• Sabtu, 30 November 2024

Dampak Kekeringan, Debit Air PDAM Limau Kunci Lambar Menurun 50 Persen

Selasa, 22 Agustus 2023 - 13.40 WIB
180

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lampung Barat Padang Priyo Utomo. Foto: Kupastuntas.co

Kupastuntas.co, Lampung Barat - Pemerintah Kabupaten Lampung Barat melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mengatakan pemkab setempat tengah mengantisipasi dampak kekeringan yang mengintai imbas datangnya fenomena El-Nino.

"Pertama antisipasi terjadinya Karhutla dan memastikan ketersediaan air bersih untuk masyarakat karena informasi terbaru debit Air di PDAM Limau Kunci dalam tiga minggu terakhir yang di salurkan ke masyarakat sudah menurun hingga 50 persen," Kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lampung Barat Padang Priyo UtomoSelasa (22/8/2023).

Padang menambahkan dalam menghadapi puncak El-Nino yang di prediksi terjadi pada September hingga akhir tahun 2023 itu pihaknya pun saat ini sudah berkoordinasi lintas sektor bersama sejumlah instansi terkait.

"Kita juga berkoordinasi dengan stakholder terkait seperti Disbunnak, Dinas Ketahanan Pangan, DTPH serta instansi vertikal lainnya untuk antisipasi berbagai dampak yang ditimbulkan misalnya untuk menjaga ketersediaan air untuk lahan pertanian ataupun untuk lahan perkebunan," ujarnya

"Kemudian untuk mengupayakan kesiapan pemerintah daerah terkait ketersediaan pangan, tetapi alhamdulilah dalam rapat yang kita lakukan beberapa waktu lalu Dinas Ketahanan Pangan memastikan stok pangan kita aman sampai akhir tahun," sambungnya.

Padang Priyo Utomo mengatakan beberapa waktu lalu pihaknya telah menerima surat resmi dari BNPB terkait mitigasi bencana terjadinya fenomena El-Nino.

"Menindaklanjuti surat dari BNPB itu kita sudah membuat surat yang sama untuk di informasikan kepada camat agar memberikan informasi kepada warga terkait dampak El-Nino ke wilayah masing-masing," ujarnya.

Padang menambahkan isu fenomena El-Nino yang terjadi saat ini bisa menimbulkan kondisi yang buruk, namun pihaknya meyakini bahwa aparat pemerintah mulai dari tingkatan paling bawah sudah memahami situasi dan kondisi di lapangan.

"Sehingga bagaimana kita melakukan upaya kesiapsiagaan dini terhadap dampak yang ditimbulkan oleh fenomena El-Nino di Lampung Barat, ada dua aspek yang kita tekankan dalam menghadapi fenomena El-Nino," ujarnya.

Masih kata Padang meskipun Kabupaten Lampung Barat menjadi daerah yang memiliki resiko tinggi terdampak fenomena El-Nino, sampai saat ini belum ada keluhan masyarakat yang merasakan secara langsung dampak El-Nino.

"Karena intensitas hujan kita masih terjadi meskipun kecil masih ada intensitas hujan secara berkala jadi tidak terjadi tidak ada hujan sama sekali sehingga bentuk kesiapsiagaan pemerintah dalam menghadapi El-Nino memang sudah matang," ujarnya

Bahkan menghadapi kondisi terburuk dampak terjadi nya El-Nino Pemerintah Kabupaten Lampung Barat berencana akan membuat Satgasus yang akan melibatkan berbagai lintas sektor mulai dari Pemkab, TNI Polri hingga instansi terkait lainnya.

"Kami sudah menyampaikan nota dinas rencana tindaklanjut menghadapi situasi terburuk pada saatnya di butuhkan kita akan membuat Satgasus penanganan El-Nino utama nya dampak Karhutla dan Kekeringan," imbuh Padang

"Satgasus yang dibentuk nantinya akan melibatkan berbagai pihak lintas sektor baik melibatkan Pemerintah Daerah, TNI Polri, serta pihak terkait baik dari Provinsi ataupun lainnya untuk penanganan Karhutla dan Ketahanan Pangan," sambungnya

Berdasarkan pemetaan kata Padang 15 wilayah Kecamatan yang ada di Kabupaten Lampung Barat memiliki potensi ada nya titik api hanya saja ada kriteria dalam penentuan rawan, cukup rawan dan sangat rawan terhadap titik api.

