiba dan itu pun mungkin dia mencari waktu yang tidak ada aparat," terangnya.

"Ini mengkhawatirkan masyarakat dan masyarakat sini juga geram. Masyarakat juga pernah menegur anak-anak yang nongkrong di wilayah sini, dulu juga sering ada anak-anak yang balapan liar terus dibubarkan oleh masyarakat," pungkasnya.

Sementara itu, Kapolsek Metro Selatan, IPTU Kosim TR menjelaskan bahwa informasi yang diterimanya terkait rencana tawuran pada Rabu (6/9/2023) adalah tidak benar alias hoax.

"Jadi faktanya untuk hari ini tidak ada tawuran, yang ada tawuran itu kemarin, tapi hanya pengeroyokan kepada salah satu siswa SMK Negeri 4. Jadi pelaku lebih kurang lebih 5 orang, Paman korban juga sudah melapor ke Polsek dan kelanjutannya sedang dilakukan penyelidikan oleh anggota sat Reskrim Polsek Metro Selatan," ungkapnya.

Dirinya menduga para pelaku pembacokan pelajar tersebut juga merupakan pelajar di salah satu SMK di Bumi Sai Wawai.

"Kalau dari keterangan masyarakat petani yang melihat baju-bajunya kemungkinan para pelakunya adalah pelajar. Itu berdasarkan informasi dari masyarakat yang sempat memvideokan kejadian tersebut, dan para pelakunya rata-rata menggunakan seragam," bebernya.

"Sampai sekarang kami belum dapat menginformasikan itu pelajar mana, kemungkinan merupakan pelajar SMK yang ada di kota Metro ini. Kita akan secepatnya melakukan pengungkapan," tambahnya.

Guna mengantisipasi aksi tawuran antar pelajar terulang kembali, pihaknya bakal melakukan penyuluhan dan pembinaan ke sejumlah sekolah di wilayah Kecamatan Metro Selatan.

"Jadi kita sudah mendapatkan perintah dari Kapolres Metro agar kita di Polsek suruh hadir ke sekolah-sekolah untuk melakukan pembinaan dan penyuluhan khusus masalah kenakalan remaja," tutupnya.

Dalam kesempatan tersebut, Kasat Pol-PP Kota Metro, Jose Sarmento Piedade mengimbau pihak sekolah dan orang tua dapat melakukan pengawasan ekstra.

"Yang pertama kami memberikan himbauan kepada masing-masing sekolah terutama para guru untuk mengawasi anak-anaknya khususnya pada saat-saat jam kosong. Itu supaya agar siswanya tidak berkeliaran di tempat yang seperti ini, itu agar terhindar dari kejadian-kejadian tawuran dan lain-lain," tuturnya.

"Kemudian diharapkan kepada orang tua supaya dapat mengawasi anaknya juga, ketika anaknya berangkat sekolah harus dipastikan anaknya sampai di sekolah ataupun belum dan itu juga perlu pengawasan dari orang tua. Jadi ini adalah tugas bersama antara orang tua, guru maupun kami sebagai aparat untuk melakukan pengawasan dan pembinaan," lanjutnya.

Jose juga mengimbau agar masyarakat tidak mudah termakan informasi hoax. Tak hanya itu, ia juga menyarankan warga untuk melaporkan setiap aktivitas pelajar yang mencurigakan ke petugas Kepolisian.

"Jadi terkait informasi-informasi yang berkembang, kami harapkan kepada masyarakat yang mendengar informasi harus dicari tahu dulu kebenarannya. Jika ada anak-anak yang berkumpul dan ada indikasi anak-anak melakukan tawuran dan lain sebagainya segera melaporkan kepada Polsek terdekat, supaya menghindari isu-isu yang tidak benar," tegasnya.

"Dengan kejadian ini pasti nanti kami akan meningkatkan kegiatan patroli dan melakukan pengawasan. Nantinya Kami juga akan berkoordinasi dengan Polsek Metro Selatan dan tempat-tempat lain yang mungkin dijadikan tempat anak-anak pelajar untuk berkumpul," tandasnya.

Dari informasi yang dihimpun Kupastuntas.co, korban tawuran yang menderita luka bacok tersebut berinisial MI (15) pelajar kelas 10 di SMK Negeri 4 Metro. Ia merupakan warga Kibang Baru, Kecamatan Metro Kibang, Kabupaten Lampung Timur.

Sayangnya, hingga kini Kupastuntas.co belum mendapatkan informasi dimana korban menjalani perawatan. (*)