"Kita juga eksisting melihat kondisi wilayah yang ada kita padukan data eksisting itu dengan titik api dari aplikasi Spartan BMKG sehingga ada 6 Kecamatan yang memiliki potensi cukup tinggi terbentuk nya titik api," lanjutnya.

Keenam Kecamatan yang memiliki potensi tinggi terjadi nya Karhutla yaitu Kecamatan Suoh dan BNS, Sumber Jaya, Batu Ketulis, Balik Bukit dan Lumbok Seminung. Bahkan saat ini kata Padang ada sejumlah wilayah yang sudah merasakan menurun nya debit air.

"Kalau untuk wilayah yang mengalami Kekeringan sebenarnya di 15 Kecamatan semua mengalami kondisi kekeringan namun hanya saja tingkatan nya yang berbeda hanya terjadi penurunan debit air bukan kekeringan ekstrem," kata dia.

Namun untuk mengantisipasi terjadinya keterbatasan ketersediaan air pihaknya melakukan sosialisasi untuk bisa memanfaatkan sumber air alternatif yang ada di wilayah masing-masing untuk mencukupi kebutuhan warga.

"Ini yang perlu kita sosialisasi ke masyarakat agar tidak terjadi kekhawatiran yang luar biasa sehingga di setiap Pekon kita mengimbau agar warga bisa mencari alternatif sumber air untuk kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan untuk lahan perkebunan mereka," pungkasnya.

Lahan Pertanian Mengering, Petani Pilih Tunda Musim Tanam Padi

Di lain pihak, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) mencatat sejumlah petani di beberapa Kecamatan di Bumi Beguai Jejama Sai Betik menunda masa tanam padi akibat dampak fenomena El-Nino.

Kepala DTPH Kabupaten Lampung Barat Natadjudin Amran membenarkan hal tersebut. Menurut Nata fenomena El-Nino yang terjadi saat ini memang memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap masyarakat khususnya petani.

Bahkan kata Nata berdasarkan laporan yang di sampaikan oleh petugas lapangan (PL) saat ini banyak lahan sawah milik petani yang mulai mengalami kekeringan sehingga para petani lebih memilih menunda masa tanam padi karena kurang nya pasokan air untuk pertanian mereka.

"Dari petugas kita di lapangan memang ada beberapa area sawah milik warga di beberapa Kecamatan misalnya di Kecamatan Suoh, Bandar Negeri Suoh (BNS), Lumbok Seminung dan beberapa wilayah lainnya yang mengalami kekeringan bahkan tanah nya sudah pecah," ujarnya, Selasa (22/8/2023).

"Bahkan ada beberapa petani yang sudah menanam padi harus mengalami gagal tanam dan menunda tanam padi untuk menghindari kerugian yang lebih besar lagi terjadi dampak adanya fenomena El-Nino yang terjadi beberapa waktu terakhir," Sambungnya.

Disinggung mengenai luas lahan pertanian yang terdampak Nata mengaku saat ini pihaknya masih melakukan pendataan di lapangan, sehingga belum mempunyai data rinci terkait luasan lahan yang sudah merasakan dampak langsung fenomena alam tersebut.

"Jadi secara rinci kita masih menunggu dari petugas kita di lapangan, tetapi untuk wilayah yang memang terancam kekeringan pada saat musim kemarau, hampir terjadi di semua wilayah lumbung padi, mulai dari Kecamatan Way Tenong, Sukau, Lumbok Seminung, Suoh dan Bandar Negeri Suoh (BNS)," sambungnya.

Anis, salah satu warga Kecamatan Bandar Negeri Suoh (BNS) tidak menampik adanya dampak terhadap lahan persawahan di Kecamatan setempat mulai terdampak fenomena El Nino, bahkan menurut nya banyak warga memilih menunda musim tanam padi.

"Saat ini, mayoritas lahan persawahan yang ada di Kecamatan Suoh dan BNS sudah mulai mengering bahkan terjadi keretakan pada tanah. Rata-rata sawah petani sudah mulai mengering, tanahnya pun keras dan sudah retak-retak yang menandakan bahwa kondisi tanah benar-benar kering," ujarnya di hubungi via sambungan selulernya.

"Selain itu hampir dua bulan juga sudah tidak terjadi hujan di sini, jadinya ya kering banget ini di sini. Apalagi di sawah-sawah. Dengan kondisi itu, jelas banyak petani yang mengurungkan niat untuk melakukan kegiatan penanaman Bahkan sejumlah tanaman petani di Suoh dan BNS seperti padi dan semacamnya juga mati hingga gagal panen," pungkasnya. (*)